TLS 8

160 26 3
                                    

Jisoo memperhatikan foto Chaeyoung di ponselnya. Pikirannya masih sama tidak tenangnya mengingat wanita yang dia temui di cafe dan bagaimana dia bisa muncul dihadapannya di makam. Tidak mungkin itu suatu kebetulan biasa. Dan wajahnya, dari jarak dekatpun dia tidak bisa menemui perbedaan dari wajah wanita itu dan Chaeyoung. Semua sama persis bagai pinang dibelah dua. Ini membahagiakannya tapi disaat yang bersamaan terasa mengerikan baginya.


Jisoo mengehela nafasnya pelan, dia memang mengharapkan Chaeyoung kembali padanya tapi melihat wanita itu di depannya, itu tidak benar. Jisoo melangkah keluar dari kamarnya menuju dapur mengisi gelas minumnya dan disaat  bersamaan Jennie masuk ke dalam rumahnya. Mata Jennie terlihat seperti orang yang ketakutan. Jisoo memandang Jennie yang menghabiskan minum dari gelasnya.


"Kak, aku melihatnya." Ucap Jennie pelan.

"Melihat apa?" Jisoo memperhatikan wajah Jennie yang terlihat pucat.

"Park Chaeyoung, kekasih kakak." Jennie membalas tatapan mata Jisoo dengan rasa takut.

"Dia sudah meninggal Jen, itu yang selalu kamu bilang. Dia tidak mungkin hidup lagi Jen." Suara Jisoo bergetar mencoba menahan dirinya.

"Aku melihatnya dengan mataku sendiri. Dia, tidak mungkin itu bukan dia. Bukan hanya mirip kak, aku yakin itu dia." Ingatan Jennie membawanya kembali beberapa menit yang lalu di mana dia melihat Rose berjalan keluar dari rumah makan dan masuk ke dalam sebuah mobil.

Tidak mungkin itu bukan kekasih kakaknya, tapi bagaimana mungkin dia masih hidup? Dia yang membantu Jisoo mengurus semua, dari rumah sakit bahkan sampai pemakaman. Tidak mungkin wanita itu hidup kembali. Wajah Jennie semakin pucat, tidak mungkin juga dia melihat hantu yang bisa mengendarai mobil.

"Dimana kamu melihatnya?" Tanya Jisoo pelan mencoba menenangkan Jennie.

"Dia keluar dari rumah makan, dia keluar dan masuk ke dalam sebuah mobil. Kak, aku engga mungkin salah lihat atau wanita itu engga mungkin hantukan?" Jennie memandang kakaknya dengan tatapan bingung.

"Mereka orang yang berbeda. Tapi, wajah mereka..." Jisoo menghela nafas panjang.

"Wajah mereka bagai pinang di belah dua. Aku, juga bertemu dengannya. Dua kali, itu juga membuatku gila. Aku bahagia melihat wajahnya tapi aku juga merasa sakit, karena dia bukanlah Chaeyoung melainkan orang lain." Jennie menutup mulutnya, tidak mungkin ada dua orang yang sama persis di dunia ini kecuali mereka kembar identik tapi itu juga tidak mungkin. Selama ini mereka mengenal Chaeyoung sebagai putri tunggal keluarga Park.


"Ini tidak masuk akal kak." Jawab Jennie tidak tahu harus menjawab apa.

"Dia muncul di makam dan bertanya apa hubunganku dengan Chaeyoung." Jennie melotot mendengar ucapan Jisoo.

"Dia mengenal Chaeyoung?" Tanya Jennie heran.

"Entah, saat itu aku tidak punya kekuatan menghadapinya. Terlalu sakit melihat wajah Chaeyoung tapi bukan Chaeyoung yang aku hadapi." Jennie meraih tangan Jisoo, jika buat dirinya saja ini sulit dipercaya bagaimana dengan Jisoo. Jisoo memendang tangan Jennie dan menghela nafas panjang. Dia merasa penasaran tapi ketakutan dan rasa sakit yang dia rasakan membuatnya semakin sulit.


~®~


Rose meletakkan dokumennya, pikirannya kembali teringat dengan Jisoo. Bagaimana dia bisa menemui wanita itu tanpa harus ada adegan seperti kemarin. Banyak pertanyaan dalam dirinya, yang awalnya dia merasa takut tapi sekarang dia justru merasa sangat penasaran. Bukan hanya karena masalah Chaeyoung tapi juga tentang mimpinya dan suara-suara aneh yang sering dia dengar. Rose meraih handphonenya, menekan tombol panggilan. Suara operator yang tentu saja menjawab panggilannya. Rose mematikan panggilan setelah dia mendapat jawaban yang dia inginkan.


The Lost SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang