6. two side

111 16 2
                                    

ketemu ayah adalah hal yang paling tidak disukai mark, mau itu bertemu dengan tidak sengaja ataupun sengaja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ketemu ayah adalah hal yang paling tidak disukai mark, mau itu bertemu dengan tidak sengaja ataupun sengaja. mark tetap tidak suka.

ayahnya itu terlalu egois untuk menjadi seorang ayah, membiarkan anak berumur sembilan tahun sudah berpisah dengan ibu dan kedua saudara kandungnya tanpa rasa peduli sama sekali, membuat mark sedikit banyaknya menyimpan rasa benci kepada ayah kandungnya ini.

"tadi aku mampir sebentar beli roti, dimakan yah." ucap mark seadanya saat sudah duduk di hadapan sang ayah.

jaehyun; ayah mark terkekeh, "masih peduli sama ayah, kamu?" sindirnya.

mark mengangkat satu alis camarnya, "tadi mau aku kasih ke nenek, cuma udah keburu liat notif ayah suruh dateng ke rumah sini ya mau gimana lagi."

jaehyun tentu tahu anaknya ini memiliki rasa benci kepada dirinya, namun hal tersebut jaehyun lakukan untuk membalas perbuatan istrinya di masa lalu. padahal bukan salah mark sih.

jaehyun hanya ingin mark benar-benar menjadi hasil dari didikannya, mark sudah jaehyun sekolahkan di sekolah elite dan terpandang sejak mark duduk di bangku sekolah dasar; walaupun itu melalui banyak paksaan agar anak sulungnya itu mau mengikuti perintahnya.

"ayah mau kamu dateng ke meeting di hotel kargari bareng angel-"

"yah please, aku gamau pergi bareng. angel dia cuma pansos yah, ayah ngga pernah ngerti."

jaehyun mendecak, "kamu sekali aja ngga bisa nurut ayah apa? mau, kamu jadi gelandangan kayak orang-orang kurang beruntung di luaran sana?"

mark hanya diam tak bergeming, terlampau malas meladeni ayahnya yang cerewet bila keinginannya tidak mark penuhi.

"mau ayah tarik semua fasilitas mu?"

mark muak, ia bangkit dan menatap tajam mata jaehyun, "i dont fvcking care." umpatnya lalu keluar dari rumah mewah ayahnya.

"marka adityama! jangan kurang ajar kamu!"

mark menulikan pendengarannya, ia tetap mempercepat gerakan kakinya agar segera bisa pergi dari rumah ayahnya. sebelum benar-benar meninggalkan rumah sang ayah, mark kembali mengecek notif pesan dari jaehyun.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

pada akhirnya mark akan selalu mengalah, ia lelah jika harus mendengar celotehan neneknya yang cenderung membela jaehyun dalam hal ini, neneknya itu akan selalu mengatakan sikap jaehyun yang seperti ini akan menjamin masa depan mark menjadi lebih ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

pada akhirnya mark akan selalu mengalah, ia lelah jika harus mendengar celotehan neneknya yang cenderung membela jaehyun dalam hal ini, neneknya itu akan selalu mengatakan sikap jaehyun yang seperti ini akan menjamin masa depan mark menjadi lebih baik.


berbeda dengan sang kakek yang berpihak pada mark, selalu men-support mark dalam keadaan apapun. namun sayang, kakek mark tengah terbaring lemah diranjang rumah sakit karena penyakit asmanya kambuh; mark jadi tidak ada support system kalau begini caranya.

***

haechan tengah membaca ulang materi yang tadi sudah mark bahas dan jelaskan, ia benar-benar bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik setelah mendapat sedikit tekanan dan wejangan dari papanya saat itu.

ten tersenyum melihat haechan yang terlihat fokus dengan materi yang tengah dipelajari, "adek mau mama buatin sesuatu ngga?"

haechan langsung mengalihkan pandangannya, "mama ngga cape? nanti aja kio ambil cookies sendiri di dapur." balas haechan lalu kembali fokus dengan bukunya.

ten benar-benar tak bisa menahan senyumnya, kiona anak bungsunya sudah besar sekarang, sudah tumbuh menjadi anak yang pengertian dan peka dengan lingkungan sekitar.

tanpa mempedulikan ucapan haechan tadi, ten berjalan menuju dapur guna mengambil cookies dan segelas susu untuk anaknya itu.

"semangat belajarnya ya sayang, apapun hasilnya nanti. mamah bakal tetep bangga sama adek, belajar jangan dijadikan beban ya?" ucap ten setelah meletakkan stoples cookies dan segelas susu diatas meja.

haechan terharu, "iya, makasih banyak ma."

"sama-sama kiona, mama masuk kamar dulu ya."

haechan hanya mengangguk sebagai jawaban, sepeninggalan ten; haechan menangis. otaknya menerawang kejadian saat hendery masih tk dimana orangtuanya bertengkar hebat bahkan hampir bercerai.

setiap pulang bermain dari luar, hanya ada suara teriakan dan bentakan yang ia dan kakaknya dengar. dua bocah itu hanya bisa berlindung dibalik pintu tanpa tahu apa masalah dan apa solusinya,

namun haechan beruntung, sang mama lebih mementingkan keadaan anaknya daripada keadaannya sendiri sehingga ia dan johnny bisa memperbaiki hubungan mereka lagi demi masa depan sang anak.

haechan menghapus kasar air matanya lalu berpose peace sambil menatap bayangannya di tv yang tidak menyala, sinting.

"gapapa ki, mental lo baja. didikan lord adi ni bos." monolog haechan menguati dirinya sendiri.

tobecontinue!

this chapter kinda boring ngga sih?
semoga menghibur kalian ya! jgn sedih sedih, keep your smile on your beautiful face bestie 💖❕


heii, jgn lupa klik ⭐ yya!

theory of love ; markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang