Plester dinosaurus

1.3K 198 17
                                    



"Aww, shhh—sakit bego" Haechan meringis ketika ujung kapas itu kembali menyentuh ruam-ruam luka yang kentara di wajahnya.

"Diem, udah pelan-pelan ini"

Dengan cekatan tangannya kembali mencelupkan ujung kapas ke baskom yang berisi air campuran obat antiseptik. Ia mengusap pelan ke ruam luka yang kentara di sisi rahang Haechan.

Sedikit berbeda seperti biasanya, pria dengan mulut pedasnya itu kini telaten mengobati Haechan yang baru saja beradu fisik dengan Nakula.

"Plesternya sisa gambar dinosaurus doang nih, gapapa lah ya?" tanyanya sambil meniup ruam luka pada rahang Haechan. Tak sadar, hal tersebut sedikit membuat bulu kuduk Haechan meremang.

"Jangan lah, mau ditaroh mana muka gue" cetus Haechan saat melihat kakak tingkatnya itu mulai membuka bungkus plester bergambar dinosaurus.

"Udah nurut!" paksa Mark yang sekarang mulai menempelkan plester bergambar dinosaurus itu tepat diluka rahang Haechan. Sementara Haechan kini mencebikkan bibirnya kesal akibat protesnya itu tidak diindahkan oleh Mark.

"Malu gue, kaya bocil jadinya bang" Ia mencebikkan bibirnya ketika mengusap plester bergambar dinosaurus itu yang sekarang tertempel apik menutupi lukanya.

"Emang bocil," ujar Mark— yang kini dipelototi Haechan.

"Lo kenapa sih sama Nakula?" tanya Mark, bohong kalau ia mengatakan tidak penasaran atas kejadian yang terjadi setelah latihan tadi. Haechan yang mendengarnya pun menolehkan wajahnya kembali.

"Biasa cekcok dikit," Haechan tidak ingin menjelaskannya secara gamblang. Toh, Mark juga bisa bertanya pada anak lain.

Mark ber-oh ria, ia tidak ingin membahas lanjut ketika tau Haechan tidak tertarik untuk menjelaskannya lebih detail. "Besok latihan kan lo?! Waktu latihan kita dikit doang loh"

"Iye-iye latihan kok, tapi gue ijin telat ya? Besok matkul terakhir agak molor biasanya"

"Santai, tadi aja latihannya juga ngaret" Mark membereskan kotak obat yang semula ia gunakan untuk mengobati luka Haechan. "Nanti kalo plesternya udah mulai lusuh ganti, takut ga kering-kering luka lo"

Haechan mengangguk, "Iya oke, lo balik sendiri bang?"

"Iya nih, lo balik sama cewek lo ya?" tanya Mark yang diangguki oleh Haechan. Ia berjalan menuju kotak P3K dan meletakkan obat antiseptik, plester, serta kapas ke tempat semula. Mark juga membereskan kapas bekas yang ia gunakan tadi.

"Thanks ya bang,"

"Santai," ucap Mark yang sekarang meraih kotak rokok dan memasukkannya kedalam tas tasnya.

Ia melenggang keluar dari ruang unit kesehatan beriringan dengan Haechan. Namun mereka berpisahan di persimpangan lorong. Mark yang berjalan menuju parkiran belakang, dan Haechan menuju parkiran depan.

Drtt..drrt..

Mark merogoh ponselnya yang bergetar didalam saku celana. Ia menggelengkan kepalanya setelah membaca display name yang barusan menghubunginya itu.

Jaehyun is calling...

"Halo, kenapa?"

"Lo udah cabut dari kampus belum?" Jaehyun bertanya.

"Belum, nih gua mau balik"

"Kantin dong,"

Mark mengerutkan keningnya, "Dalam konteks?"

"Gabung aja sini, gua lagi sama Taeyong nih"

"Tai, gue jadi nyamuk yang ada" gerutu Mark langsung dihadiahi tawa Jaehyun di sebrang telfon.

Scars Under Stars (Jaemjen) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang