Batas Rindu

168 22 1
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karya_ by: Lidwinsetya

"Ku kira, menahan rindu untukmu tidak segelisah ini.
Nyatanya memendam semua rindu menjadi satu dalam pautan do'a itu sungguh menyakiti ragaku"

~Ikram Chandrawinata~

🍁🍁🍁🍁🍁

Ikram tidak bisa konsentrasi, isi kepalanya penuh dengan nama Sera, memilih untuk menjauhi wanita itu, nyatanya justru membuat Ikram merasa resah, galau dan juga tidak memiliki semangat untuk bekerja. Hari ini Ikram sudah beberapa kali di tegur atasannya karena melakukan kesalahan yang terbilang cukup fatal.

Coba saja jika tadi anak buah Ikram tidak langsung menembak pelaku curanmor, bisa-bisa dirinya lah yang terkena sabetan parang dari sekelompok genk motor.

Jakarta dengan segala kemewahan dan kekumuhan yang menjadi satu,  melebur dalam keakraban dan juga kebringasan. Tumpang tindih antara si kaya dan si miskin tidaklah asing terlihat dalam potret ibu kota itu, bagi siapapun yang melihatnya tentu akan ikut merasakan bagaimana sibuknya kota yang disebut Jakarta. Diantara gedung pencakar langit dan manusia kolong yang tidur tak beralaskan atap. Semua bisa di lihat dengan mata telanjang.

Apapun yang ada di hari ini dan seterusnya tak luput dari berbagai kegiatan yang harus tetap di lakukan secara terus menerus. Bukankah kehidupan akan terus berjalan? Ikram bagian dari pasukan khusus anggota kepolisian bertugas menumpas kejahatan anak kecil bilangnya seperti itu. Padahal dia masuk dalam tim Reserse kriminal.

Menghela nafas lagi, Ikram masih terlihat bergeming di tempatnya, kali ini ruang kantor yang memang jarang sekali memiliki kubikel paten di sana. Hanya ada meja-meja yang tak memiliki pembatas yang dapat terlihat langsung dari satu tim karena meja yang saling berdekatan. Ikram memandang potret kebersamaannya dengan Sera saat di hotel Atria kota Magelang. Pikirannya jauh menerawang, karena kisah cintanya akan serumit dari yang ia bayangkan.

Ikram menahan rasa sesak yang menumpuk di dalam dadanya ketika sang Bunda ingin memajukan acara pertunangannya dengan Hawa, putri dari atasannya yang memang di jodohkan untuknya sedari sang ayah masih hidup.

Entah mengapa di hatinya penuh dengan keraguan yang terus mencuat tanpa jeda. Keraguan melangkah untuk menerima perjodohan itu yang memang sama sekali tidak Ikram inginkan. Mengolah kata untuk membuat Bundanya mengerti namun nyatanya hanya sampai di ujung kerongkongannya saja. Ikram tidak tega untuk melukai hati Ibu nya. Sampai saat ini ia masih menyimpan cinta pada wanita yang sama. Seorang Sera Sora Albagaz.

"Ndan, masih liatin aja tuh cewek cyakep bener dah. Etdah berasa kayak artis bollywod, Ndan." Asep yang memang keturunan betawi asli ketika sekali ngomong seruangan dengar.

Don't Leave Me 2 (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang