Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
Lima belas tahun yang lalu...
“Nathan, terima kasih ya udah mau nerima Celia jadi istri kamu. Tolong dijaga baik-baik ya, karena Ayah udah nggak bisa jagain dia lagi. Sekarang, tugas Ayah buat jagain Lia udah selesai. Ayah serahkan putri Ayah sama kamu.”
Agung yaitu ayah Lia yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit dengan lemah akhirnya bisa bernapas lega dan pergi dengan tenang karena sudah menemukan sosok laki-laki yang menurutnya bisa bertanggung jawab atas putrinya.
Pria itu mempercayakan purtinya pada Nathan, berharap laki-laki itu bisa membimbing putrinya dengan benar dan menjadi sosok suami yang bisa diandalkan.
“Iya, Ayah. Aku janji akan ngejaga Lia. Ayah nggak perlu khawatir lagi, ya.” Nathan menggenggam tangan pria itu yang kian mengerut.
“Nanti kalau kalian punya anak, jaga baik-baik anak kalian ya. Jaga keluarga kamu.”
“Iya, Ayah.”
Lalu sore itu, Agung akhirnya mengembuskan napas terakhirnya tepat setelah Nathan dan Lia mengucap janji. Pria itu akhirnya bisa pergi dengan damai, menyusul sang istri yang lebih dulu berpulang.
Lia menangis sejadinya, menatap wajah ayahnya yang mulai memucat. Air matanya tak henti-hentinya menetes. Kini Lia tidak punya siapa-siapa lagi selain Nathan dan ibu serta ayah mertuanya. Lia seorang diri.
“Ayah udah tenang, jangan nangis. Nanti ayah ikut sedih dan berat perginya,” bisik Nathan dengan pelan sembari terus menepuk pelan pundak Lia.
Lia terdiam sejenak setelah mendengar penuturan Nathan perihal janji yang laki-laki itu buat bersama ayahnya.
“Makasih karena udah nepatin janji itu sampai sekarang. Tapi tetap aja, kamu nggak bisa nerima aku di hidupmu. Maksudku.. kamu nggak bisa sayang sama aku.” Lia tersenyum tipis dan menunduk.
“Celia..”
“Tapi nggak apa-apa, kok. Aku nggak apa-apa. Kamu cukup sayang sama si kembar aja, aku seneng. Aku tahu kok semuanya, semua yang terjadi di belakangku. Tapi aku memilih diam soalnya aku nggak mau tahu lebih jauh dan jadi sakit hati sendiri. Itu sebabnya, aku nggak nanya apa-apa lagi kalau kamu bilang kamu sibuk.”
Lia mengusap air matanya dan hendak berlalu tapi kali ini Nathan yang menahan tangannya.
“Emangnya kamu sayang sama aku?”
“Kamu pikir aja, hidup selama lima belas tahun sama kamu dan jalani hari-hari bersama, emangnya siapa yang nggak akan sayang?” Lia malah balik bertanya yang membuat raut wajah Nathan berubah seketika, menjadi lebih datar. “Tapi nggak usah dipikirin, perasaanku ini urusanku sendiri. Tiap orang bebas sayang sama siapa aja ‘kan. Walaupun status kita nikah tapi itu hanya status ‘kan. Kita kayak hidup sendiri-sendiri selama ini. Cuma akting layaknya suami istri di depan anak-anak aja.”
Lia meluapkan isi hatinya malam ini, menumpahkan segala sakit yang dia rasakan selama ini.
“Tenang aja, Nat. Aku cuma minta kamu bertahan dua tahun lagi. Setelah itu, kita pisah. Kamu bebas ngelakuin apa aja dan nggak terikat status nikah sama aku,” lanjut Lia yang kembali menunduk. “Soal janji kamu sama ayahku, nggak usah dipikirin. Lagian ayahku udah meninggal, kamu nggak akan dihakimi sama beliau kalau ingkar. Nggak ada perjanjian tertulis juga, jadi nggak usah dipikirin. Udah ada Jean yang bisa jagain aku dan Jian yang buat aku tetap kuat.”
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION [JAELIA✔️]
FanfictionSeperti salah satu makna Bunga Dandelion yaitu kuat dalam kerapuhan, seperti itulah kehidupan Celia setelah menikah dengan Nathan. ©dear2jae 2021.