Hai - hai guys..
Aku lagi semangat update nih, karena kerjaanku kebetulan masih senggang..
Semoga suka yaa guys.._Happy reading_
"Iya gue udah sampai kok Mema.. Ini baru mau keluar pintu kedatangan."
Rain mendengarkan Mema yang berbicara jauh disana dengan tetap fokus membawa barang bawaannya.
"Iya Mema sayang.. Lo lebih bawel dari ortu dan pacar gue tau gak.." Jawab Rain seraya berjalan mendorong kopernya.
"Iiihh kayak punya pacar aja lo. Gue bawel, karena kalau lo udah fokus sama kerjaan, as always forget about everything!!! Awas sampai lupa sama diri lo sendiri ya Rain. Take care beib. Keep in touch. Okay."
"Iya kanjeng ratu kali nyamat... Ada lagi ?" Tanya Rain yang sudah berdiri di depan pintu kedatangan domestik.
"Lo kan ambil cuti, jadi lo mending puas - puasin have fun disana. Sekalian cari cowok cakep yang bisa lu ajak nemenin lo jalan. Emm itung - itung one night stan juga gapapa sih. Udah lama kan lo gak ngerasain sentuhan yang ngebuat kasur lo bergetar. Hahaha"
"Eh Mema... Language!! Heran deh gue itu mulut gak pernah bisa di saring."
"Biarin.. Kasian kan kalo kelamaan gak di kasih pelumas bisa jadi kering kerontang itu.." Lagi - lagi bahasa benar - benar gak ke kontrol nih anak.
"Iihhh apaan sih Mema. Udah ah gue matiin dulu. Lo jaga second baby lo supaya baik - baik aja ya. Nanti gue kabarin lagi. Love you Mem.."
"Eh wait.. Dimas udah jemput lo ?" Tanyanya lagi.
"Gue belum lihat dia sih. Lagian, gue mau telepon Dimas, tapi lo masih bawelin gue di telepon."
Aku mencoba mengedarkan mataku ke segala arah mencari keberadaan Dimas.
" Eh jangan hubungin gue dulu sebelum lo kecantol sama mas - mas tamvan disana ya Rain. Bye.. Love you Rainita Sarasputri.. Muach."
Aku tersenyum seraya mematikan sambungan telepon dari kesayanganku Mema. Mengingat apa yang dia katakan tadi benar - benar membuat bulu kudukku merinding. Dasar manusia satu itu emang mulutnya gak pernah di pasangin filter. Untung sayang.
Jam tanganku menunjukan pukul 13.15 siang. Aku mulai merasa kram di perut, karena memang sejak pagi belum menyentuh apapun kecuali susu stroberi kemasan dan biskuit.
Aku terkejut ketika tiba - tiba sepasang tangan melingkari pinggangku. Dengan tubuh kokoh yang menjulang di balik punggungku, dan memelukku dengan hangat tubuhnya dari angin yang cukup kencang menerpa Jogja siang ini.
"Welcome Rain.."
Suara yang sedikit berbisik di telinga kiriku membuatku tahu siapa seorang yang berani melakukan itu padaku selain Ochan kesayanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain for Rain (On Hold)
ChickLitRainita Sarasputri Purnawan. Wanita yang memiliki karir gemilang. Tetapi kehidupan cintanya justru berbanding terbalik. Gagal menikah, membuat Rain memutuskan untuk tidak ingin lagi mengerti soal cinta. Namun, Rain akhirnya di pertemukan dengan soso...