TLS 13

199 28 4
                                    

Rose sudah menatap makam Chaeyoung hampir dua jam lebih tapi tetap tidak ada tanda-tanda Chaeyoung. Hampir satu minggu ini Rose datang ke makam Chaeyoung tapi dia tetap tidak bisa menemukan Chaeyoung dimanapun. Bahkan pernah Rose pergi kerumah Chaeyoung tapi hanya ibunya yang berada di sana. Jisoo mengulurkan minuman ke hadapan Rose yang tersenyum menerimanya.

"Kamu bolos kerja lagi?" Tanya Jisoo yang membersihkan makam Chaeyoung.

"Aku ambil cuti, aku sama sekali tidak bisa konsentrasi." Jawab Rose menyeruput minumnya.

"Bagaimana kalau dia benar-benar sudah pergi?" Tanya Rose lirih, Jisoo menatap Rose yang terlihat begitu sedih.

"Berarti itu yang terbaik buat dia. Usahamu membantunya berhasil, dia sudah tenang di sana." Jawab Jisoo melanjutkan membersihkan makam Chaeyoung, Rose langsung menatap Jisoo mendengar jawaban dari Jisoo.

"Kamu sudah merelakannya?" Rose membalas tatapan mata Jisoo yang kembali menatapnya.

"Harus. Aku hanya melepas kepergiannya, dia akan tetap tinggal dalam hatiku selamanya." Jisoo tersenyum simpul ke arah Rose.

"Kamu tidak akan melanjutkan hidupmu?" Tanya Rose lagi.


"Melanjutkan hidup? Maksudmu pasangan lain?" Tanya Jisoo memastikan pertanyaan Rose yang dijawab anggukan dari Rose.

"Aku tidak akan mencari penggantinya karena tidak akan pernah ada yang bisa menggantikannya. Tapi kalau ini salah satu keinginannya, aku akan mencoba membuka hatiku untuk orang lain." Jisoo tersenyum lagi dan berdiri setelah yakin makam Chaeyoung sudah cukup bersih.



Rose berjalan mengikuti Jisoo yang melangkah pergi dari makam Chaeyoung, Rose kembali menatap kebelakang, tapi sama saja, tidak ada Chaeyoung disana. Jisoo berdiri di samping mobilnya menunggu Rose yang terlihat sangat lesu.


"Mau langsung pulang?" Tanya Jisoo.

"Kemana lagi aku harus mencarinya?" Mata Rose menatap Jisoo dengan sayu.

"Disini." Jisoo menunjuk hati Rose, mata Rose menatap arah jari Jisoo. Tubuhnya seperti sudah tidak berdaya lagi, dia merasa sangat lelah.

"Jangan membuatnya harus kembali ke dunia ini lagi karena sekarang justru kamu yang tidak mau merelakannya. Tujuan awalmu ini kan? Bukannya kamu yang harusnya lebih kuat dariku? Kenapa sekarang jadi terbalik seperti ini?" Rose menunduk, ini tidak semudah yang dia pikirkan.


"Ternyata bicara lebih mudah." Guman Rose, Jisoo membuka pintu mobilnya, membiarkan Rose masuk ke dalam mobilnya. Jisoo menutup pintu dan menatap ke arah makam Chaeyoung sebelum berjalan dan masuk ke dalam mobilnya.




Jennie menarik kursi di depan meja kerja Jisoo yang hanya diam melamun. Pandangan matanya kosong, Jennie mengetuk beberapa kali meja kerja Jisoo sebelum akhirnya mendapat perhatian dari kakaknya yang sudah membenarkan duduknya dan meraih dokumen dari atas meja kerjanya.

"Kenapa kak?" Tanya Jennie.

"Rose, dia tidak melihat Chaeyoung akhir-akhir ini. Apa itu artinya dia sudah pergi dan tenang di sana Jen?" Guman Jisoo membuat mata Jennie membulat.

"Apa kak? Maksudmu apa? Rose, dia bisa melihat Chaeyoung?" Tanya Jennie dengan kaget.

"Iya Jen, tapi sudah hampir seminggu ini Rose seperti orang gila. Chaeyoung menghilang tanpa pamit." Jisoo menghela nafas dan membuang dokumen di tangannya.

"Wah, ini sama sekali engga masuk akal sih buatku." Jennie menyandarkan tubuhnya, benar-benar tidak percaya.

"Aku, juga bingung. Bahagia tapi juga sedih, ditambah Rose yang malah seperti ini. Padahal awalnya dia yang selalu bilang kalau ini yang terbaik buat Chaeyoung." Jisoo menghela nafas lelah.

The Lost SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang