Bab 8 - Mansion

511 26 2
                                    

Playlist Good 4 U - Olivia Rodrigo.

Kamar tidur Anna terlihat kacau pagi ini. Gaun kotor bekas semalam yang tergeletak berantakan di lantai, sepatu yang ditaruh asal, tissu dan kapas yang berserakan di meja rias dan lantai. Sedikit bercerita tentang pesta semalam, Robby benar-benar menghilang bagai ditelan bumi. Pria sialan itu hanya mengirim pesan bahwa ia sudah pulang lebih dulu dengan menggandeng prai tampan dan kaya.Hal itu membuat Anna harus menghubungi supirnya dan pulang sendirian. Baik, ingatkan Anna untuk tidak lagi terpengaruh oleh ajakan Robby.

Dering alarm membangunkan Anna yang masih terlelap. Tanpa membuka mata, ia mematikan alarm dan kembali tidur. Ia terlalu lelah. Semalam sehabis pesta, ia melanjutkan kegiatannya dengan menonton series netflix kesukaannya. Ini hal yang tidak normal dilakukan oleh wanita dewasa berumur 26 tahun yang memimpin sebuah perusahaan besar. Tapi toh, Anna tidak peduli. Dia butuh hiburan ditengah banyaknya keruwetan hidup.

Ponselnya kembali berbunyi. Bukan alarm, melainan sebuah panggilan masuk. Anna menggeliat malas sebelum membuka selimutnya dan mengambil ponsel di meja. Matanya menatap ngeri meihat siapa yang menghubunginya pagi-pagi. Anna berdeham sejenak sebelum mengangkatnya.

"Ha—"

"ANNA SHEELER!"

Anna memejamkan matanya kaget. Ia reflek menjauhkan ponselnya dari telinga.

"Hei, mom." ujar Anna santai, seakan tidak tau apa yang akan terjadi. Padahal dadanya sudah bergemuruh dan perutnya mendadak mulas.

"Hei mom?! setelah apa yang kau lakukan padaku, kau masih menganggapku ibumu?!" teriak wanita paruh baya itu disebrang sana.

Anna memutar bola mata jengah. Drama sudah dimulai saudara-saudara.

"Tentu saja kau masih ibuku. Daddy tidak mungin menikah lagi, kan?"

"KAU!"

"Mom, bisakah kau tidak marah-marah? aku baru pulang setelah dua tahun di Indonesia dan kau menyambutku dengan omelan."

"That's the point! setelah dua tahun kau di Indonesia dan kau tidak mengabariku bahwa kau sudah pulang!"

Anna meringis. Ia memang tidak mengabari siapapun tentang kepulangannya ke New York. Selain ayahnya. Dan Anna dapat menebak ibunya mengetahui ini dari berita di tv tentang kedatangannya semalam dengan Robby ke pesta Selena.

"Maafkan aku. Aku langsung bekerja begitu sampai."

"Serously, Anna? you are the CEO."

"You know me, mom."

"Aku tunggu kau di mansion hari ini." lalu panggilan pun tertutup. Anna menghela napas pasrah. Ia tidak punya pilihan selain mengikuti kemauan ibunya. Lagipula hari ini hari minggu, dan Anna tidak ada jadwal lain.

Anna pun bangkit dari ranjang tidurnya. Melepas gaun tidur dan pakaian dalam, lalu melangkah masuk kedalam kamar mandi. Ia menyalakan showernya dan mengatur suhu menjad hangat. Ditengah pancuran air yang mengalir, Anna meraih pergelangan tangannya sendiri dan melihat beberapa sayatan yang sudah mulai mengering. Ia mengelus pelan sayatan itu.

Setelah dirasa cukup membersihkan diri, Anna mengambil bathrobe lalu keluar dari kamar mandi. Anna berjalan menuju closet kamar dan mulai memilih apa yang akan ia kenakan hari ini. Pilihannya jatuh pada jeans biru tua dan baju lengan panjang bergaris putih biru. Sangat simpel. Setelah memakai pakaiannya, Anna memakai kalung sebagai aksesoris tambahan. Anna mengambil kunci mobil diatas nakas, memakai flat shoes, membubuhkan lipstic pink nude kesukaannya, and she ready to go.

Namun saat ia hendak meraih gagang pintu, Anna teringat sesuatu. Lantas ia berbalik arah dan berjalan menuju ranjangnya berasal. Anna memperhatikan lekat benda di hadapannya dan langsung memeluknya erat.

Side Of New York | #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang