17. Two Sides : Terjatuh

418 101 34
                                    

"Kau pikir kau siapa?"

Secara reflek kaki itu mundur, seolah tak ada perlawanan sama sekali ketika gadis di depannya terus menunjuk.

"Kau, di sini hanya gadis bodoh yang tidak punya bakat apapun. Kau adalah gadis tidak berguna yang sama sekali tidak diingkan!"

Eunha menggelengkan kepalanya tidak habis pikir, kakinya terus melangkah karena keadaan memaksa dia untuk menjauh darinya. Yuju tersenyum miring, belum lagi tatapan matanya yang menyorot penuh kepuasan.

"Sampai jumpa."

Aakkkkkhhhhhhh!

Brukh!

Brukh!

Tubuh Eunha terjatuh begitu kakinya mundur lagi, anak tangga itulah yang Yuju incar sejak awal, menyudutkan Eunha, kemudian membiarkan Eunha jatuh sendiri.

"YA AMPUN!" pekik Yuju berakting. "TOLONG! TOLONG ADA YANG JATUH DARI TANGGA!" jeritnya memanggil semua orang.

Riuh terdengar, orang-orang kontan menutup mulut mereka dan melebarkan mata bersama. Betapa mereka terkejut melihat Eunha yang sudah tergeletak mengenaskan di bawah sana. Eunha jatuh dari tangga yang cukup tinggi, tentu saja dia tidak akan baik-baik saja.

Sinb menerobos, dia bergeming saat melihat kakak kembarnya sudah tidak sadarkan diri di bawah sana. Kepala itu menggeleng pelan, lalu dengan cepat Sinb menuruni anak tangga.

"Eunha!"

"Eunha!"

"Eunha, buka matamu!"

"Eunha, jangan main-main!"

"Eunha!"

"KENAPA KALIAN DIAM SAJA?"

Setelah berteriak meluapkan amarahnya, Sinb segera saja menggendong tubuh Eunha pada punggungnya. Orang-orang segera memberikan jalan, supaya Sinb leluasa berlari menyelamatkan Eunha.

Tubuh Eunha yang lemas terombang-ambing karena langkah cepat Sinb. Kedua tangan Eunha menjulur ke depan pasrah, sementara Sinb terus berharap dan berdoa agar Eunha baik-baik saja.

"Tidak."

"Tidak."

"Eunha, jangan tinggalkan aku."

"Eunha, buka matamu."

"Eunha, jangan membuatku takut."

Dan si dingin pun menunjukkan rasa takutnya, kini dia terus berusaha berlari, dengan Eunha yang masih tak sadarkan diri di punggungnya.

"Tunggu sebentar, bertahanlah."

"Eunha, jangan membuatku takut, kumohon."

"Tolong! Tolong! Tolong selamatkan, Eunha!"

Sinb meminta bantuan pada orang yang berada di ruang kesehatan, segera ia menidurkan tubuh lemah Eunha di ranjang ruang kesehatan. Dia mundur untuk memberikan ruang para petugas memeriksa keadaan Eunha, terdapat luka di bagian pelipis, dan itu berdarah cukup banyak.

Sinb menutup mulutnya tidak habis pikir, dia terus berdoa untuk keselamatan Eunha.

"Kenapa kau ceroboh, Eunha?"

"Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika sampai terjadi sesuatu kepadamu."

"Eunha, kumohon jangan terluka."

"Eunha, aku tidak mau Ibu cemas dan merasa takut saat mendengar kabar ini."

Para petugas selesai mengobati Eunha, segera Sinb menghampiri untuk menemani Eunha.

Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang