Awan Biru

333 25 7
                                    

     

Typo bertebaran

⚘⚘Happy reading⚘⚘

~Lidwinsetya~



      Secerah hari ini, di mana langit tak lagi kelabu,  awan mendung kemarin sekarang berubah berwarna  biru. Sera menghembuskan nafas perlahan agar hatinya menjadi lebih tenang.

     Hari ini, Sera memiliki janji akan kembali bertemu  dengan Ikram.  Laki-laki yang meminta kepastiannya, laki-laki yang menunggu Sera berkata siap untuk berjalan bersama.

     Dua minggu sudah Sera menggantung  hubungannya dengan Ikram, setelah malam itu, ķejadian yang tidak pernah Sera duga, Panas tinģgi yang menyebabkan mereka berada di dalam satu selimut. Setelah malam itu Sera tidak ingin lagi Ikram berada di dekatnya dan laki-laki itu turuti, hingga kemarin, Ikram mengirimnya pesan untuk kejelasan  statusnya, walau hati ingin berkata menolak. Namun, melihat ke gigihan laki-laki itu Sera menjadi bingung dengan pilihannya sendiri.

"Kak, nanti ke kantor gak? "tanya Sera kepada kakaknya Zain, kakak lelaki yang menyebalkan.

"Ya, ke kantor lah Ra, ngapain juga Kakak  lama-lama  dirumah. Anak Kakak butuh biaya banyak, buat beli susu, memangnya ada apa, Ra? "

"Lebay, banget. Gak kerja sehari juga gak bakal langsung miskin. Rumah sakit masih banyak. Perusahaan berdiri kokoh. Memangnya kak,Zain pegawai kantoran yang di gaji bulanan." Sindir Sera.

"Loh, walaupun atasan harus rajin dong ke kantor." Ucapnya langsung terhenti. Kata itu mengingatkan kembali dengan Aila yang selalu mendorongnya ketika tidak mau berangkat kerja.

"Jadi, gimana?"

"Gimana apanya?"

"boleh main gak? Ke kantor Kakak? "

"Biasanya juga kamu langsung datang, Ra. Tumben banget kamu mau ke kantor pakai acara izin dulu. "why?" tanya Zain ke adiknya Sera

"Gak, apa-apa cuma ingin ngomong aja. Emang gak boleh."

     Posisi mereka sedang sarapan pagi di kediaman Albagaz, Sera memang memilih untuk tetap tinggal setelah perdebatan panjang dengan Papi nya.

      Sarapan pagi ini di hiasi dengan canda  tawa, pasalnya sang empu yang lagi galau tidak pernah membuka percakapan jika di ajak ke meja makan.

    Yazid dan Merry pun terheran dengan kelakuan putrinya  hari ini, karena di luar perkiraan mereka setelah beberapa tahun silam, Yazid tidak pernah mendapati putrinya makan bersama dalam satu meja bersama Naila.

"Kamu sehat kan! Ra?"

"Mami kira? Aku gila?"

"Heey, bukan itu maksud Mami, kamu ini sensitif sekali. Padahal Mami cuma khawatir sama kamu, tau"

"Tumben, biasanya juga sibuk dengan urusan direksi lah, rapat lah, arisan lah,   kumpul dengan sosialita lah, semua yang menurut, Sera gak ada gunanya hanya buang-buang waktu."

"Issh, Afgan banget kamu, Ra. Sama Mami sendiri seperti itu." Ucap Merry meringis.

"Kenapa? Baru Mami sadar kan! Kalau Sera bukan anak kecil lagi. Sera sudah mandiri Mami....."

"Iya, tapi tetap saja, kamu jangan lama-lama sendiri. Tuh, lihat Zain sudah Maù anak 2. Kamu masih betah sendiri aja."

"Suka-suka Sera dong, mau sendiei mau berdua, yang penting tiba-tiba mami kebagian undangan pernikahan anak mu ini. Tenang, anak mu cantik nya pake banget, gak usah khawatir gak laku."

Don't Leave Me 2 (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang