•
•
•"Perkenalkan nama Embun, Embun Xaquila, bisa di panggil Embun. Mmm Embun.." ia melirik guru disebelahnya, kebingungan ingin mengatakan apa lagi.
"Rumah Embun di mana?"
"Mm aku tinggal di komplek, belum tau nama jalannya soalnya belum tanya ke Bunda."
Sekelas kemudian tertawa ataupun terkekeh mendengar jawaban Embun yang polos.
Embun kembali menatap gurunya, apa ia membuat salah?
"Gak papa, cukup segitu aja Embun."
Embun mengangguk, lalu menghadap ke depan lagi. "Salam kenal ya semuanya.."
"SALAM KENAL EMBUN!" satu kelas menyaut dengan senang.
"Cantik banget!"
"Pindahan dari jerman nih!"
"Single gak ya?"
"Rambut nya cantik banget jadi iri!"
"Iya kan gua juga mau rambut gitu!"
"Halah tinggal di warnain."
"EMBUN DEGEM GUE!"
"Ha? Sape? Cantik bener masyaallah."
Embun melambaikan tangan pada Abi dengan semangat, di sampingnya juga ada Aron, cowok berkumis tipis itu turut memberikan senyuman.
Rasanya energi Embun kembali meningkat saat merasa sangat diterima di kelasnya. Ia masuk di kelas sebelas IPS 1.
"Udah udah nanti aja pas istirahat nanya nanya sama Embun. Kamu juga Cakra, jangan centil kamu kan udah punya Kinan."
Satu kelas langsung meledek Cakra yang kini mendengus.
"Aduin aja Bu sama Kinan."
"Putus putus," yang lain ikut mengompori.
"Awas aja ya lo semua," ujar Cakra.
Embun tertawa kecil melihat raut cemberut Cakra. Namun suasana hangat itu tak berlangsung lama ketika seseorang masuk ke dalam kelas tanpa permisi. Embun menggigit bibir bawahnya kala menyadari itu adalah salah satu cowok di mading tadi, Saga.
Kelas menjadi senyap. Embun yang masih berdiri di depan kelas tanpa sadar memperhatikan Saga yang melewatinya. Ah mereka sekelas rupanya. Dingin banget, batin Embun. jujur Embun jadi tidak suka cowok itu karena menyuruh Aron dan Abi meninggalkannya. padahal kan mereka teman pertama Embun disini. Untung saja ia tak tersesat.
"Saga dari mana?" tanya Bu Jihan.
"Ruang osis," jawabnya singkat lalu duduk di bangkunya.
"Yaudah Embun boleh duduk di depan bangku Saga ya. Itu dia yang baru masuk tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Saga's Favorite
Teen FictionPerempuan sempurna seperti Embun tidak mungkin mencintai monster sepertinya. Tidak. Mungkin saja... jika ia tidak punya pilihan?