Our Fusion 1

7.3K 375 35
                                    

Kat kokotiam tok Aba.

Para Boboiboy elemental tengah sibuk melayani pelanggan yang lumayan ramai tengah hari tu.

Bukan semua, beberapa. Hanya Gempa, Halilintar, dan Thorn.

Walau Hali kerja dengan sungut sungut. Aip, tapi dia tu kakak sulung yang baik, jadi dia tolong dengan senang hati juga.

Kenapa yang lain tak ikut tolong? Ok, meh aku jelaskan.

Ice yang tengah tidur, penat dia kata. Tapi tak de tolong pun.

Taufan dan Blaze main je dari tadi. Ya ... Taufan cukup membantu. Karena tak nak tambah kerje, Gempa pun akhirnya suruh diorang beli bahan untuk kedai.

Thorn pula dia dengan hati senang tolong gempa layan pelanggan, tapi ikut juga dengan dua orang sohibnya lagi untuk ikut beli bahan kedai.

Halilintar, Taufan, Gempa, Blaze, Ice dan Thorn dah.

Solar?

Hoho, Gempa bagi dia hukuman disebabkan hampir hancurkan rumah karena eksperimen gila—terlebih gila dia tu. Jadi dia tak diizinkan keluar rumah ataupun buat eksperimen.

Kalau Solar buat ekperimen atau keluar rumah diam diam masa diaorang pergi? Hoho, sejeniusnya Solar tapi Gempa itu licik Dia buat cctv kat rumah siap dengan television untuk berbual macam call.

Jangan tanya yang Gempa dapat benda tu Kat mana. Mesti dari TAPOPS lah, takkan tak nak guna Kot semua fungsi teknologi Kat TAPOPS tu? Kalau kata Gempa, 'selagi ada manfaat, kita gunakan sebaik-baiknya'.

Sungguh malang nasibmu kawan.

Brak!

"ICE!" suara jeritan dan detuman meja yang di pukul memasuki indra pendengaran lelaki bernama Ice ini. Ia mengedipkan matanya perlahan.

"Hoamm! kenapa sih kak Gem?" soal Ice masih mamai dan menggosok-gosok matanya.

"Tolong kejap Ice! Kedai ramai pelanggan ni. Kak Taufan, Blaze dengan Thorn tengah belanja." Pinta sang kakak ke tiga, Gempa.

Menatap keadaan kedai yang cukup ramai, membuat Ice mengalah. Ia menghela nafas lalu bangkit dari duduknya, "Haih ... Yelah, yelah"

Tak ingin dirinya berjumpa dengan panci kesayangan dan aura menyeramkan sang kakak ketiga, Ice pun turut membantu mengambil pesanan bersama dengan Hali.

...

Mari kita beralih pada boh— eh Boboiboy Solar.

Terlihat, pemuda bernetra silver ini merebahkan dirinya pada sofa di ruang tamu, memandang bosan langit-langit rumah.

"Huh ... Bosan lah kalau macam ni!" Solar mengeluh. Nak tak nak, dia kene terima. Salah dia kan? Kalau masih sayang nyawa sila terima, kalau kau rasa kau dah lama hidup sila menolak.

Sayangnya, dia masih lagi sayang nyawa dia.

"Boleh tak kalau aku masuk ke lab—"

"Solar!" belum saja Solar melanjutkan perkataannya, Gempa dari layar monitor langsung menyela.

Lagi-lagi, pemuda dengan netra silver yang tertutup visor orange nya menghela nafas. Walau tak berhadapan langsung, Solar tetap saja merasakan yang bulu kuduknya berdiri hanya dengan suara dari Gempa.

OUR FUSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang