Rosé melempar bantalnya yang menembus tubuh Chaeyoung seolah lupa jika sosok didepannya saat ini bukanlah manusia biasa seperti dirinya. Rasa kesal dalam hati dan juga rasa terkejut karena Chaeyoung yang tiba-tiba sudah ada didepan matanya membuatnya lupa akan akal sehatnya. Rosé melirik kearah jam dimeja riasnya, jam 2 pagi. Darimana saja Chaeyoung baru jam segini pulang, Rosé masih diam melihat Chaeyoung yang berusaha meraih bantal yang tadi menembus dirinya tapi tidak berhasil. Dengan mengangkat kedua bahunya menyerah, Chaeyoung duduk di tepi ranjang Rosé yang mau tak mau memungut sendiri bantalnya dari lantai.
Rosé memperhatikan raut wajah Chaeyoung yang jelas tidak bisa dia baca tapi jelas Chaeyoung sedang berpikir tapi entah apa. Rosé mendudukkan dirinya disamping Chaeyoung yang tampak masih berpikir keras. Rosé yang tidak tahan melihat Chaeyoung yang hanya diam seribu bahasa akhirnya membuka suaranya.
"Darimana tadi? Aku khawatir tahu."
"Aku ini hantu, siapa yang bakal melukaiku? Melihatku saja tidak bisa, ngaco kamu pakai khawatir segala."
"Jadi darimana?"
"Mencari tahu tentangku, tapi masih tetap saja aku tidak ingat apapun. Aku tadi pergi ke rumah yang aku yakini itu rumahku tapi disana aku lihat ada orang lain disana bukan lagi rumah kosong."
"Terus yang buat kamu diam mikir gini apa?"
"Saat aku melihat wanita itu, ada perasaan aneh yang aku rasakan tapi aku tidak ingat siapa wanita itu. Matanya begitu teduh dan seakan dia sadar dengan kehadiranku, dia terdiam begitu lama memandang ke arahku."
"Tunggu dulu, memang kamu masih punya perasaan? Hantu punya perasaan? Atau ini hanya kamu saja hantu yang aneh? Sudah hilang ingatan sekarang pakai perasaan. Sebenarnya kamu beneran udah mati belum sih?"
Chaeyoung menoleh kearah Rosé, gadis ini bisa sangat menyebalkan. Chaeyoung berusaha bersabar, jika manusia hidup mungkin sudah membuang nafas berkali-kali tapi dia tidak bisa melakukan itu. Dia hanya bisa memandang malas ke arah Rosé, berusaha mengacuhkan pertanyaan bodoh dari Rosé. Chaeyoung berdiri berpindah mendekat kearah jendela kamar Rosé. Pandangannya memandang keluar, dalam ingatannya saat ini hanya ada wajah wanita yang belum dia ingat siapa dan ada hubungan apa diantara mereka dulu semasa dia hidup.
"Kamu hanya memandang wanita itu? Tidak ada hal lain yang kamu lakukan?" Chaeyoung berbalik menghadap Rosé berpikir sejenak apa yang dia lakukan tadi atau ini hanya pertanyaan bodoh lainnya dari Rosé.
"Aku hanya berkeliling rumahku tapi tidak ada satupun fotoku disana. Aku bertanya pada wanita itu tapi tentu saja dia tidak bisa mendengarku dan tidak menjawabku juga. Jika dia hanya wanita yang membeli rumahku saja kenapa rasanya aku sudah mengenal dia cukup lama?"
"Kalau kamu manusia, aku masih bisa bertanya pada dokter bagaimana menyembuhkanmu. Tapi kamu ini hantu, aku mau tanya sama siapa coba?"
"Dukun?"
"Dukun beranak?" Rosé mencibir, enak saja dia harus pergi menemui dukun. Bisa turun harga dirinya jika sampai Lisa tahu dan apa yang akan ibunya katakan jika sampai tahu anaknya menemui dukun karena ada hantu yang lupa ingatan. Tidak, ini terdengar sangat sangat aneh ditelinga manusia biasa. Dengan dia yang bisa berbicara dan melihat hantu saja sudah cukup aneh, ini ditambah dengan menemui dukun.
Rosé merebahkan lagi tubuhnya, ini terasa sangat percuma bicara dengan Chaeyoung sekarang, jadi lebih baik jika dia saat ini tidur saja, dia harus bekerja besok pagi dan masih harus menghadapi Chaeyoung lagi besok. Chaeyoung hanya membiarkan Rosé yang mulai memejamkan matanya, dia harus mengerti kebutuhan manusia yang butuh tidur. Dia sendiri akhirnya memutuskan pergi lagi menghilang dan kembali ke rumahnya (?).
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Soul
FanfictionI will find a way to back to you Start : June 29th 2021 #ChaeSoo #gxg Homophobia ga usah ngintip - ngintip 👀