Tanyakan 2 🔞

37 1 0
                                    

Mohon maaf ya
kalo banyak typo dan sebagainya
Kasih tau aja ya.
~~
Jangan lupa vote^^
.
.

Sesampainya di kamar Haechan langsung menghempaskan badannya dikasur, memejamkan mata. Benar-benar memalukan batin Haechan, bagaiman bisa dia tidur sambil memeluk Hyungwon.

"Ahh.. Sudahlah lupakan... Lupakan. Coba kita lihat Hp dulu siapa tau ad- ...Omaygat 100 panggilan tidak terjawab!"

Haechan langsung menelpon balik.

"Mati aku, nggak diangkat. Haechan mengacak-ngacak rambutnya."

"Calm down Haechan. Okay nggak ada pilihan, aku harus datang kesana."

Haechan langsung bersiap-siap untuk pergi ke villa, mungkin Mark ada disana.

°°°

Seperti dugaan Haechan, ada mobil terpakir di halaman. Sepertinya Mark ada di dalam. Haechan langsung berjalan masuk ke dalam untuk memastikan.

"Haechan-ah."

Seseorang memanggil namanya, Haechan berbalik untuk melihatnya. Rupanya itu adalah manager hyung nya Mark.

"Kamu dari mana aja baru datang? Aah itu temuin Mark sekarang di kamar, hyung serahin dia sama kamu."

Haechan melongo terlihat bingung, apa maksud dari manager hyung. Terserahlah pikir Haechan lebih baik sekarang dia masuk ke kamar untuk melihat Mark.

Saat pintu kamar terbuk, tercium aroma semerbak alkohol. Sebanyak apa Mark minum pikir Haechan, apa Mark sudah hilang kewarasannya atau memang gila.

"Mark, heii bangun.. Mark bangun. Haechan menggoyangkan badan kekasihnya itu.

"Hmm... Mmm, pusing. Mark lalu duduk sambil memegang kepalanya."

"Chaniee? Mark mengucak-ngucak matanya seakan tidak percaya."

"Mmm.. Iya ini aku, kamu kenapa jadi minum! Kamu tau aku nggak suka lihat kamu mabuk kaya gini. Decak Haechan kesal."

Mark langsung memeluknya dengan erat, saat Haechan hendak melepaskan pelukannya. Terdengar suara tangis Mark sambil mengucapkan kata maaf.

"Ada apa Mark? Haechan menepuk pelan pundaknya berusaha menenangkannya."

"Aku pikir kamu marah sama aku, nggak mau ketemu aku lagi dan bakalan ninggalin aku. Ucapnya dengan isak tangis.

Haechan mendorongnya melepaskan pelukan, ditatapnya lelaki yang dihadapannya. baru kali ini Haechan melihatnya menangis.

"Aku nggak marah sama kamu, aku masih mau ketemu kamu. Aah dan satu lagi aku nggak bakalan ninggalin kamu. Jangan nangis sayangku."

Haechan mengusap air mata Mark, lalu memeluknya kembali.

"Maafin aku ya nggak angkat telpon dari kamu, kamu pasti salah paham. Ya kan?"

Mark mengerucutkan bibirnya, sial wajahnya imut sekali. Haechan langsung mencium bibirnya.

"Udah ngambeknya?"

7 Years Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang