02. Quality Time

1K 196 120
                                    

Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)

*

Ponsel Nathan terus saja berdering dan itu membuat seorang perempuan berdecak kesal. Kalau bukan karena sebuah perjanjian yang dia buat bersama Nathan, maka panggilan itu sudah diangkat sedari tadi.

“Ponsel kamu bunyi terus dari tadi, aku jadi kebangun,” gerutunya saat melihat Nathan keluar dari kamar mandi dengan pakaian rapi.

Nathan mendekat lalu duduk di tepi ranjang dan meraih ponsel itu. Ada lima panggilan tak terjawab dari Jian. Segera saja Nathan memanggilnya kembali.

“Halo, Ayah. Kenapa lama sekali diangkat? Ayah di mana?” suara seorang gadis remaja di seberang yang tak lain adalah Jian, anak perempuannya.

“Ayah lagi ngurus sesuatu. Sekarang Ayah pulang.”

“Cepet, kita semua udah siap nih. Tinggal nungguin Ayah aja.”

“Iya.”

Nathan beranjak setelah mengecup kening sang kekasih yang sudah bersamanya selama lima belas tahun terakhir ini. Fakta bahwa Nathan telah menikah sangat dia ketahui tapi itu tak membuatnya mundur karena pada dasarnya dialah yang memiliki Nathan.

Perjanjian yang mereka buat adalah kalau ada panggilan dari keluarga Nathan, entah itu Lia atau Jean dan Jian, Elena tidak boleh mengangkatnya bahkan mereject panggilannya sebelum Nathan sendiri yang bertindak. Ya, namanya Elena.

“Aku pulang dulu. Hari ini ada jadwal makan malam bersama.” Nathan beranjak lalu meraih jasnya. “Bangun sana, udah sore.”

“Nanti kalau pulang, kamu ke sini lagi nggak? Tidur di sini malem ini, ya? Nat?” rengek Elena.

“Besok aja, lagian udah tiga hari aku nggak pulang. Nanti anak-anak curiga.” Nathan mengusap pelan kepala Elena dan melambaikan tangan saat akhirnya keluar dari kamar perempuan itu.

Nathan dan Elena sudah menjalin sebuah hubungan jauh sebelum Nathan dan Lia menikah. Itu sebabnya Nathan menolak dengan keras tapi sayangnya dia tak dapat berkutik karena keinginan ayahnya yang begitu kuat.

Bahkan setelah pernikahan Nathan dan Lia berjalan selama lima belas tahun, mereka masih sering saling menemui. Tidak ada kata putus di antara mereka walaupun faktanya Nathan sudah punya anak bersama Lia.

Awalnya Elena marah-marah tapi Nathan berusaha menenangkannya dengan mengatakan bahwa itu semua keinginan ibunya.

Lia tahu, bahkan sangat tahu tentang hubungan Nathan dan Elena. Tapi, Lia hanya meyimpannya sendiri. Mencoba bertahan karena ayahnya, tapi sekarang Lia ingin bertahan sebentar karena anak-anaknya.

Sesaat setelah Nathan sampai rumah, dia menghampiri anak-anaknya yang sudah menunggu di ruang tengah dengan wajah jengkel serta Lia yang baru saja keluar dari kamar.

“Ayah lama banget, padahal dandananku udah on point dari tadi.” Jian merengek sambil berhamburan ke samping Nathan. “Hng.. Ayah ganti parfum, ya? Kok aku nggak pernah cium bau ini sebelumnya?”

Nathan terdiam sedangkan Lia yang mendengarnya hanya tersenyum tipis. Lia sudah hapal baunya, setiap kali Lia mencuci pakaian Nathan, bau parfum khas perempuan sangat melekat pada pakaian suaminya. Lagi-lagi, Lia hanya menyimpannya seorang diri demi anak-anaknya.

“Tadi jas Ayah sebelahan sama cardigannya temen Ayah yang perempuan,” jawab Nathan akhirnya yang lagi-lagi membuat Lia tersenyum tipis.

“Kalau gitu karena Ayah telat dikit, dikit aja. Ayah harus beliin aku make up, ya? Punyaku habis soalnya.” Jian terkekeh.

DANDELION [JAELIA✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang