TLS 6

634 87 13
                                    

Rosé menjatuhkan dirinya diatas ranjang empuknya, pikirannya tak bisa berkonsentrasi sama sekali, seluruh ingatannya kembali lagi pada sosok wanita yang tadi dia temui, Kim Jisoo. Rosé bangkit dari tidurnya melajukan mobilnya menuju apartment Lisa, bisa gila jika dia tidak bicara pada seseorang. Dan kemana hantu Chaeyoung, seharian ini dia tidak melihat Chaeyoung sama sekali. Atau jangan-jangan Chaeyoung sudah tenang kembali ke dunianya? Ah, rasanya itu tidak mungkin, hantu itu saja masih belum ingat alasan kenapa dia kembali ke dunia manusia ini. Rosé mencoba kembali konsentrasi pada jalanan yang dipenuhi oleh mobil dan motor juga manusia yang seperti tidak kenal lelah walau hari sudah menuju puncaknya.

Lisa mengulurkan minuman kaleng ke tangan Rosé, Lisa mendudukkan dirinya di samping Rosé. Lisa melirik ke arah Rosé yang justru masih terdiam kosong menatap kaleng minuman ditangannya. Lisa menyenggol lengan Rosé agar temannya ini kembali ke alam sadarnya. Jujur Lisa merasa akhir - akhir ini Rosé sangat aneh, bisa dibilang sejak Rosé mendengar atau melihat hal yang seharusnya tidak dia lihat.

"Kamu napa sih Je? Jangan bikin takut lagi deh."

"Aku tadi bertemu seseorang Li." Lisa menyatukan alisnya, lalu apa masalahnya kalau bertemu dengan seseorang?

"Terus?"

"Kamu ingat aku pernah tanya aku bermimpi bertemu dengan seseorang yang sama sekali aku engga kenal?"

"Iya?" Lisa semakin cemas melihat ekspresi Rosé yang seperti orang bingung.

"Orang itu yang tadi aku temui secara tidak sengaja Lisa. Wanita itu benar-benar ada, dia didepanku bicara padaku bukan lagi di mimpi. Dan wajahnya... aku yakin 1000% itu adalah dia."

"Cuma kebetulan kali Je. Atau kamu tadi cuma mimpi aja."

"Lisa... Kamu pikir aku bohong?" Rosé meraih ponselnya dan memberikan pada Lisa sebuah foto yang tadi berhasil dia ambil sebelum Jisoo keluar dan pergi dari cafe.

"Itu cuma punggung orang Je, kan bisa siapa saja yang kamu foto."

"Pokoknya aku engga mimpi Lisa, dia nyata dan begitu cantik. Sama persis seperti mimpiku, dan kamu tahu. Tadi cafe itu engga ramai masih banyak bangku kosong tapi dia memilih duduk di tempatku. Menurutmu apa itu tidak aneh?"

"Iya tapi masih kalah anehnya sama kamu Je."

Rosé mencibir sebelum meminum minuman ditangannya, jangankan Lisa atau orang lain, dirinya sendiri saja merasa bahwa ini semua juga aneh. Rosé terbatuk tersedak begitu dia teringat sesuatu. Lisa memukul pelan punggung Rosé, apalagi yang terjadi dengan temannya ini. Lisa berpikir apa dia sebaiknya membawa Rosé bertemu dengan orang 'pintar' mengusir semua hawa negatif dan aneh dari Rosé.

"Suara itu." Lisa yang tadinya memukul mukul pelan kali ini dengan keras memukul kepala belakang Rosé. Sudah tahu dia penakut dan hidup sendiri masih saja membuat cerita yang membuat bulu kudulnya berdiri.

"Apaan sih Li, sakit tahu."

"Jangan aneh-aneh Je, ini dah malam."

"Suara wanita itu aku pernah dengar juga, iya Li itu suara wanita itu, engga salah lagi."

"Je, mending besok kamu ketemu orang pinter biar dibuang semua hawa-hawa engga enak dari tubuh kamu ini. Serem tahu Je kamu tu sekarang." kali ini Rosé menyentil jidat Lisa yang kebetulan terbuka lebar.

"Kalau gini kamu yang lebih aneh Li. Tapi beneran Li, aku engga bohong."

"Ya dah sekarang aku mau tanya, wanita itu kenal kamu engga?" Rosé menggelengkan kepalanya, jika bukan karena Jisoo yang mengajaknya kenalan terlebih dahulu mungkin dia juga tidak berani mengajak kenalan. Rosé menghela nafasnya, menidurkan kepalanya diatas sandaran sofa. Kepalanya terasa penuh dan berat.

The Lost SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang