●
●
●Embun mengetuk pintu beberapa kali sebelum melenggang masuk ke dalam kelas dengan langkah pelan. Beberapa teman kelasnya sudah datang, termasuk Jio dan Jeff. Di luar sedang hujan lebat, karena itu ia cukup kedinginan saat masuk ke ruang ber-AC ini.
Ia melangkah ke tempat duduknya untuk meletakkan tas dan kotak bekal ke dalam laci. Bibirnya tersenyum tipis saat Jio memanggilnya untuk bergabung dengan Jeff, tak hanya mereka berdua, disana juga ada Saga dan Aron. Mereka tampak duduk mengelilingi dua meja seakan tengah melakukan rapat.
"Sini, Mbun."
Saga melirik Embun dalam diamnya, kemudian maniknya mengiringi langkah kecil Embun mendekati mereka. Ia menarik satu kursi ke sisi kirinya yang terdapat ruang, mengisyaratkan gadis itu untuk duduk disana.
"Gue merinding kalau Saga so sweet begini," ujar Aron menaik-turunkan alisnya menggoda.
"Ayo duduk, neng Embun."
Embun mengerjap. "Aku mau dekat Jio."
Jio meringis tak enak ketika melihat Saga mulai berdecak seraya menggenggam erat pegangan kursi itu seakan bersiap untuk di lempar. "Gue pindah aja biar Lo duduk disitu. Minggir-minggir." Ia mendorong Aron agar berpindah.
Embun menggaruk pipinya, kemudian duduk di kursi yang berada di tengah Saga dan Jio. Ia menoleh, mendapati Saga masih menatapnya dengan intens.
"Kita lagi ngomongin acara sekolah, bulan depan kan ultah sekolah." Jeff berbicara memecahkan suasana canggung.
"Sebenernya ini obrolan anak osis, tapi gapapa kita nimbrung aja biar dapat spoiler hihi," Jio menyaut, tersenyum bangga seraya bersedekap.
"Tapi boleh?" tanya Embun.
"Santai aja Bun, itu sebelah Lo ketua osisnya."
Embun ber'oh' ria seraya sedikit menoleh pada Saga. Selanjutnya ia menyimak pembicaraan Saga dan Jeff yang membahas rundown acara, sesekali Jio dan Aron menyahut memberi protes atau kritik saat menurut mereka ada sesi acara yang kurang menarik. Sedangkan Embun tak berani menyahut, ia tak tahu apa - apa mengenai acara sekolah. Selama ini ia tak pernah merasakan kegiatan sekolah ataupun festival yang diadakan sekolah karena ia homeschooling, meskipun kebingungan ia tetap merasa excited menunggu acara itu.
Teman-temannya semakin banyak berdatangan, namun tak satupun protes mengenai bangku yang mereka duduki. Tentu saja karena ada Saga yang mereka takuti.
"Yaudah lanjut nanti lagi, gue juga takut gabisa join. Soalnya tanggal nya deketan sama jadwal camp gue," ujar Jeff seraya merenggangkan tubuhnya.
Karena bel sudah berbunyi mereka kembali ke tempat masing-masing. Embun duduk dengan nyaman di kursinya, tapi seketika tersentak saat kursi yang didudukinya tertarik ke belakang hingga menempel pada meja di belakangnya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Saga. Embun menoleh ke belakang dengan tatapan kesal, hendak memajukan kursinya lagi namun ditahan dengan kaki Saga.
"Jangan begini dong, Saga." Embun berucap pelan karena guru sudah masuk ke kelas. Terpaksa ia juga memundurkan meja nya dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suara.
Sedangkan laki-laki itu hanya tersenyum tipis karena sudah mengerjai gadis di depannya. Lihat saja pipi yang memerah dan tatapan frustasi gadis itu. Ia juga mendengar keluhan pelan gadis itu. Ah Saga hampir menggila.
"Bentuk kelompok ya.."
"Buat apa buuk!" Abi menyaut.
"Oooooouh!!" Satu kelas menggoda Abi.
![](https://img.wattpad.com/cover/269142067-288-k36816.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Saga's Favorite
Ficção AdolescentePerempuan sempurna seperti Embun tidak mungkin mencintai monster sepertinya. Tidak. Mungkin saja... jika ia tidak punya pilihan?