Typo bertebaran
~Happy reading~
~Lidwinsetya~
🌺🌺🌺
Selambat hilangnya kenangan dimana tak pernah mau mengerti pada hati sang empu nya luka. waktu telah berlalu begitu cepat, tiga minggu bukanlah waktu yang amat sebentar hanya untuk memberi kabar. Nyatanya kini seseorang yang menjanjikan kebahagiaan justru menorehkan luka yang teramat dalam. Lagi Sera harus merasakan kecewa, untuk kesekian kali ia harus membasuh luka yang di torehkan dari kaum adam.
Mengurung diri selama tiga minggu bukanlah hal yang baru untuk Sera, bahkan ia pernah melakukan hal yang sama saat patah hati dengan Arman. Kini hatinya kembali patah oleh Ikram.
Sera banyak belajar dari youtube selama mengurung diri. Ia terus belajar walau tak sepenuhnya, menatap masa depan dan meninggalkan masa lalu. Memilih untuk tetap berdiri di atas kakinya sendiri, tak perlu lagi mengharapkan pelukan atau pundak lelaki, ia ingin terus berusaha menjadi dirinya sendiri.
Terkadang hati memang begitu misteri hingga tak bisa menyelami siapa yang memberi pasti. Tak mudah untuk membaca sang pemilik hati apakah dia benar-benar serius atau hanya sekedar main-main.
Kini langkah Sera telah sampai di bandara Soekarno Hatta, tujuannya tak lain hanya ingin menepi dan selalu bercengkrama dengan makam keponakannya. Ia selalu seperti itu jika sudah berkaitan dengan hati.
Ponselnya yang lama ia simpan rapi, kini berganti dengan ponsel keluaran terbaru, dengan nomor baru dan mungkin kehidupan baru.
Andai, andai saja ia tidak terlalu gegabah dalam mengambil keputusan, mungkin kejadian ini tak akan terulang untuk kesekian kalinya.
Matanya memandang tajam, ke arah laki-laki yang sangat ia kenali. Laki-laki yang menjanjikannya cintà dengan segudang lara, Sera tak akan menyerah dan tak ada lagi air mata yang keluar dari sudut matanya. Lelaki itu sedang tertawa bersama dengan wanita lain. Zahwa tertawa miris melihat dirinya sendiri. Ketika usahanya sudah sedemikian rupa mengupayakan tidak akan lagi tergoda dengan janji palsu lelaki itu. Sera telah berjanji pada dirinya sendiri.
Walaupun hatinya remuk, ia memilih menunduk, tak ingin lagi memperlihatkan air mata. Berusaha terlihat baik-baik saja. Sera Menggenggam erat koper yang ia bawa. Memilih berbalik rasanya tak mungkin, tungkai kaki nya ia bawa mendekat kearah lelaki itu berada. Pada akhirnya Sera memilih jalur arah lain agar tak lagi berpapasan dengan lelaki itu.
Debaran jantungnya tak bisa dikatakan baik. Ia marah di iringi kecewa, sungguh Sera tak menyangka akan kembali terluka untuk kesekian kalinya.
Inikah balasan untuk dirinya? Inikah yang di sebut tabur tuai dalam kehidupan di dunia? Rasanya memang iya. Sera meyakini saat ini hukuman yang harus di terima akibat ulah kakaknya.
Membenci, rasanya sudah bukan lagi tempatnya, bahkan ia tak ingin mempercayai lagi semua orang. Hatinya terlalu sakit untuk semua orang yang telah mengecewakannya.
"Non, beneran gak mau mbok temeni?" mbok Atun yang ikut mengantar Sera menatap penuh khawatir. Rasanya ini sudah kesekian kali mbok Atun melihat putri majikannya seperti ini.
Dengan senyuman yang di paksakan Sera tetap menjawab pertanyaan mbok Atun. "Sera yakin mbok, tenang aja nanti Sera hubungi mbok ketika balik ke Jakarta lagi."
"Janji! " mbok Atun mengangkat jari kelingkingnya seperti biasa ketika Sera dan mbok Atun mengucapkan janji.
Sedari kecil mbok Atun memang dekat sekali dengan Sera, hingga saat ini ia masih setia menjadi pelayan di rumah keluarga Albagaz.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me 2 (REVISI)
Short StoryKamu adalah cinta yang tidak pernah bisa aku gapai Kamu adalah rasa yang tidak bisa aku genggam Kamu hanyalah kepingan masalalu yang tidak akan pernah berubah menjadi kita Rasa ini terlalu sulit disimpan sendirian