4

282 57 18
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

😥 Arata bagi asahi

Arata saat ini sedang tertidur di punggungku karena sebelumnya arata mengalami mimisan karena kelelahan.

"Sampai kapan aku harus berpura-pura tidak tahu." Ucapku.

"Aku sakit melihatmu mengalami ini semua." Ucapku.

"Kau harus bertahan arata aku tidak mau kau pergi bagaimanapun caranya." Ucapku.

"Menyakitkan ternyata melihat saudaramu berjuang sendirian." Ucapku.

Aku hanya menatap arata dalam diam namun di hatiku sakit karena arata adikku harus memiliki penyakit itu walaupun sebenarnya arata sendiri tidak tahu.

"Kau tidak boleh menyusul kaachan pergi karena disini masih ada kami." Ucapku.

"Aku tidak marah kalau kau menjahiliku atau apapun itu yang kuinginkan hanya kau sembuh dari penyakit yang kau derita saat ini." Ucapku.

"Hatiku memang lembut bahkan aku sering menangis saat malam hari saat bayangan kalau kau tiada muncul." Ucapku.

"Hm." Gumam Arata.

"Aku disini jangan kemana-mana ya." Ucapku.

"Kepalaku pusing ash." Keluh Arata.

"Obat yang selalu diberikan touchan dibawa tidak?" Tanyaku.

"Ada." Ucap Arata.

Aku menurunkan arata lalu memeriksa obat yang selalu dibawa arata kemanapun dan touchan yang mengurus itu semua.

Aku mengambil air minum yang berada di tas lalu mengambil obat-obatan milik arata dan memberikannya kepada arata.

"Ash!" Panggil Arata.

"Ya ada apa?" Tanyaku.

"Kenapa aku selalu minum obat?" Tanya Arata.

Membuat aku terdiam atas pertanyaan arata barusan sementara arata meminum obatnya lalu menarik tanganku.

"Aku sakit ya?" Tanya Arata.

"Memang touchan tidak memberitahukannya?" Tanyaku.

"Touchan selalu menghindar kalau aku menanyakan hal itu." Ucap Arata.

"Aku juga tidak tahu." Ucapku.

"Ash berbohong." Ucap Arata.

"Tapi arata." Ucapku.

"Iya." Ucap Arata.

"Kau merasakan sakit?" Tanyaku.

"Aku selalu mimisan dan kepalaku selalu sakit." Ucap Arata.

✔️ Azumane Asahi Twins (oc male reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang