DONT LEAVE ME •10•

15.4K 1K 147
                                    

HAPPY READING

"Kenapa?"

Dua orang dengan berbeda jenis kelamin sedang menikmati pemandangan dari atas atap sekolah. Ah mungkin hanya seorang saja yang menikmatinya. Seorangnya lagi hanya menatap kebawah sebari melamun.

Mereka ialah Axasherra dan Xavier tentunya.

Dan ya, hanya Axasherra lah yang menikmati pemandangan dari atas rooftop. Sedangkan Xavier ia hanya melamun menatap kebawah. Mungkin masih overthinking?

Axasherra mengalihkan pandangannya ke areh Xavier, "Melamunkan apa hm?" Xavier mendongak.

"Engga, engga ngelamunin apa apa kok" ucapnya menggelengkan kepalanya keras.

Axasherra menatap dalam mata Xavier,"Kau tidak mencoba membohongikukan baby" ucapnya dingin dengan mengelus lembut pipi Xavier.

"Eugh, e-engga" gugup Xavier.

"Tapi matamu tidak bisa membohongiku baby. Coba katakan apa yang telah mengusik pikiranmu sekarang" ucap Axasherra mengangkat Xavier kepangkuannya.

Xavier mulai menelusupkan kepalanya ke ceruk leher Axasherra, "Kenapa?, kau menangis?" ucap Axasherra yang merasakan lehernya basah.

Xavier mendongakkan kepalanya dengan mata yang sudah berair, "Axa kemarin nyuekin Vier hiks, biasanya Axa selalu gendong Vier, cium Vier, negur Vier kalo Vier tiba tiba diam. Tapi kemarin engga, Axa malah cuekin Vier. Vier gasuka huaa" tangisnya dan kembali memeluk leher Axasherra menelusupkan kepalanya.

Axasherra terkekeh atas tingkah Xavier yang terlalu menggemaskan itu. Ia mencium pipi Xavier, "Maaf baby, aku tak bermaksud menyuekimu" bukanya berhenti menangis Xavier malah mengeraskan tangisannya itu.

"Ssht sudah" ucap Axasherra sebari mengelus bahu Xavier.

"Apakah kau tidak mau masuk kelas baby? atau kita pulang saja? " lanjutnya dan diangguki Xavier.

"Hiks pulang"

"Baiklah, kita pulang" Axasherra berdiri dengan menggendong Xavier ala koala. Saat ini memang kelas sedang berlangsung maka dari itu tidak ada murid yang berlalu lalang di koridor dll.

****

"Lu kenapa sih dari tadi diem aja ga kaya biasanya. Apa karna gaada Xavier lu jadi gini? " Giseline menepuk tangan Rayi yang berada didepannya.

Saat ini adalah jam istirahat ke-2. Dimeja itu hanya ada Giseline, Rayi, dan Keynan. Keynan yang sibuk dengan makanannya, Dan Rayi yang entah mengapa hari ini menjadi seorang yang pendiam.

Rayipun menatap Giseline, "E-engga kok, apaan sih orang dari tadi biasa aja" gugup Rayi seolah menutupi sesuatu.

"Tuhkan lo gugup, ada yang le sembunyiin ya dari kita?" Giseline memincingkan matanya.

"Apaan sih lo, ga jelas banget" ucap Rayi sinis.

"Rayi kenapa kok sinis gitu matanya sama kak Seline" ucap Keynan tiba tiba, saat melihat Rayi mensinisin Kakanya.

"Ck, udah cepet makan aja. Malah ngurusin hidup orang" Rayi mengalihkan pembicaraan.

Memang akhir akhir ini Rayi banyak mendapatkan masalah, masalah rumah maupun yang lainnya. Maka dari itu ia sangat tidak mood untuk berbicara dan lebih sering melamun.

Sebenarnya Rayi tau jika Giseline sudah curiga kepadanya, tapi ia tetap berusaha bersikap seperti biasa. Walau itu susah karena sangat mengganggu pikirannya.

AXAVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang