9

201 43 18
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🍁 Arata sebenarnya

Hari ini aku dan asahi telah menyelesaikan ujian terakhir sekolah lalu aku melihat asahi tersenyum senang membuat aku tersenyum senang juga.

"Mau aku gendong tidak?" Tanya Asahi.

"Boleh saja." Ucapku.

Asahi berjongkok di depanku dan aku naik ke punggung asahi namun aku terdiam sesaat ketika merasakan kepalaku pusing.

"Hiks ash!" Tangisku.

"Eh kepalamu sakit!" Panik Asahi.

"Hm." Gumamku.

Asahi menurunkan aku lalu mengambil tas milikku untuk mengambil obat milikku.

"Buka mulutmu." Ucap Asahi.

Aku membuka mulutku dan asahi memberikan obat kepadaku tak lama aku merasakan hidungku mengeluarkan darah.

"Arata!" Panik Asahi.

"Hiks sakit." Tangisku.

"Aku disini ok." Ucap Asahi.

"Lihat keatas agar mimisanmu berhenti ok." Ucap Asahi.

"Pegal ash." Ucapku.

"Aku akan berdiri di belakangmu untuk menahan kepalamu." Ucap Asahi.

"Baiklah." Ucapku.

Aku melihat keatas langit sementara asahi menggelap mimisan yang terus mengalir dari hidungku.

"Ash pulang." Ucapku.

"Kita tunggu hingga mimisanmu berhenti." Ucap Asahi.

"Boleh aku meminta sesuatu?" Tanyaku.

"Boleh saja." Ucap Asahi.

"Ash mau sekolah lagi kan?" Tanyaku.

"Kuliah maksudmu?" Tanya Asahi.

"Iya itu." Ucapku.

"Iya sekolah desain." Ucap Asahi.

"Aku juga mau jadi asisten ash untuk membuka butik." Ucapku sambil tersenyum.

"Iya pasti bisa kan kau bisa sembuh seperti kaachan." Ucap Asahi.

"Atau aku jadi investor saja?" Tanyaku.

"Kalau itu pilihanmu aku akan dukung lagipula kalau sekolah desain kau malah keluar dari keahlianmu." Ucap Asahi.

"Iya aku tidak ahli menggambar." Ucapku sambil tersenyum.

✔️ Azumane Asahi Twins (oc male reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang