Our Fusion 17

625 73 10
                                    

05.00 pagi.

Pukul segini, sudah rutinitas Gempa untuk bangun. Anak rajin mah beda.

Selepas mengumpulkan nyawa dan mandi, Gempa melangkahkan kakinya menapaki satu persatu anak tangga.

Untuk menuju dapur, Gempa melewati ruang tengah. Mendapati dua orang makhluk yang tidur di atas sofa.

Gempa mengernyit, melangkahkan kakinya lebih dekat. Ternyata ada Ice dan Supra yang tidur di dua sofa berbeda.

Gempa menggoyangkan tubuh Ice, "Ice? Apahal kau tidur Kat sini? Bangun."

Bukannya bangun, Ice malah membalikkan badannya sambil bergumam, "Asep ... Sobri ... Ughh .... Pergi! Aku nak tidur! Jangan kacau aku, kau Asep dan Sobri!"

Gempa mengerjap, ha? Asep? Sobri?

Gempa kemudian meninggalkan Ice dan menuju ke Supra. Toh, adiknya yang satu itu kalau tidur susah nak bangunkan.

Dia kemudian menepuk pelan lengan Supra, "Supra, bangun,"

Tak butuh waktu lama, Supra terbangun dan bangkit dari tidurnya. Dia menguap dan mengucek matanya yang mamai lagi.

"Kenapa Korang tidur Kat sini?" Tanya Gempa.

Bukannya menjawab, Supra malah berdiri dan beranjak pergi dari sana. Namun, samar Gempa mendengar Supra bergumam, "Halilintar, sialan."

Gempa lagi-lagi mengerjap, "Apahal dengan diorang semua hari ni?"

Tak ingin menambah beban pikirannya yang udah bejibun, Gempa langsung ke dapur, mengumpulkan sampah-sampah yang harus di buang hari ini.

Gempa menghela nafas. Apa tak sekalian saja dia buang para saudara-saudaranya ini, ya?

Semak juga dia liat sampah merata-rata Kat rumah ni. 

Lelah dia menghadapi beban hidup.

Amboyy, sampai hati kau Gempa!

Selepas mengumpulkan sampah-sampah itu, Gempa menenteng dua plastik sampah untuk dibuang keluar.

Ceklek

Serasa tak cukup dengan keanehan dua orang tadi, sekarang Gempa menemukan dua orang budak pula yang tidur Kat teras rumah.

"Aik? Pelik betul hari ni. Budak planet mana pulak ni?"

...

Seorang lelaki yang tengah terbaring di atas katil ruang rawat itu mengerjap. Surai cokelat kehitaman dengan beberapa helai putih itu diusap lembut.

"Ngg ... Kat mana ni?" Dia mencoba bangun.

Krieet ...

"Hm? Tuan dah bangun?" Gempa datang sambil membawa nampan makanan.

Lelaki itu—Boboiboy mengerjap, "Eh? K-kau ... Kau Gempa?"

Gempa mengernyit bingung terhadap sikap tuannya itu, dia meletakkan nampan yang ia bawa di atas nakas.

"Ya tuan, ini Gempa."

"Gempa? Bila masa kau tumbuh besar dan tinggi ni?"

Gempa memiringkan kepalanya, "Tuan? Kita kan memang dah besar?"

Boboiboy meneguk ludahnya kesat, mencoba agar kewarasannya tak menguap, "G-gempa ... Sekarang ni tahun ... Berapa?"

"20** tuan."

OUR FUSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang