Playlist Easy On Me - Adele
Langkah kaki itu berjalan seirama dengan kamera yang mengarah kearahnya. Pria itu berhenti di tengah red carpet membiarkan kamera membidik dirinya. Di sampingnya, ada wanita cantik yang sudah menjadi kekasihnya selama dua tahun. Dia melingkarkan tangannya di pinggang wanita itu.
“Apakah kalian berencana menikah dalam waktu dekat ini?” tanya salah seorang wartawan.
Pria itu tersenyum mendengar pertanyaan tersebut. Dia menoleh menatap sang kekasih dengan pandangan cinta yang begitu kental. “Tentu saja. Siapa yang tidak ingin menikahi wanita cantik disampingku ini?” ujarnya, masih terus menatap kekasihnya tersebut. Senyumnya semakin merekah.
“Kalian terlihat saling mencintai satu sama lain. Anda sangat beruntung Mr. Reonald bisa mendapat wanita seperti Ms. Muller.”
“Terimakasih. Tapi sepertinya aku yang sangat beruntung bisa mendapat wanita yang sebentar lagi akan menjadi Mrs. Reonald.” kata pria itu, sambil menggerling nakal.
Wanita itu terkekeh pelan. “Oh, sepertinya aku tidak bisa menahan rayuanmu lagi, sir.” pria tersebut tersenyum lebar. Sangat bahagia mendengar penuturan sang kekasih.
“Maaf, tapi kami buru-buru. Permisi.” pria itu berkata sambil tersenyum tipis terhadap para wartawan. Ia berjalan dengan tangan yang tak lepas dari pinggang si wanita.
Setelah masuk di dalam aula mereka segera duduk. Wanita itu menggeanggam tangan si pria. “Aku tidak tahu kau akan mengatakan hal itu di depan publik.”
“Memangnya ada apa? aku memang akan menikahimu.” ujar sang pria santai.
Wanita itu tersenyum manis. “Aku tahu, hanya saja aku sedikit terkejut kau mengatakannya di depan para wartawan.” wanita itu menengguk segelas wine.
Pria itu berdecak kesal. “Mengapa terkejut? bukankah mereka sudah tahu dari dulu bahwa aku mencintaimu dan hanya akan terus mencintaimu?!” wanita itu tertawa pelan. “Baiklah-baiklah, terserah kau saja.”
“Bukankah itu Anna?” tanya si wanita. Pria tersebut terdiam kaku. Matanya terus memperhatikan gera-gerik wanita itu. Bahkan sebelum kekasihnya menyadari keberadaannya.
“Ya, itu dia.” matanya terus menyorot tajam punggung wanita itu. Tidak terlepas sedikitpun.
“Bukankah kita harus menyapanya? aku dengar dia baru pulang dari Indonesia seminggu yang lalu.” Pria itu tersenyum sinis. Ia mengangguk dan menggandeng tangan sang kekasih menuju wanita itu. Wanita itu sendirian. Dia memakai gaun satin warna merah yang memperlihatkan punggung mulusnya.
“Hai Anna,”
Wanita itu berbalik. Dengan senyum tipis beserta lipstik merah menyala yang menghiasi bibir tebalnya. “Hai Selena,” ia menatap pria itu. “Hai, Luc.”
“How’s Indonesia? aku sudah lama tidak ke Bali.”
“Itu sangat baik. Kau harus pergi kesana bersama Lucas untuk bulan madu kalian. Aku dengar kalian akan menikah.” ujar wanita itu santai.
“Ah itu baru rencana, Ann. Jay juga belum melamarku.” dengan tersipu malu wanita itu berkata. Jay hanya diam memperhatikan interaksi sang kekasih dengan Anna—wanita itu. Tidak, lebih tepatnya Jay hanya memperhatikan Anna. Anna yang merasa terus diperhatikan oleh mata tajam Jay segera memalingkan wajah.
“Sepertinya aku lapar. Aku tinggal dulu. Permisi.” Anna segera melenggang pergi. Tak tahan dengan mata pria itu yang terus menyorot tajam kepadanya. Ia mengambil sepotong puding buah dan segera mencari tempat untuk duduk. Gosh, hal terakhir yang Anna harapkan di pesta ini adalah bertemu pria itu. Ia sendiri kesini karena Robby, temannya mendadak sakit. Ia tidak tahu Robby benar-benar sakit atau hanya pura-pura sakit.
![](https://img.wattpad.com/cover/289017479-288-k561360.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Side Of New York | #1
RomanceMature Story 🔞 "𝐇𝐞𝐥𝐥𝐨, 𝐍𝐞𝐰 𝐘𝐨𝐫𝐤. 𝐈'𝐦 𝐲𝐨𝐮𝐫 𝐦𝐢𝐝𝐝𝐥𝐞 𝐟𝐫𝐨𝐦 𝐲𝐨𝐮𝐫 𝐛𝐫𝐢𝐠𝐡𝐭𝐧𝐞𝐬𝐬 𝐚𝐧𝐝 𝐝𝐚𝐫𝐤𝐧𝐞𝐬𝐬 𝐬𝐢𝐝𝐞." -A.S.