__14__

388 67 20
                                    

Plak!!

Pukulan keras berhasil mendarat dengan mulus di belakang kepalanya.

"Apa kau sudah gila Park Chanyeol!! Kau membiarkan anakmu menangis di rumah sendirian!"

"Huwaaaaa.." tanggis Soochan yang kini mukanya sudah seperti kepiting rebus.

"Untung Eomma datang! Bagaimana jika tidak?! Kau ingin membunuhnya, eoh?!" Marah mama Park pada putranya yang amat sangat pandai menjaga anak. Hmm

Yang di marahi hanya bisa tertunduk lesu. "Maafkan aku."

"Kau sangat membuatku marah, Park Chanyeol. Jika kau tidak sanggup menjaganya berikan pada eomma!"

"Aku bisa Eomma, hanya saja tadi aku lupa. Tadi aku habis menolong tetangga sebelah." Jelas Chanyeol menatap dengan rasa bersalah anaknya. "Soochanna, Daddy mianhae.." ringisnya.

Soochan terus menangis.

"Cih,. Dasar tidak becus. Aku akan adukan ini pada Kyungsoo."

Mendengar itu Chanyeol lantas berlutut di hadapan ibunya. Jika kyungsoo tau hal ini, bisa menjadi perkara besar.

"Ampun Eomma, jangan katakan ini pada Kyungsoo ku mohon. Aku janji, aku janji tak akan seperti ini lagi.."

Mama Park menghela nafas kasar. Dilihat-lihat ia kasian juga pada anaknya ini. Demi tidak terjadinya prahara rumah tangga sang anak. Pada akhirnya mama park luluh dan tak jadi mengadukannya pada menantunya itu.

"Baiklah. Eomma tak akan beritahu. Lain kali kau harus menjaganya betul-betul ya Chanyeol. Saat ini kyungsoo sedang bertugas, kasihan dia jika tahu anaknya tidak baik-baik saja dirumah." Ujarnya yang kini nada suaranya lebih melembut. "Ini diamkan anakmu, eomma akan buatkan ia sarapan. Ku lihat kau belum membuatnya."

Chanyeol menggendong Soochan kemudian memeluknya penuh penyesalan. "Eomma gumawoyo."

Lagi-lagi Mama Park hanya bisa menghela nafas.

Dalam gendongan Chanyeol, akhirnya tangis Soochan terhenti. Ia pandangi wajah mungil itu nampak sekali kasihan. Teganya dirinya meninggalkan anak semanis ini sendirian dirumah. Apalagi sampai membuatnya nangis tak karuan. Rasanya Chanyeol ingin menjedotkan kepalanya ke tembok untuk menghukum dirinya sendiri.

"Maaf kan Daddy ne, Daddy lupa sayang.." ucapnya seraya menghapus sisa air mata di wajah imut itu. "Habis ini kita jalan-jalan, Soochan mau?"

"Hiks.." Rintih Soochan.

"Arreseo.. arreseo.. kita tidak akan kemana-mana. uljima,"dielusnya punggung soochan penuh sayang.

Apa yang laki-laki itu pikirkan sampai membuatnya seperti ini. Jika Kyungsoo tahu hal ini, yang ada bisa seminggu lebih lamanya ia diabaikan. Apalagi jika tahu kalau penyebab lupa ingatannya karena si tetangga baru.
.
.
.
.

Seorang gadis yang teengah berbaring di rumah sakit. Tak hentinya tersenyum. Meski dalam keadaan berbahaya, ia tetap senang karena bisa merasakan rasanya di gendong pria yang ia cintai. Yang selama ini hanya bisa ia bayangkan.

"Yeobseyo, Oppa." Sapanya pada seseorang di telepon. "Bagaimana? Kau sudah mendapatkannya?"

"Ini sangat mudah. Momen yang sangat pas."

"Hahahaha aku senang mendengarnya, bisa kau kirimkan itu padaku?"

"Untuk adikku tersayang, apapun ku berikan. Dengan ini semoga kau berhasil."

Wanita itu tersenyum. "Kau yang paling mengerti aku."

Ia matikan sambungan teleponnya kemudian segera mengecek aplikasi Linenya. Orang yang ia telepon itu mengirimkan beberapa foto yang membuat senyum di bibir tipis itu semakin melebar. Hatinya berdebar dengan tidak sabar ingin membagikan momen ini. Siapa yang tahu, kelanjutan rumah tangga Park Chanyeol? Bisa saja tuhan menakdirkan dirinya lah orang terakhir yang harus menemani pria itu selamanya.

Chansoo: Park's familyWhere stories live. Discover now