8

208 46 14
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

😥 Turnamen nasional

Saat ini aku berada di turnamen nasional dan arata berada di rumah karena touchan melarangnya ikut jadi arata hanya diam saja tidak mengatakan apapun.

"Adikmu pasti mendukungmu di rumah." Ucap Daichi.

"Iya aku paham." Ucapku.

Sebelum melaksanakan pertandingan kami semua melakukan pemanasan setelah pemanasan selesai kami semua memasuki lapangan untuk memulai pertandingan pertama di turnamen nasional.

Karasuno berhasil menang di hari pertama bahkan alumni kapten karasuno datang untuk melihat kami semua.

"Ash!" Panggil Arata dari kejauhan.

"Aku permisi dulu." Ucapku membungkukkan badanku.

Aku langsung berlari kearah arata dan memeluknya dengan erat membuat arata tertawa membuat hatiku menghangat.

"Memang sudah sembuh?" Tanyaku.

"Sudah dong." Ucap Arata.

Karena sebelum aku berangkat ke tokyo penyakit arata kambuh jadi harus dirawat di rumah sakit namun tidak kusangka ternyata arata sudah membaik.

"Neechan mengantar arata?" Tanyaku melihat kehadiran mio.

"Iya karena touchan tidak mungkin membiarkan arata pergi sendirian." Ucap Mio yang datang dari arah belakang.

"Bukannya neechan ada jadwal kuliah?" Tanyaku.

"Aku izin dulu untuk menemani arata." Ucap Mio.

"Begitu ya." Ucapku.

"Ash ada mochi tidak?" Tanya Arata.

"Aku belum berkeliling karena masih asing dengan tempat ini." Ucapku.

"Ayo berkeliling aku mau mochi!" Ajak Arata menarik tanganku.

"Asahi baru selesai bertanding pasti lelah lebih baik bersama neechan saja." Ucap Mio.

"Mau sama ash!" Rengek Arata.

"Tidak apa-apa kok neechan aku juga merindukan adikku." Ucapku sambil tersenyum.

"Azumane!" Panggil Ukai.

Membuat kami bertiga menoleh kearah ukai dan ukai menggaruk belakang kepalanya.

"Maaf maksudku azumane asahi." Ucap Ukai.

"Ada apa coach?" Tanyaku.

"Kita makan siang dulu setelah itu pulang." Ucap Ukai.

✔️ Azumane Asahi Twins (oc male reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang