Matahari

112 18 3
                                    

Typo bertebaran

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karya_ by Lidwinsetya

"Kepergian seringkali menyisakan luka yang mendalam.
Berbagi kisah kasih dan saling melupakan bentuk kesakitan yang teramat tanpa bertanya bagaimana cara menyembuhkan"

"Sera Nora Albagaz"

🍁🍁🍁

Sinar cahaya menyilaukan mata, membuat sang empu terbangun dalam sadar. Merenda mimpi yang tak kunjung  nyata,  akhirnya sang empu memilih untuk  menerima kenyataan.

Pagi,  satu kata yang membuat semua orang terbangun dari lelapnya tidur malam. Memulai aktivitas  dalam ribuan langkah yang menentukan.

Masa depan bersinar  atau suram, semua kembali pada diri yang harusnya memang terjaga sampai nanti. Berusaha untuk merealisasikan bukan hanya sekedar ekspetasi.

Alunan musik berirama merdu mengantarkan pagi dengan wajah sendu. Sera memilih untuk berlama-lama larut dalam angan-angan semu.

Mengingat kembali pertemuannya dengan Arman, dan memutar cincin yang melingkar di jari manis sebelah kirinya. Siapa lagi kalau bukan Ikram yang menyematkan cincin itu di jari lentiknya.

Memandang salju yang turun dari langit begitu cantik di matanya. Namun seakan hari ini tetap saja hatinya tak baik-baik saja. Begitu banyak pertanyaan mengusik hatinya,  mengapa?  Mengapa?  Dan mengapa Arman tak mengenalinya.

Dulu,  Arman sangat memuja Sera, hingga waktu terlewati sangat cepat begitu ungkapan  Arman padanya dulu. Cumbuan Arman begitu memabukkan di rasakan Sera.  Bahkan Sera tak segan untuk memeluk Arman ketika berada di ruang publik.

Bukan hal yang sulit untuknya mencari tau namun ia butuh penjelasan dari teman-temannya yang mengenal Arman. Vina, satu-satunya sahabat yang tau hubungannya dengan Arman.

Ponsel yang berada di sakunya bergetar, Sera merogoh dan menggenggam benda pipih  itu terlihat nama Ikram yang  mengajak video call. "Ish, si posesif ada-ada saja" gerutu Sera.  Hari ini memang Sera memilih bermalas-malasan hanya di kamar saja.

Sera lalu menekan tombol hijau untuk menerima  panggilan itu. "Selamat malam ayank incess.... " ucap Ikram dari sebrang sana.

"Pagi handsome, disini pagi bukan malam bedain ye antara negara indo sama swiss beda jam Bang. Oy Bang beda ye jangan samain." dengus Sera kesal sudah biasa ia di buat kesal dengan lelaki yang satu ini

Ikram terbahak-bahak, mana dia tau kalau di sana jam berapa.  Lagi pula Ikram memang senang menggoda wanitanya itu. "Ayank, kamu belum mandi ya?" mulai deh Ikram terbiasa dengan kejahilannya.

Don't Leave Me 2 (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang