6

247 44 4
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

😥 Walaupun arata kurang ajar

Malam ini aku sedang bermain dengan arata entah apa yang diinginkan arata dan aku hanya mengikuti saja.

"Main apa ash?" Tanya Arata.

"Kan kau yang mengajak aku bermain." Ucapku.

"Hm apa ya?" Bingung Arata.

Aku hanya tertawa melihat ekspresi arata yang kadang seperti anak kecil berusia 5 tahun kalau sedang kebingungan.

Namun arata tiba-tiba memegang kepalanya membuat aku langsung panik dan arata mimisan namun arata malah tertawa seolah baik-baik saja.

"Hahahaha aku mimisan lagi." Tawa Arata.

Setelah itu arata pingsan dan aku yang akan membawa arata pergi ke rumah sakit dicegah oleh touchan.

"Kau jaga rumah dan touchan akan menghubungi neechan mu untuk kembali ke rumah." Ucap Touchan.

Touchan langsung pergi ke rumah sakit dan aku hanya menatap kepergian arata dan touchan dalam diam.

Aku masuk ke kamarku dan menangis karena aku takut akan kehilangan arata lalu aku terus memeluk lututku hingga tanpa kusadari aku tertidur.

Pagi harinya

"Asahi bangun!" Panggil Mio.

"Eh arata!" Pekikku.

"Ini neechan." Ucap Mio.

"Maaf neechan aku masih memikirkan keadaan arata." Ucapku.

"Arata harus dirawat dulu karena kondisinya lemah." Ucap Mio.

"Oh souka." Ucapku lesu.

"Mandi sana dan neechan akan antar kau ke sekolah." Ucap Mio.

"Tidak perlu." Ucapku.

Aku mandi dan sarapan dalam diam namun mio mengantar aku ke sekolah karena mio bilang akan melihat keadaan arata.

Sore harinya

Setelah kekalahan di interhigh beberapa bulan lalu kami semua berlatih dengan keras namun aku tidak bisa berkonsentrasi latihan karena memikirkan arata.

"Azumane dari tadi kau smash selalu keluar." Ucap Ukai.

"Maaf coach." Ucapku.

"Kalau kau sakit lebih baik pulang saja." Ucap Ukai.

"Tidak aku baik-baik saja." Ucapku.

"Kalau kau memikirkan arata terus lebih baik kau pulang saja asahi." Ucap Daichi.

✔️ Azumane Asahi Twins (oc male reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang