Alina tertidur setelah kejadian itu dan Satria membuka pintu membuat seluruh keluarga yang menunggu di depan pintu menghembuskan nafas bersyukur gadis itu tidak melakukan apapun.
"Satria terima kasih ya udah bantu kita buat buka pintu nya." Ucap Irena di angguki oleh Satria, lalu dia berpamitan untuk pulang karena ada urusan mendadak.
Satria mengendarai mobil nya menuju bandara, ia mendapat pesan dari sepupu nya itu untuk menjemput.
Satria mendengus, sepupu nya itu terkadang melakukan apapun yang ia sukai tanpa berpikir panjang seperti saat ini dan yang repot adalah Satria sendiri karena bagaimana pun ia bertanggung jawab bila terjadi sesuatu.Sampai di bandara ia melirik ke sana kemari sampai seseorang berpakaian serba hitam dengan masker putih duduk tak jauh dari dirinya berdiri.
......
"Mark!" Teriak Satria membuat sang empu menengok dan melambaikan tangan nya.
"Eyyo brother! Apa kabar nih?" Tanya Mark sambil berlari menghampiri Satria.
"Baik, kenapa lo ga bilang dari awal kalau mau liburan disini? Kan gue jadi ga kaget tapi sumpah gue kaget kirain lo kabur maka nya gue telepon tante Giselle." Jelas Satria.
"Aduh abang mah kok bilang Mamih sih? Nanti dia nyusul ke sini." Mark berdecak tak terima.
"Ya daripada gue di apa-apain sama Tante Giselle lebih baik gue tanyain dulu lah ke dia."
"Yaudah lah, ayok mau makan masakan Mamah." Ucap Mahesa berjalan lebih dulu sambil menggeret koper nya.
Mark sudah seperti seorang adik bagi Satria maka dari itu lelaki yang seumuran dengan Alina memanggil Ibu nya dengan sebutan Mamah.
.
"Mamah!! Mark datang nih." Teriak Mark senang membuka pintu rumah Satria.
"Oh anak ganteng Mamah pulang, kok ga bilang-bilang sih?" Tanya Ibu Satria memeluk Mark.
"Biar surprise Mah, Mamah masak apa nih? Mark lapar."
"Dih mandi dulu! Baru sampai kok langsung minta makan." Sindir Satria langsung di pukul bahu nya oleh sang Ibu.
"Biarin toh Mark juga anak Mamah. Udah sana kamu yang mandi seharusnya."
"Mamah gitu ya kalau Mark datang selalu lupa kalau punya anak satu lagi." Ketus Satria lalu pergi ke kamar nya membuat Mark tertawa.
Hal ini lah yang sering ia lihat, Mark tahu Satria mengatakan itu hanya bercanda jadi ya sudah biasa-biasa saja.
.
Satria langsung duduk di sofa kamar nya mengecek ponsel bertanya pada Tyo apakah Alina sudah bangun namun belum di balas oleh Tyo membuat nya memutuskan untuk mandi menyegarkan diri.
Setelah selesai ia berpikir untuk memberikan kado apa yang cocok untuk pujaan hati nya, kalau boneka mungkin terdengar sedikit alay dan persis seperti remaja puber, perhiasan? Tapi sepertinya Alina tidak terlalu suka hal itu.
Ia berpikir keras sampai akhirnya menelepon Kevin bertanya hal yang di sukai Alina tapi ujung-ujungnya ia sendiri tidak menemukan jawaban yang cocok, Satria mendesah lelah entahlah dia sangat pusing bagaimana lelaki itu harus mulai pendekatan karena lelaki itu tidak punya pengalaman dalam masalah percintaan hidup nya terlalu kaku tidak seperti teman nya yang lain.
Johnny calling...
Ponsel nya berbunyi dan tertera nama sahabatnya itu, ia mengangkat nya.
"Sat main sini! Gue punya sesuatu buat lo." Ucap Johnny membuat Satria mengernyitkan dahi.
"Punya apa lo? Wanita? Ga tertarik gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife Bad Girl - Nakamoto Yuta (END)
Fiksi PenggemarDI HARAPKAN UNTUK SELALU VOTE WALAUPUN CERITA INI SUDAH END SEBAGAI APRESIASI KALIAN TERHADAP PENULIS🙏✨ 🔞 "Tatoan di tangan tapi di depan abang nya nangis!" - Satria wijaya "ini bukan tato beneran, ini dapat tato dari permen karet." - Alina Mahara...