18. Two Sides : Merahasiakan

401 100 24
                                    

SREKH!

Seluruh murid menatap dia yang tiba-tiba saja mencabut paksa kertas pengumuman di mading. Gadis itu bahkan merobeknya, lalu membuang kertas tak berupa itu di lantai.

"Apa yang kau lakukan?"

Yuju menginjak paksa sobekan kertas itu, matanya menajam penuh amarah, belum lagi kedua tangan yang mengepal tak terima. Dia menjadi pusat perhatian sekarang, karena merobek kertas pengumuman lalu menginjaknya.

"Kau telah menukar kertas ujianmu, bukan? Kau mengerjakan kertas ujian milik Eunha, dan Eunha mengerjakan kertas ujianmu."

"Apa?"

"KIM SINB!"

"KENAPA?"

Yuju mundur selangkah saat mendapatkan balasan tiba-tiba dari Sinb. Kini dua gadis berhadapan, mereka yang berstatus sebagai murid berprestasi di sekolah ini, berseteru.

"Eunha belajar untuk mendapatkan nilai yang terbaik, dia ada kemauan untuk bangkit dari kemalasan. Dan kau? Kau mengandalkan adik kembarmu, iyakan?"

Tangan Yuju terangkat dan siap untuk menampar, tetapi Sinb dengan cekatan mencekal lengan itu. Yuju meringis karena Sinb mencengkram kuat-kuat lengannya.

"Kau ... seharusnya berada di peringkat pertama terakhir," ucap Sinb dengan kepuasaan. "Karena adik kembarmu, telah melakukan tugasnya."

"YAK!" jerit Yuju sembari menghempas kasar lengan Sinb.

"Ayahmu kepala sekolah di sini, dia memiliki uang yang cukup, Ibumu seorang dokter ternama, kau bisa pindah dari sekolah ini dengan uang," terang Sinb dengan suara yang datar.

"KIM SINB!"

"Sssttt, aku tidak suka membuang waktu."

Sinb berbalik siap pergi, dia yang baru pulang dari toilet harus berhenti karena ada keramaian di depan mading. Ternyata itu pengumuman tentang 100 murid yang mendapatkan nilai terbaik, dan Eunha berada di peringkat pertama.

"Satu lagi," ujar Sinb yang memutuskan untuk berbalik.

Senyuman picik hadir begitu saja, Sinb maju beberapa langkah mendekati Yuju lagi. Begitu mereka berhadapan, Sinb menunjuk kening Yuju.

"Kau yang mendorong Eunha dari tangga?" tanya Sinb pelan dan hanya Yuju yang bisa mendengarnya.

Yuju menaikan sebelah alisnya. "Dia terluka parah? Dia mengalami benturan kuat, dan aku sangat senang melihatnya terluka."

"Terima kasih, berkat perbuatanmu Eunha mau berubah dan banyak menghabiskan waktu untuk belajar. Benturan itu mengubah dirinya."

Sinb dengan penuh keberanian mendorong kening Yuju, lalu ia berbalik meninggalkan keramaian. Bibir itu menyungging seulas senyuman puas, untuk pertama kalinya Sinb berani melakukan tindakan sejauh ini.

Langkah kakinya terhenti, sebelah tangan Sinb meraih bagian kepala.

"Tidak, jangan sekarang, Sinb."

"KIM SINB, SIALAN!"

BUKH!

Kepala itu tersentak hebat, setelah dengan kuat Yuju memukul kepala bagian belakangnya. Sinb jatuh berlutut, memegangi kepalanya yang terasa nyeri.

Yuju tersenyum penuh kemenangan. "Dasar licik!"

Aakkkkhhhhhhhhh!

Sinb jatuh tersungkur sambil menjerit, meremas rambutnya karrna sakit yang teramat sangat. Ia terbatuk, sehingga darah segar keluar dari mulut serta hidungnya.

Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang