Ngapel di Kosan

1.9K 299 4
                                    



Jeno menuntun motornya. Beberapa kali ia berdecak kesal sepanjang jalan. Jarak kampus dan kosannya itu lumayan jauh jika ditempuh dengan jalan kaki, dan sekarang motornya mogok padahal tangkinya pun sudah diisi penuh.

"Lama-lama gue gadaiin lu, buat beli CBR" omel Jeno pada motor beat dengan warna putih yang sedang ia tuntun itu.

Gue bego juga ya, beat kok dituker CBR, dapet spionnya doang kali gue.

Sudah berjalan jauh sampai sekarang ia masih belum melihat tambal ban, ataupun bengkel sekedar untuk memperbaiki motornya yang mogok. Terpaksa Jeno berjalan sedikit lagi, gang kecil menuju kosannya sudah terlihat.

Kepalanya sudah mau meledak saat masuk kelas tadi, tiba-tiba dosen yang terkenal killer itu mengadakan kuis dadakan. Belum lagi matkul lain yang sebagian memberi tumpukan tugas untuk dikerjakan dirumah, dan terakhir motornya mogok. Paket lengkap banget.

Jeno tiba-tiba merogoh ponselnya yang ia selipkan di saku celana, menerima panggilan masuk— dari Bunda. Jarinya bergerak untuk menolak panggilan itu tanpa ragu.

"Akhirnya sampe," sumringahnya melihat gerbang kosannya didepan mata.

Dengan cekatan, tangannya membuka pintu gerbang, dan memasukkan motornya didalam. Ia bergegas melepas sepatunya dan menenteng
masuk—berjalan menuju kamarnya.

"Nak Jaksa!"

Baru menginjak tangga pertama, Ibu Kosnya sudah memanggil. "Ya bu?" tanya Jaksa tanpa merubah posisinya.

"Sini makan dulu, ada temenmu juga ini daritadi disini" Jeno membalikkan badan, berjalan menuju meja makan yang terletak ditengah ruangan.

Nakula melambaikan tangannya, ia sudah duduk di salah satu kursi yang melingkari meja makan bundar  itu. "Kok lo bisa masuk?" tanya Jeno yang sekarang mendekati Nakula dengan tatapan bingung.

"Tinggal buka gerbang, tutup gerbang, lepas sepatu, masuk pintu, tutup pintu kan?"

Jeno memutar matanya malas, moodnya sedang tidak pas untuk diajak bercanda. "Terserah lo deh" ia kembali melangkah menuju tangga.

"OI JENO! KOK KEKAMAR? MAKAN SAMA GUE SINI" teriak Nakula yang sekarang mengerutkan keningnya bingung.

Jeno lagi marah ya?

"NARUH SEPATU GUA DULU! MAU LU MAKAN SAMA SEPATU GUA?"

Oiye, sepatunya ditaruh dulu.

Nakula terkekeh sendiri. Bingung ingin melakukan apa, alih-alih ia memainkan ponselnya, menghapus beberapa notif yang muncul di layar hpnya.

Ia sudah berencana menjemput Jeno seperti kemarin hari ini. Kio pun sudah ia pulangkan agar ia bisa bebas menjemput sang doi. Sudah setengah jam duduk di halte, Jeno belum memunculkan batang hidungnya. Nakula pikir Jeno sudah pulang, maka dari itu ia menuju kosannya yang sudah ia hafal.

Sekalian cari muka sama Ibu Kosnya, biar kalo pergi terus pulangnya malem dapet ijin.

"Ngapain kesini?" Jeno menarik kursi disebelah Nakula, ia sudah berganti pakaian. Setelan kaos coklat mudanya dengan celana kolor bewarna putih itu sedikit menarik perhatian Nakula.

Scars Under Stars (Jaemjen) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang