Assalamualaikum guys
Kabarnya gimana nih?***
Pagi ini Adel berangkat sekolah seperti biasa, namun bedanya kali ini dia berangkat bersama kedua sahabatnya. Karena takut hal kemarin terjadi lagi, Tia dan Dwi memutuskan untuk berangkat bersama Adel.
Mereka berdua begitu ketat menjaga sahabatnya, walaupun tak bisa dipungkiri semua tatapan siswa siswi dikoridor mengarah ke Adel.
Adel berjalan menuju kelasnya didampingi oleh Tia yang disebelah kanannya dan Dwi yang disebelah kirinya. Adel menghiraukan tatapan-tatapan siswa siswi itu. Tapi, berbeda dengan kedua sahabatnya yang membalas tatapan itu dengan tajam.
"Apa lo liat-liat! Mau gue colok tuh mata ha?!" ucap Dwi dengan telunjuk yang mengarah ke siswi yang menatap mereka.
"Apa ha? Gak pernah liat orang cantik jalan?!" ucap Tia.
"Apa lo?! Adek kelas aja sok-sokan," ucap Dwi sinis.
Langkah mereka terhenti kala ada yang menghadang mereka. Vera dkk berdiri dengan angkuh di hadapan mereka, dengan bersedekap dada menatap remeh ke mereka.
"Ckck, berani berangkat sekolah juga lo," ucap Vera dengan senyum remehnya.
"Seharusnya yang ngomong gitu itu Adel bukan lo?!" ucap Tia emosi.
"Eh lo tuh diem aja, gak usah ikut campur," ucap Resa.
"Heh—" ucapan Tia terpotong karena Adel menginstruksinya untuk tetap diam.
"Berani banget lo sama senior! Ingat kita tuh senior kalian!" ucap Siska.
"Bacot" umpat Adel. Dia itu terlalu malas untuk berdebat pagi-pagi begini. Moodnya tadi sangat bagus, tapi saat melihat senior mereka yang sangat menjengkelkan itu, seketika moodnya turun.
"Wah wah wah, udah songong aja nih anak, baru juga dibela sama Esha udah berani banget," ucap Vera.
"Ingat! Esha tuh cuma milik gue! Cewek kayak lo itu gak pantes," lanjutnya dengan nada remeh.
Tia dan Dwi yang mendengarnya ingin sekali mencakar-cakar wajah seniornya itu.
"Jaga mulut lo?!" ucap Dwi dengan emosi.
"Udah kan ngomongnya wahai senior yang terhormat, kalau begitu kami permisi." ucap Adel dan menarik kedua sahabatnya untuk kembali berjalan ke kelas mereka.
Namun langkah mereka kembali berhenti kala Vera dkk menghalangi jalan. Mau apasih kakak kelas mereka tuh, pikir mereka.
"Gue belum selesai ngomong ya! Udah main nyelonong aja," ucap Vera.
"Masih gue peringatin sama lo ya, mulai sekarang lo jauhi Esha! Kalau lo sampai ngelanggar apa yang gue ucapin, ingat! Gue nggak akan segan-segan buat nyakitin lo lebih dari kemarin." Ucap Vera.
"Udah gue bilang berapa kali ha, lo tuh bukan siapa-siapa gue! Jadi lo gak ada hak buat ngatur-ngatur gue," jawab Adel dengan tegas.
"Gue itu kakak kelas lo, kalau lo lupa!" Ucap Vera.
"Oh iya, kakak kelas gila hormat," ucap Adel dengan santai.
Tangan Vera terkepal, emosinya terpancing dengan ucapan yang Adel lontarkan.
"Lo!" Vera menunjuk Adel dengan muka memerah menahan marah.
"Apa?" Adel menjawabnya dengan santai, seolah-olah menantang Vera.
Tangan Vera terangkat, dia mau melayangkan sebuah tamparan kepada Adel, kedua sahabat Adel yang melihat itupun mau menolong Adel namun Siska dan Resa mencekal tangan mereka.
Sebelum tangan Vera sampai dipipi Adel, ada sebuah tangan yang mencekalnya.
"Mau nampar hm?" tanya Esha dengan datar. Tangannya masih mencengkeram tangan Vera.
"Engg—" ucapan Vera terpotong kala tangannya dihempaskan dengan kasar oleh Esha.
Esha beralih menggengam tangan Adel, matanya menatap sekeliling yang sangat ramai siswa-siswi yang melihat mereka. Mungkin ini saatnya dia mengungkapkan semuanya.
"Del" panggilnya ke Adel yang saat ini sedang menunduk, sambil menatap tangan yang digenggamnya.
"You are mine" ucap Esha.
"Gak ada penolakan." lanjutnya.
"MULAI SEKARANG ADELISA PUTRI AGUSTIN PACAR GUE, ARYAAN ESHA ALVARO. KALAU ADA YANG GANGGU ADEL, SIAP-SIAP KALIAN BERHADAPAN SAMA GUE!" teriak Esha.
"Terutama lo!" tunjuk Esha kepada Vera.
Tia dan Dwi masih mencerna apa yang terjadi, keduanya berpandangan dengan muka cengo. Sampai 10 detik kemudian keduanya tersadar dan—
"KYAAA AKHIRNYA ADEL SOLD OUT" histeris mereka berdua dan memeluk Adel.
"Dikira gue barang apa, sold out," kesal Adel setelah melepas pelukan keduanya. Tia dan Dwi hanya menyengir.
"POKOKNYA PJ DONG" teriak Putra.
"Harus dong," timpal Andre.
"Pokoknya nanti istirahat traktir," ucap Tia dan diangguki oleh Dwi.
"Hm" jawab Esha.
Mereka berjalan menuju kelas mereka karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Meninggalkan Vera dkk, Vera menatap punggung Esha dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.
Berita bahwa Esha dan Adel resmi berpacaran sudah menyebar luas. Teman-teman sekelasnya mengucapkan selamat kepada sejoli itu.
***
Esha dkk dan Adel dkk memasuki kantin, seketika pandangan siswa siswi di kantin mengarah ke mereka, lebih tepatnya Adel dan Esha.
Tia dan Dwi pergi memesan, sedangkan yang lainnya mencari tempat duduk.
Esha dan Adel duduk berdampingan, Esha sibuk memandangi wajah pacarnya, menghiraukan tatapan-tatapan sahabatnya.
Sahabat-sahabat Esha memandang sejoli itu dengan kesal, apa engga ingat kalau ada mereka.
"Gini amat ngontrak di bumi," celetuk Putra.
"Dunia serasa milik berdua, yang lain ngontrak," timpal Andre. Berbeda dengan Tofa yang sejak tadi diam menyimak dengan tatapan datar.
"Pindah aja dah yok, pindah ke mars ajalah," kesal Putra.
"Diem lo put" tegur Tofa.
"Stop panggil gue dengan itu, emangnya gue cewek apa, pat put pat put," sinis Putra.
"Udah-udah, malah pada ribut lo pada. Nih makan," perintah Tia setelah meletakkan nampan berisi pesanan mereka, dibantu oleh Dwi.
Mereka semua memakan dengan tenang, walaupun telinga mereka dapat mendengar bisik-bisik tentang hubungan Esha dan Adel.
Setelah selesai mereka kembali ke kelas, tak lupa Esha membayar makanan mereka.
***
Jangan lupa vote and coment ya
Jangan lupa follow ig sy @dwiis_mawati24
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
DELSHA (ON GOING)
Novela JuvenilGimana jadinya jika Seorang Cowok dingin bertemu dengan Cewek Cuek Aryaan Esha Alvaro , biasa dipanggil Esha , cowok dingin yang selalu jadi incaran cewek-cewek, sangat anti dengan cewek entah karena masa lalu yg terlalu menyakitkan atau belum bisa...