TLS 11

126 18 2
                                    

Lisa tersenyum ke arah Rose yang baru datang, masih dengan senyuman di wajahnya Lisa menarik kursi kerja Rose agar segera duduk. Rose memandang Lisa dengan wajah penasaran, apa ada berita baik sampai Lisa memasang senyum bodohnya itu.

"Kamu kesambet?" Tanya Rose tapi justru Lisa memasang senyuman lebih lebar lagi dan memberi kode dengan matanya. Rose mengikuti arah mata Lisa dan melihat sebuah paper bag lagi di atas meja kerjanya.

"Apaan ini?" Tanya Rose heran dan langsung membukanya. Makanan lagi? Rose mengeluarkan handphonenya tapi tidak ada pesan chat apapun dari Jisoo.

"Siapa yang kirim?" Tanya Rose berbali menghadap Lisa.

"Dia cantik Je, sangat cantik. Biarpun dia cewek tapi kalau kamu sama dia, aku dukung Je. Dia benar-benar cantik dan KAYA." Jawab Lisa sumringah.

Rose meraih handphonenya dan pergi dari hadapan Lisa sambil mencari nomer kontak Jisoo yang perlu beberapa kali baru mau mengangkat panggilan darinya.

"Jangan marah-marah, sebagai ucapan terima kasih buat semalam." Ucap Jisoo sebelum Rose mengatakan sesuatu.

"Tapi ini terlalu banyak." Jawab Rose pelan.

"Bagi dengan teman kantormu, tadinya mau aku antar ke rumahmu tapi pasti kamu akan menolaknya jadi aku kirim langsung ke kantormu." Jisoo membuka pintu ruangannya, kantornya masih sepi karena dia terlalu pagi datang.

"Terima kasih. Kamu sudah sarapan?" Rose mengigit bibirnya, kenapa dia harus bertanya seperti ini.

"Aku juga sudah membeli yang sama tadi. Aku menunggu Jennie datang, dia bilang mau menyusul ke kantor." Rose tersenyum sendiri diseberang sana. Jisoo mulai bicara banyak dengannya tidak seperti dulu yang sangat irit suara.

"Baguslah, aku harus kembali ke meja kerjaku sekarang." Rose menahan tangannya yang akan mematikan panggilan mendengar Jisoo memanggilnya.

"Siang ini bisa aku menjemputmu?" Tanya Jisoo hati-hati.

"Siang ini? Kenapa?" Tanya Rose heran.

"Ke makam Chaeyoung, kamu bilang dia sering disana. Aku hanya ingin tahu kalau dia ada disana atau tidak." Jisoo berhenti bicara dan menunggu Rose memberi jawaban padanya.

"Dia hari ini ingin berada dimakam seharian." Jawab Rose sambil mengingat apa yang tadi Chaeyoung katakan padanya.

"Ah baiklah. Selamat bekerja." Rose memandang layar handphonenya, Jisoo mematikan panggilan sebelum dia bisa menjawab Jisoo.

Jisoo meraih kunci mobilnya lagi dan pergi meninggalkan kantornya, Jisoo membawa mobilnya menuju makam Chaeyoung. Seperti biasa Jisoo meletakkan bunga diatas makam Chaeyoung sebelum dia duduk di samping makam. Jisoo membersihkan beberapa daun yang berada diatas makam, matanya menatap foto Chaeyoung yang dulu dia pilih sendiri.


Chaeyoung menghela nafas berat melihat Jisoo sepagi ini sudah berada di makamnya, mengusap fotonya dan membersihkan debu. Chaeyoung berjalan mendekat dan duduk berseberangan dengan Jisoo. Ditatapnya Jisoo yang sudah selesai membersihkan makamnya.

"Mau sampai kapan kamu akan seperti ini?" Tanya Chaeyoung.

"Aku tidak akan pernah berhenti datang kesini." Ucap Jisoo seperti bisa mendengar pertanyaan Chaeyoung.

Chaeyoung hanya menggeleng mendengar ucapan Jisoo. Jisoo terus memandang foto Chaeyoung tanpa suara, Jisoo menggeser duduknya dan dengan bersandar dimakam, Jisoo memandang langit biru.

"Hari ini adalah perayaan hari jadi kita. Kamu ingat apa yang ingin kamu lakukan hari ini? Mengunjungi toko buku tua dimana kita bertemu dulu. Kamu mau kesana sekarang bersamaku? Aku bisa membeli tiket pesawat buat kita." Jisoo kembali menatap foto Chaeyoung berharap akan mendapat jawaban dari Chaeyoung.


The Lost SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang