Halooo guys
Assalamu'alaikum
Maaf baru bisa up, soalnya baru selesai ujian sekolah***
Keesokan harinya, Tia dan Dwi datang kerumah Adel. Karena Tia akan menjelaskan semuanya dari awal.
Suasana diruang tamu rumah Adel sungguh canggung. Tia yang sedang menyusun kata-kata, Adel yang menunggu sahabatnya berbicara dan menampilkan raut wajah datarnya, dan Dwi yang menatap kedua sahabatnya.
"Ehem, mau sampai kapan diem-dieman kek gini ha! Sampai tahun depan? Iya?" Dwi akhirnya mengeluarkan suaranya, dengan nada kesal.
"E-eh Del gue kesini mau jelasin semuanya, sebenarnya gue sama Esha itu saudaraan. Dia sepupu jauh gue, dan juga rumah kita tetanggaan. Kemarin pas kita berangkat bareng itu karena gue ga ada yang nganterin, terus mama gue nyuruh bareng Esha. Gue minta maaf kalau itu buat lo salah paham." Tia menjelaskan dengan mata berkaca-kaca. Adel yang mendengarkan penjelasan Tia seketika dia merasa orang yang egois, tidak mau mendengarkan penjelasan dari Esha maupun Tia.
"Tia... Gue juga minta maaf gak dengerin penjelasan lo." ucap Adel.
"NAH GITU DONG AKUR" teriak Dwi tanpa tahu malu.
Pletak
"Awsss, sakit cok." pekik Dwi dengan tangan yang mengelus jidatnya yang dijitak oleh Tia.
"Makanya jangan teriak, dirumah orang juga!" kesal Tia. Suka gedeg dia sama kelakuan Dwi.
"Ya maaf, orang Adelnya aja gak keberatan. Lagian bonyoknya Adel juga lagi gak dirumah." protes Dwi, Adel hanya menonton keduanya. Perdebatan Dwi dan Tia menjadi kesenangan sendiri baginya.
"Ya walau—" ucapan Tia terpotong oleh suara Zion.
"Apanih rame-rame" Zion datang dan langsung mendudukan diri disamping Adel.
"Eh bang Zi, ini Dwi teriak suka gak tau tempat," adu Tia kepada Zion. Mereka berdua sudah cukup akrab karena mereka sering bermain kerumah Adel, jadi sering berjumpa dengan Zion.
"Ih bing Zi, ini Dwi tiriik siki gik tii timpit. Nyenyenye" tiru Dwi.
"Dwikkkkkk" kesal Tia dan langsung melempar bantal sofa kearah Dwi. Zion yang melihatnya langsung panik sendiri, takut rumahnya jadi kapal pecah.
"Sakit goblok! Nih rasain nih!" Dwi membalas melempar bantal sofa kearah Tia.
"Eh eh jangan berantem woi!" pekik Zion dan langsung berdiri menghampiri keduanya. Adel? Dia hanya menonton, lumayan hiburan gratis.
Mereka berdua tidak menghiraukan Zion, mereka sibuk saling lempar bantal. Bahkan kepala Zion sampai terkena timpukan bantal.
"Woi Del! Ini temen lo berantem goblok! Bantuin pisahin bukannya malah nonton, jadi kapal pecah nanti rumah kita!" omel Zion.
Adel yang melihat Zion mengomel terkekeh geli. Dia beranjak dari duduknya dan menghampiri aahabatnya yang sibuk perang bantal. Dia menyeringai kecil dan—
"ADOHH ADOHH LEPASIN DEL, KUPING GUE COPOTT NANTI" teriak Dwi dan Tia. Adel menjewer telinga keduanya.
"Makanya jangan berantem, tuh lihat muka bang Zi sampai tertekan misahin kalian," Adel kembali terkekeh melihat muka kakaknya yang sudah masam.
"Pokoknya—
Ucapan Zion terpotong oleh nada dering dari ponsel Tia.
"Halo tante"
"Kamu dimana Ya?"
"Dirumah Adel tante, kenapa tan?"
"Ini, Esha sakit. Kamu nanti kesini ya, tante mau pergi, jadi gak ada yang jagain Esha. Kamu ajak temenmu juga ya, sekalian pacar Esha soalnya Esha susah banget disuruh makan, barangkali nanti dia mau"
"Ohh oke tan, nanti Tia kesana"
"Yaudah tante matiin ya"
Tia mengantongi ponselnya kembali, dan mendapat tatapan tanda tanya dari mereka.
"Eh del buruan ganti baju, Esha sakit. Ini maknya nelpon suruh kita bertiga kesana" Adel terlihat hendak melayangkan protes.
"Gak ada penolakan bestie! Udah buruan sana" Tia segera mendorong Adel untuk segera ganti baju.
"Eh lo berdua! Bersihin kekacauan yang kalian perbuat, udah kaya kapal pecah ini!" Zion berkacak pinggang, layaknya ibu kost.
Tia dan Dwi saling tatap, mereka saling melempar kode
1
2
3
"KABURRR"
"HEH MAU KEMANA KALIAN?!" teriak Zion.
"ADEL KITA TUNGGU DI DEPANN" teriak Tia dan Dwi.
"Biadap semua emang tuh bocah, gue lagi yang beresin. Hilang sudah niat mau santai-santai gue" gerutu Zion sambil membereskan ruang tamu yang sudah seperti kapal pecah itu.
***
Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menitan, mereka bertiga sampai dirumah Esha. Selama perjalanan diisi dengan perdebatan antara Dwi dan Tia.
Di circle kalian pasti adakan yang seperti mereka?
Tia langsung masuk kerumah Esha diikuti oleh Dwi dan Adel. Tak berselang lama suara motor terdengar bersautan. Para sahabat Esha, tadi Tia memberi tahu kalau Esha sakit kepada Andre.
Rumah Esha sungguh sepi, bunda Esha pergi bersama adik Esha dan ayahnya bekerja. Mereka segera menuju kamar Esha yang berada dilantai dua. Putra sangat bersemangat sekali, dia langsung membuka pintu kamar Esha sambil berteriak.
Ceklek
"ESHAAA, YUHUUU KITA DATANG NIH MAU NJENGuk lo"
Bruk
Mereka semua melotot kaget, bahkan parsel buah yang ditangan Adel pun jatuh. Didepan mereka, Esha sedang disuapi bubur oleh dia. Dia kembali.
To be continued
Jangan lupa vote, coment, and follow ygy
KAMU SEDANG MEMBACA
DELSHA (ON GOING)
Подростковая литератураGimana jadinya jika Seorang Cowok dingin bertemu dengan Cewek Cuek Aryaan Esha Alvaro , biasa dipanggil Esha , cowok dingin yang selalu jadi incaran cewek-cewek, sangat anti dengan cewek entah karena masa lalu yg terlalu menyakitkan atau belum bisa...