TLS 7

351 40 4
                                    

Rosé memandang kosong makam Chaeyoung, sudah satu jam ini dia hanya diam berdiri menunggu seseorang yang Chaeyoung yakini akan datang. Chaeyoung menunduk lesu sedikit melirik kearah Rosé yang tanpa eksrepsi, sedikit takut jika gadis itu akan mengomel panjang lagi. Rosé memutar badannya tanpa sepatah kata meninggalkan Chaeyoung yang akhirnya mengikuti Rosé pergi meninggalkan makamnya. Kenapa wanita itu tidak datang hari ini? Sudah empat hari ini dia mengikuti wanita itu yang selalu datang mengunjungi makamnya, Chaeyoung pikir ini cara termudah agar wanita itu bertemu dengan Rosé.

Chaeyoung menarik tangan Rosé dan membuat Rosé berhenti, mengikuti mata Chaeyoung kearah makamnya dimana sekarang sudah berdiri seorang wanita disana. Rosé memutar badannya berusaha melihat wajah wanita didepan sana yang dia rasa tidak asing. Nafas Rosé seakan terhenti saat wanita itu berbalik kearahnya. Rosé kembali berbalik dengan dadanya terasa sesak membuat Chaeyoung melihat Rosé dengan bingung. Rosé menggelengkan kepalanya dengan kaki mulai melangkah pergi dari makam. Chaeyoung yang masih bingung berlari mengikuti Rosé.

"Ros, kenapa? Dia sudah datang, kenapa malah kita pergi?" Chaeyoung mencoba menghalangi Rosé yang tumben tanpa rasa takut menabrak tubuhnya.

"Rosé?"

Rosé mencoba mengatur nafasnya, wanita itu Kim Jisoo. Orang yang sama yang dia temui di cafe dan juga dalam mimpi-mimpinya. Dan sekarang dia wanita yang juga dikenal oleh Chaeyoung, jadi siapa wanita itu dan apa perannya. Rosé berhenti disamping pintu mobilnya, wajahnya dan wajah Chaeyoung mirip bahkan bisa dibilang sama, jangan-jangan wanita itu mengira dia adalah Chaeyoung, dia hanya duduk didepannya padahal masih banyak tempat kosong. Apakah dia hanya ingin memastikan bahwa dia adalah orang lain dan bukan Chaeyoung. Lalu mimpi-mimpinya, semua hal yang terjadi belakangan ini terjadi bersamaan saat Chaeyoung muncul di depannya.

Jadi, apa semua ini bukan hanya kebetulan saja? Rosé menunduk menelan kasar ludahnya, tapi apa hubungannya dengan dia dan kenapa harus dia. Dia bahkan tidak mengenal Chaeyoung ataupun Jisoo, tidak lucu jika penyebabnya hanya karena wajahnya yang sama dengan Chaeyoung, kata orang kita punya tujuh kembaran di dunia ini jadi masih ada lima yang lain, kenapa harus dia. Rosé masuk ke dalam mobilnya, ini semua membuatnya gila, sangat gila.

Chaeyoung duduk di belakang Rosé yang menyetir dengan diam tidak seperti biasanya yang banyak bicara. Chaeyoung berpindah ke samping Rosé yang masih diam dan hanya melirik kearahnya.

"Rosé? Kamu mengenal wanita itu?" Rosé menghela nafasnya mendengar pertanyaan dari Chaeyoung.

"Tidak secara langsung, tapi dia sering muncul dalam mimpiku bahkan sebelum aku bertemu dengannya beberapa hari yang lalu tanpa sengaja. Menurutmu kenapa dia muncul dalam mimpiku? Apa hubunganmu dengannya dan apa hubungannya denganku?"

Chaeyoung sedikit terkejut mendengar penjelasan Rosé, pantas saja dia tadi begitu terkejut, kalau dia diposisi Rosé pasti juga akan merasa terkejut juga. Rosé kembali menghela nafas kasar, menginjak rem mobilnya, memutar balik mobilnya dengan tiba-tiba membuat kebisingan ditengah kota dengan aksinya. Chaeyoung jika dia adalah manusia sudah pasti jantungnya akan keluar dari sarangnya dengan aksi Rosé yang tiba-tiba.

"Kamu gila? Kalau aku mati dua kali bagaimana?"

"Iya aku gila semua gara-gara kamu, jadi sudah diam saja terima nasib." Chaeyoung tertawa mendengar Rosé yang menyalahkannya.

"Kita mau kemana?"

"Menemuinya sebelum aku benar-benar gila." Rosé semakin memacu mobilnya berharap Jisoo belum meninggalkan makam.

Rosé berlari kearah makam Chaeyoung, sudah kosong, Jisoo sudah pergi. Matanya menengok kanan dan kiri terus berusaha mencari sosok Jisoo yang dilihatnya akan masuk ke dalam mobilnya. Dengan cepat Rosé berlari menghadang mobil Jisoo yang hampir menabraknya. Rosé membungkuk tersenggal senggal, Chaeyoung yang melihat aksi nekad Rosé menahan nafasnya, gadis ini sudah kehilangan akal sehatnya, gadis ini mencari mati. Jisoo membanting pintu mobilnya, gadis gila pikirnya, ingin mati tapi kenapa harus menyusahkan orang lain.

Jisoo menghentikan langkahnya dan terdiam saat Rosé sudah berdiri tegak di depannya dengan nafas yang masih belum teratur. Kali ini nafas Jisoo yang seakan terasa sesak, Chaeyoung mengamati eksrepsi Jisoo yang berubah drastis. Dari rasa marah sekarang menjadi sesuatu yang dia tidak bisa jelaskan, sedih? Bahagia? Entahlah.

Rosé maju beberapa langkah mendekat kearah Jisoo yang masih diam mematung, jika saat dicafe dia yang memberanikan diri duduk di depan gadis yang wajahnya begitu mirip dengan tunangannya tapi sekarang dia yang membeku saat gadis itu berdiri di depannya.

"Siapa kamu?"

"Kim Jisoo." Suara Jisoo sedikit bergetar menjawab Rosé yang masih terus memandang kearahnya.

"Kita pernah bertemu di cafe kan? Kenapa... kenapa kamu duduk di depanku?"

"Agar aku ada teman." Jisoo menjawab asal apapun yang keluar pertama kali diotaknya.

"Bohong, kamu pikir aku orang lainkan?" Jisoo diam, siapa gadis ini, kenapa dia bisa bicara seperti itu. Apa yang dia tahu, atau dia punya hubungan dengan Chaeyoung.

"Diam berarti benar. Siapa gadis itu?"

"Itu bukan urusanmu." Jisoo berbalik melangkah kembali ke arah mobilnya.

"Temanmu? Sahabatmu? Keluargamu? Atau siapa? Beritahu aku." Rosé setengah berteriak tapi Jisoo tetap tidak mempedulikan ocehannya.

"Atau kekasihmu?" Chaeyoung melotot kearah Rosé yang enteng saja berteriak kearah Jisoo yang...diam menghentikan langkahnya sesaat sebelum kembali masuk ke dalam mobilnya dan pergi meninggalkan Rosé yang tersenyum tipis.

"Aku rasa dia kekasihmu Chaeng. Hahaha, daebak. Tambah pusing kepalakuuuuu."

Chaeyoung tak bisa berkata apapun, sikap Jisoo tadi jelas menjawab pertanyaan Rosé. Apa ini sudah bisa menjelaskan semua yang dia rasakan sejak pertama kali melihat Jisoo? Chaeyoung kembali menatap mobil Jisoo yang semakin menjauh dan menghilang. Rosé juga sudah mulai memacu mobilnya, sedangkan dirinya memutar tubuhnya memandang kearah makamnya. Bagaimana dia bisa meninggal?

----

Rosé membuang asal tas kerjanya, sudah seminggu sejak kejadian bersama Jisoo, Chaeyoung hilang tak tau dimana rimbanya. Mimpinya tentang sosok Jisoo yang masih terus mengganggu tidurnya. Rosé membuang tubuhnya diatas tempat tidur, rasa penat membunuhnya. Pekerjaannya yang makin hari makin menggunung, pikirannya yang terbagi memikirkan Chaeyoung, apa yang kira-kira terjadi dengan gadis itu tentu bukan kematian tapi apa yang terjadi dengan arwahnya. Dan Jisoo, itu yang paling mengganggu dirinya. Jika Jisoo adalah kekasih Chaeyoung untuk apa dia selalu mengganggu tidur nyenyaknya. Tidak menyenangkan memimpikan kekasih orang lain.

Rosé keluar dari kamarnya mengamati rumahnya yang seperti biasa, kosong. Ayah dan ibunya belum pulang dari tempat mereka bekerja. Kakinya melangkah menuju dapur, cacing dalam perutnya sudah berteriak minta tolong. Dengan lesu Rosé membuka setiap rak di dapur mencari sebungkus ramen tapi nihil. Rosé mengacak rambutnya dengan kesal kembali ke dalam kamarnya meraih dompet dan kunci mobilnya.

Semangkok ramen panas mulai dia nikmati dengan ditemani kimchi dan sebotol minuman bersoda. Matanya mulai membaca lagi menu yang tertempel di dinding, ramen saja ternyata tidak cukup mengisi perutnya. Sepiring kimbab dan semangkok japchae dihidangkan didepannya. Dengan senyum lebarnya Rosé kembali menikmati makan malamnya.

Sepasang mata tak berhenti memperhatikan Rosé yang lahap tak memperdulikan dunia sekitarnya. Setelah memotret wajah Rosé, dimasukkan ponsel kedalam sakunya dan beranjak pergi dari kedai ramen. Suara dering ponselnya menghentikan langkahnya. Mengatur nafasnya beberapa kali sebelum akhirnya menekan tombol hijau dilayar ponselnya.

"SIAPA WANITA ITU?"

"Aku juga tidak tau Jen, tapi dia sangat mirip dengan Chaeyoung."

"Share lokasimu Irene, aku akan kesana."

Irene mematikan panggilan, masuk kedalam aplikasi chatnya bersama Jennie. Dimasukkan kembali ponsel kedalam saku jaketnya dan kembali memandang kearah Rosé yang masih sama bahkan sudah ada piring tambahan yang lain. Sangat tidak mungkin jika dia adalah Chaeyoung yang hidup kembali, atau karena hidup kembali jadi nafsu makannya berubah mengerikan seperti itu. Irene menggelengkan kepalanya membayangkan orang meninggal hidup kembali saja sudah sangat tidak mungkin dan tidak masuk akal ditambah kemungkinan yang lainnya. Diliriknya Rosé yang sudah selesai dengan makannya tapi belum ada penampakan dari sosok Jennie, apa yang harus dia lakukan sekarang.





Tbc
🙏✌👋

The Lost SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang