Emotional

20 4 5
                                    

-Rain POV-#Saat ini#

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Rain POV-
#Saat ini#

Setelah kejadian di apartemen Dimas, kami menjadi lebih dekat. Bahkan setiap kali aku berkunjung ke Jogja, kami selalu lengket dan tinggal di atap yang sama.

Tak perlu kalian tanyakan lagi, karena kami beberapa kali juga melakukan hal yang sama. Hanya ketika kita dalam kondisi mood yang buruk saja kami akan melakukannya, dan tidak intens seperti orang yang memiliki hubungan khusus.
Kami hanya saling membutuhkan. Tidak lebih.

Entah mengapa Dimas sepertinya menganggap itu adalah sesuatu yang membuatnya merasa terikat denganku.
Dimas sering mengajakku berpacaran atau menjalin hubungan yang serius. Tetapi aku belum mampu untuk membicarakan hal semacam itu saat ini, meski itu dengan Dimas sekalipun.

Hingga saat ini, tidak ada yang tahu sejauh apa hubunganku dengan Dimas. Meski itu Mema sekalipun. Jujur, aku merasa kecewa dengan diriku sendiri yang dengan sadar tega menyembunyikan hal ini dari Mema, sahabat ku dan Dimas.

Maafkan aku Mema. Aku rasa aku belum menemukan waktu yang tepat untuk menceritakannya padamu. Aku berjanji akan menceritakan semuanya, walau belum tahu kapan tepatnya.

*Apartemen Dimas*

Dengan setengah nyawa yang masih di alam mimpi, aku bangun dan berjalan menuju kamar mandi.

Setidaknya mandi dengan shower akan membuat tubuhku segar sepenuhnya. Setelah hampir 1 jam melakukan aktifitas rutinku, aku keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap.

Ku poles wajahku dengan make up natural, aku memantaskan diri di depan cermin.
Celana jeans panjang abu - abu dengan kaos polo dengan dua kancing bagian atas yang kubiarkan terbuka. Gaya santai yang sangat aku sukai belakangan ini.

Ketika sedang menyisir rambut, aku mendengar suara seseorang yang sedang melakukan aktifitas di dapur.

Jam tanganku menunjukkan pukul 08.20 pagi. Dan sudah bisa ku tebak siapa orang itu. Ya, Dimas. Dia selalu memasak untukku ketika aku berkunjung ke Jogja.

Berbeda dengan yang lainnya, yang memilih untuk makan diluar. Aku dan Dimas lebih menyukai berbelanja keperluan dapur dan memasak sendiri makanan untuk kami. Tak jarang, aku juga menghabiskan hari liburku yang biasanya cuma 2 hari pada weekend untuk sekedar pindah tidur dari kamarku, ke apartemen Dimas.

Hanya dengan menghabiskan waktuku dengan Dimas di dalam apartemen ini, bisa membuatku lupa dengan stres yang ku hadapi akibat pekerjaan.

Aku mencoba berjalan perlahan, tidak ingin mengganggu Dimas yang sedang fokus membuat pancake untuk sarapan pagi hari ini.

"Hmm.. Wangi parfum kamu jauh lebih wangi dari pancake buatanku, Rain."

Dimas membuka pembicaraan dengan wajah sedikit menengok ke kiri.
Bisa terlihat bahwa saat ini dia sedang tersenyum dengan manisnya.

Rain for Rain (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang