01. Two Sides : Tenang dan Berisik

978 134 19
                                    

Di dapur itu, seorang wanita terlihat sibuk bergelut dengan masakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dapur itu, seorang wanita terlihat sibuk bergelut dengan masakannya. Sesekali ia menyeka keringat yang membasahi bagian kening. Namanya Kim Sowon, seorang ibu dari si kembar tak seiras bernama Eunha-Sinb. Ia menghidupi kedua putrinya sendirian, karena suaminya enggan mengakui.

Terasa sulit baginya ketika mengurus mereka berdua, sempat terbesit niat untuk mengantarkan si kembar ke panti, tetapi pada akhirnya dia menguatkan diri.

Grep!

Ketika sedang sibuk memasak, seseorang memeluk dari belakang. Sowon menoleh, ia terkekeh ketika mengetahui siapa yang memeluknya saat ini, di belakang mereka ada gadis lain duduk pada kursi meja makan.

"Seperti biasa, Ibu selalu wangi bahkan ketika sedang memasak," pujinya-Eunha.

"Hei, kenapa kau selalu membuat Ibu tersipu, hm?"

"Sinb yya, Ibu bilang dia malu!" pekik Eunha kesenangan.

Sowon dan Eunha menoleh kepada seseorang yang sudah duduk di sana, dia tersenyum walau itu hanya terjadi sekitar satu detik saja.

"Dia benar-benar dingin," bisik Eunha.

"Ya, adikmu itu benar-benar dingin," balas Sowon setuju.

"Hentikan," ujar Sinb tanpa nada.

Sowon dan Eunha kontan saja menertawakan raut wajah datar Sinb. Karena memang bukan sebuah hal yang aneh lagi, Sinb begitu betah dengan wajah tanpa ekspresinya.

"Ibu, lain kali bangunkan aku kalau mau memasak begini," kata Eunha. "Aku jadi merasa enak."

Sowon mematikan kompor sambil terkekeh gemas, lalu ia menaruh nasi goreng andalannya ke tiga piring yang tersedia.

"Kalau begitu, bantu Ibu menghidangkan nasi gorengnya!" pinta Sowon.

"Siap, Bu!" seru Eunha bersemangat.

Eunha mengambil dua piring sekaligus, bukan karena dia yang ingin menghabiskan keduanya, tetapi piring satunya untuk Sinb.

"Selamat dimakan, macan berkedok kucing~" ungkap Eunha ketika menaruh piring di hadapan Sinb.

"Terima kasih," ungkap Sinb dingin.

Sowon dan Eunha kompak duduk di kursi mereka, menatap tidak habis pikir ke arah Sinb. Entah itu ketika mood baik atau buruk, wajah Sinb pasti tidak berekspresi, belum lagi ucapannya yang datar tak bernada. Dia benar-benar dingin, tapi diam-diam menghangatkan pastinya.

"Ibu," panggil Eunha.

"Ya?"

"Bagaimana jika aku ikut ujian untuk pertukaran murid?"

Sinb tidak jadi makan karena mendengar pertanyaan dari Eunha.

"Apa sekolahmu tidak nyaman?"

"Bukan begitu, Bu. Tapi aku ingin mencoba untuk merasakan sensasi bersekolah di sekolah elit. Kudengar tempatnya luas, aku mau mencoba saja."

Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang