dua hari setelah acara dinner, Clara benar-benar tidak mendapatkan kabar dari Kevin. padahal, pada saat dinner kemarin juga berjalan lancar tanpa halangan apapun.
puluhan pesan bahkan telefon dari Clara tidak ada satupun yang Kevin balas. untuk saat ini Clara masih dapat berfikir positif.
setiap saat Clara selalu membawa handphonenya kemana pun ia pergi, bahkan mandi saja masih tetap ia bawa.
mungkin saja kuota Kevin sudah habis tapi jika diingat, dirumah Kevin itu terdapat Wi-Fi. Clara sangat ingin datang ke rumah Kevin tetapi ia masih takut jika harus menyebrang di jalan raya.
kek apaya, jalan rayanya tuh lebih gede kek yang biasanya ada polisi.
namun dengan bantuan Dila yang berkata bahwa ingin mengantarkannya ke rumah Kevin.
Clara sedang makan siang didepan televisi yang menyala namun tidak ia tonton ia malah bermain handphone.
pintu diketuk membuat Clara menoleh, menaruh piringnya lalu ia berjalan ke arah pintu.
pintu terbuka, ternyata orang yang mengetuk pintu tersebut adalah Kevin.
Clara tersenyum, buru-buru ia menyuruh Kevin untuk masuk dan langsung menanyai banyak hal tentang Kevin.
"kakak darimana aja? kok ga ngasih kabar aku? chat ku juga ga dibales eh boro-boro dibales, ke kirim aja engga" Kevin hanya tersenyum menanggapi pertanyaan beruntun dari kekasihnya.
saat ini mereka sudah duduk di karpet depan televisi. Clara sudah selesai makan dan ia juga sudah menaruh piringnya di dapur.
"jadi, kakak kemana aja?" tanya Clara memulai pembicaraan.
"Ra" panggil Kevin.
"iya kak? kenapa? ada yang mau di omongin?" tanya Clara membuat Kevin tersenyum tipis namun terlihat seperti dipaksakan.
"kita putus ya?"
Clara diam, nafasnya tercekat, jantungnya berdetak menggila, matanya berair.
setelah beberapa hari Kevin tidak memberinya kabar dengan tiba-tiba datang lalu mengajaknya putus?
"becandanya ga lucu kak" ujar Clara dengan suara yang bergetar menahan tangis, lalu ia tertawa hambar.
"gue ga bercanda ra, gue serius" jawab Kevin. bahkan panggilan aku-kamu sudah tidak ada.
"kenapa kak? kenapa tiba-tiba gini? aku ada salah? kakak kurang nyaman sama aku? aku bikin malu kakak? jelasin kak" tanya Clara dengan air mata yang semakin deras mengucur.
"kalo aku ada salah maafin aku kak" pinta Clara.
Kevin menutup matanya lalu menghembuskan nafas secara kasar "lo gada salah apa-apa ra gue cuman gamau waktu gue kebuang sia-sia dengan kita pacaran" ujar Kevin membuat Clara bingung.
"ngejelasin yang detail kek hiks bukan malah setengah-setengah" gerutu Clara malah membuat Kevin terkekeh geli, matanya juga memerah akibat menahan air matanya.
"kalo gue ceritain semua, lo bakalan percaya?" tanya Kevin di angguki Clara.
Kevin mendekati Clara lalu dengan tiba-tiba ia langsung memeluk Clara dengan erat, Clara menumpahkan semua air matanya di pelukan Kevin.
Kevin mengusap pipinya saat ada satu tetes air mata mengalir, sebenarnya ia juga tidak menyangka dengan hal yang terjadi beberapa waktu yang lalu.
Kevin melepas pelukannya saat dirasa Clara sudah agak mending lalu mengambil sesuatu dari kantung celananya.
"ini lo kan?" tanya Kevin sambil menyodorkan sebuah polaroid. di polaroid tersebut ada dua orang dewasa dan satu bayi mungil yang digendong oleh wanita.
wanita tersebut terlihat seperti ibunya Clara dan...
lelaki disampingnya adalah ayah Kevin?
....
hehehe sowlyy ngegantung. bisa ditebak apa yang terjadi?Btw, ngefeel ngga sih?🥺🥺
jangan lupa vote && komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari VIRTUAL [End]
Storie brevi70% cerita ini diambil dari kejadian nyata. CERITA INI DIBUAT MURNI DARI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI. (SEBELUM BACA SEBAIKNYA MASUKAN CERITA INI DI PERPUSTAKAAN DAN VOTE,KOMEN) PLAYGIAT SILAHKAN MENJAUH ⚠️PENULISAN MASIH BERANTAKAN ⚠️Terdapat kata-kata...