Yuta Party's

1.2K 200 10
                                    



Seperti yang dijanjikan, Yuta benar-benar menggelar party kecil-kecilan untuk merayakan ulang tahunnya yang sebenarnya sudah lewat beberapa hari. "Eh, adzan coy, maghriban dulu lah," ujar Changbin membuat Bangchan menoleh kearahnya.

"Emang ada mushola?" tanya Bangchan sambil mengecilkan api dari kompor panggangan. "Jaksa, gantiin gue bentaran. Maghriban dulu gue nih"

"Didalem ada tadi ditunjukin Yuta,"

Jeno yang mendengar namanya dipanggil langsung beranjak meletakkan pisau dan sosis yang sebagian sudah ia potong kecil-kecil. "Iya udah sana lu sholat dulu," Jeno mulai membolak-balikkan sisi jagung—agar semua sisi terbakar secara merata.

"WOI! Cewek tuh bro carry aja carry" teriak Hyunjin heboh yang sekarang sedang mabar bersama Lucas diatas tikar.

"Halah giliran cewek aja gercep lo," cibir Guanlin seraya menata jagung yang diolesi mentega itu diatas nampan.

"Maklum Jin, dia kan jomblo. Makanya iri" bela Lucas yang sekarang sibuk menertawakan Guanlin bersama Hyunjin. "Nyindirnya gausah to the point ya bangsat"

"Eh, langsung dikasih saos apa tar aja nih pas mateng?" tanya Jeno.

"Gausah dulu sa, tar dikasih pas mateng aja. Gue gadoyan pedes banget" kata Hyunjin yang dibalas anggukan Jeno.

Yuta datang dengan tentengan plastik yang ia bawa, ia meletakkannya dimeja. "Speakernya gak dinyalain?"

"Jangan dihidupin dulu, pada sholat didalem" Jeno mengingatkan. "Tumben pada sholat" ucap Yuta yang sekarang ikut bergabung dan duduk diatas tikar.

"Eh itu dagingnya gue beliin yang udah dipotong, tinggal bikin bumbu. Ada yang bisa bikin ga?" Yuta menunjuk tentengan plastik yang ia taruh meja.

"Bangchan bisa bangchan, bokapnya buka sate madura kan, bisa lah tipis-tipis" kata Lucas. "Oiya, boleh lah Bangchan aja"

"Cas gantian dong! Pegel nih" panggil Jeno yang tak diindahkan oleh Lucas, "Satu ronde lagi janji gue sa, bentar! Sayang nih kalo ga chicken"

"Alah gaada-gaada, cepet gantian" Jeno memindahkan beberapa jagung yang sudah siap dimakan kedalam nampan, panggangan elektronik ia kecilkan.

"Wiisss! Yang bagian jagung udah mau selesai berarti?" Changbin datang disusul dengan Bangchan yang selesai sholat.

Jeno mengangguk "Kurang sosis ama daging nih"

Lucas beranjak dari duduknya dan menuju kompor panggangan yang sudah disiapkan, "Bisa ga lo?" tanya Bangchan melihat Lucas yang mulai menata jagung diatas panggangan.

"Bisa lah, ngeledek lo"

"WAH GOSONG ANJIR GOSONG CAS" ujar Yuta heboh.

"BARU DITAROH BANGSAT!"

•••

"Satu lagi dong," pinta Jeno sambil menyodorkan gelas. Changbin yang mendengarnya pun segera mengisi gelas dengan Whiski, nyaris penuh.

"Jangan minum banyak lo Sa, tar kalo pulang gabisa gantian nyetir, kalo lo teler" Lucas mengingatkan. Jeno mengangguk saja, ia kembali memutar kaleng yang berada ditengah mereka.

"NAH AKHIRNYA GUANLIN!" sorak mereka.

Truth or Drink,

Ketujuh pria dengan setengah kesadaran itu memutuskan untuk bermain Truth or Drink, semata untuk menghilangkan jengah. Jam masih menunjukkan pukul 09.00, dan tentu saja bukan kebiasaan mereka untuk pulang di jam sekarang.

"Ayo sa, puter lagi siapa yang nanya" ujar Yuta sambil menyulut rokoknya.

Jeno kembali memutar kaleng, putarannya berhenti tepat di depan Lucas. "Yah anjir, kok Lucas bangsat. Alamat nanya hal-hal yang gaberes nih" Guanlin memaki.

"Mampus lo" Bangchan tertawa mengejek. Dapat ia lihat raut kemenangan dari Lucas dan raut kesal dari Guanlin.

"Ngga ini gampang kok, bentar deh gue mikir dulu—Ah iye! Pernah ditolak sama siapa? Nah gampang tuh. Udah buntu otak gue sumpah" ujar Lucas sambil mencomot jagung bakar.

Hyunjin tertawa, "Ayo jawab lin, tapi emang masa pernah ada yang nolak lo?"

"Ya ada lah, gue ga sesempurna Cha Eunwoo ya. Tapi kayanya lo pada kenal deh yang nolak gue"

"Hah, siapa?" Jeno penasaran.

"Siapa emangnya?" Yuta refleks berhenti menghisap rokoknya.

Guanlin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, melihat reaksi teman-temannya yang sekarang menunggu jawabannya dengan antusias, "Sama Tzuyu, temen gue dari SMA sih. Pada kenal kan"

"Ohh Tzuyu,"Changbin ber oh-ria. "Yang dulu lo deketin pas ospek juga ga sih?" lanjut Changbin yang dibalas anggukan dari Guanlin.

"Lanjut-lanjut!" Bangchan mengambil alih kaleng yang semula dipegang Jeno. Tak menunggu waktu yang lama ia memutar kaleng tersebut.

"Eh gue mau daging dong, udah habis belum?" Hyunjin bertanya. "Masih ada nih, mau lo?" Yuta menyodorkan piring kearah Hyunjin.

"Mau dong,"

"NAH JAKSA! akhirnye berenti di Jaksa" giliran Guanlin berteriak heboh. Jeno mendelikkan matanya ketika ujung kaleng tersebut tepat menunjuk kearah dirinya. "Bangsat, di gue anjir"

Bangchan mengangkat tangannya, "Gue dong gue, gue daritadi belum dapet jatah nanya"

"Gue juga mau nanya kalo Jaksa anjir, banyak banget yang yang mau gua kepoin" Changbin berujar. Jeno menatap mereka jengah. "Yaudah suit deh lo berdua,"

"Gabisa ya, gue duluan Bin!" Bangchan berujar. "Ah jadi bingung gue, apa ya— Ohh! Lo lagi nge-crushin siapa Sa? Gue lihat-lihat kok gapernah mepet cewek kayanya"

Jeno mendengus, "Ah anjir, gaada pertanyaan lain apa"

"Ya jawab aja, Sa. Lagian udah biasa juga kan buat blak-blak an masalah cewek"  Hyunjin berujar santai.

Masalahnya ini cowok anjing, bukan cewek.

"Drink deh gue, drink!" putus Jeno membuat mereka kompak kecewa. Apalagi Bangchan yang daritadi menunggu jawaban Jeno.

"Ga ya! Jawab aja sa, gue gamau lo tepar pas pulang nanti astaga" Lucas mengingatkan. Jeno berdecak, ia menggaruk rambutnya yang tidak gatal. "Yaudah depannya aja deh depannya,"

"Apa huruf depannya?" Bangchan antusias.

"N,"

Jawab sendiri, kok deg-deg an sendiri Jen?

"LO SUKA SAMA GUE?" pekik Yuta tiba-tiba.

"Kok bisa sama lo apa hubungannya bangsat?" Jeno menatap Yuta bingung.

"Kan N, Nakamoto Yuta"

"Bangke yut,"

Tbc > Next Chapter

•••

Happy Monday!  
Hope u like it 👋🏻

Scars Under Stars (Jaemjen) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang