TLS 10

209 29 2
                                    

Rose memperhatikan Jisoo yang sudah rapi dan menyiapkan sarapan mereka. Rose menoleh ke arah pintu depan mendengar suara pintu terbuka memperlihatkan Jennie yang sedikit terkejut melihat Rose berada di dalam rumah kakaknya. Dan melirik Jisoo yang acuh tetap dengan kesibukannya menata meja makan. Jennie tersenyum canggung ke arah Rose dan berlalu menuju meja makan menarik lengan Jisoo.

"Kak, yang benar aja? Jangan gila deh, aku tahu kakak belum bisa move on tapi masa sama orang yang mirip Chaeyoung." Jisoo melepaskan tangan Jennie dengan malas.

"Kamu yang gila. Mau ngapain pagi-pagi kesini?" Jisoo menyuruh Rose mendekat dan memakan sarapannya. Rose hanya diam dan mengikuti apa yang Jisoo perintahkan.


"Cuma mau ngchek kakak aja, tapi kayaknya udah engga perlu aku check lagi sekarang." Jennie meraih roti di atas piring Jisoo sambil melirik Rose.

"Ini engga kayak yang kamu pikir." Ucap Rose sambil mengunyah roti di mulutnya.

"Kakakku emang dingin dan cuek tapi dia sebenarnya perhatian. Cuma kadang jual mahal, aku juga penasaran sih bagaimana Chaeyoung dulu bisa bikin kakakku ini luluh." Ucap Jennie membuat Rose melirik Chaeyoung yang mengangkat bahunya, seperti menjawab pertanyaan Rose.

"Ada jadwal?" Tanya Jisoo pada Jennie mengalihkan pembicaraan mereka.

"Pagi kosong sih." Jawab Jennie sambil mengingat jadwalnya, Jisoo mengangguk dan berlalu menuju kamarnya membuat Rose heran.

"Dia emang gitu, irit tapi bakal cerewet pada waktunya." Rose tersenyum mendengar penjelasan Jennie, sebenarnya dia tidak peduli tapi heran saja melihat Jisoo.

"Ini kunci mobilku, pakai saja. Antar aku ke kantor Jen." Jennie buru-buru menghabiskan minumannya melihat Jisoo yang sudah berjalan menuji pintu keluar rumah. Sementara Rose juga dengan cepat segera berjalan sedikit cepat mengejar Jisoo.

"Aku bisa naik taksi atau bus saja." Rose mencoba mengembalikan kunci mobil Jisoo.

"Kamu akan terlambat ke kantormu kalau harus pulang ke rumahmu. Di kamarku ada baju ganti aku taruh di atas kasur, pakai saja dulu." Jennie tersenyum kearah Rose dan melambaikan tangannya.

Rose dengan pasrah menggenggam kunci mobil Jisoo dan memperhatikan mobil Jennie yang sudah hilang dari pandangannya. Rose menutup pintu rumah dan membuka kamar Jisoo yang terlihat minimalis. Rose meraih baju yang sudah Jisoo siapkan untuknya, matanya sekali lagi menyusuri setiap sudut kamar Jisoo. Tidak ada satupun foto Chaeyoung disana, atau bahkan dirumah ini.

"Dia simpan di laci meja itu." Ucap Chaeyoung seperti membaca apa yang Rose pikirkan. Rose mengikuti arah tangan Chaeyoung dan membuka lacinya. Benar saja hanya ada satu foto di sana, Jisoo dan Chaeyoung yang tersenyum sangat bahagia.

"Dia sangat kehilanganmu, mungkin ini salah satu usahanya melepasmu. Menyimpan semua kenangan kalian rapat-rapat." Rose mengembalikan foto kedalam laci dan menatap Chaeyoung.

"Sepertinya hidupmu sangat menyenangkan dulu." Rose tersenyum dan meninggalkan Chaeyoung yang memandang punggung Rose, ada nada sedih dalam kalimat Rose tadi.



~®~



Lisa memperhatikan Rose yang keluar dari mobil mewah Jisoo. Lisa menyentuh mobil Jisoo dengan perasaan takjub. Rose menepis tangan Lisa, bisa bahaya kalau temannya ini meninggalkan goresan disana. Lisa mengikuti Rose dengan wajah penasaran.

"Rose, mobil siapa itu? Gebetanmu? Gila, anak orkay?" Tanya Lisa terus mengekor Rose membuat Chaeyoung tertawa mendengar pertanyaan Lisa.

"Mana ada anak orkay mau sama aku yang pas-pasan." Senyum Chaeyoung langsung luntur seketika mendengar jawaban Rose, mereka kembar tapi kehidupan mereka sangat berbeda.

The Lost SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang