Bab 20.1 - Can we fix this?

118 10 0
                                    

Anna menghembuskan napas kasar. Ia sudah sangat lelah dengan ini. Dengan semuanya. Disini sudah terlalu berantakan dan Anna merasa tidak sanggup untuk membereskannya. Lucas tidak tahu bahwa dampak dari kesalahpahaman ini sangat fatal bagi Anna. Lucas tidak mengerti....

"Apa pembelaanmu?" Ujar Anna setelahnya. Baiklah ia akan mendengarkan Lucas walau apapun penjelasan pria itu tidak akan berpengaruh banyak terhadap dirinya.

Lucas tersenyum tips. "Tidak ada."

"Right." Bisik Anna. Ia menegakkan punggung lalu berdiri. "Baiklah kita berdua sudah selesai. Bahkan setelah penjelasan dan klafirifikasimu pun...tidak banyak membantu." Anna membuka pintu dengan lebar.

"Silahkan."

Lucas mengadahkan pandangan menatap manik mata wanita itu. Perlahan bangkit dari sofa yang dia duduki lalu berhenti tepat di hadapan Anna. Lantas Anna membuang wajah, tidak ingin membalas tatapan pria dihadapannya. Detik selanjutnya dia tersentak kaget kala melihat Lucas jatuh bersimpuh di depannya. Lucas menundukkan kepala.

"Aku minta maaf." Ujar Lucas pelan. Dengan suara sedikit gemetar ditelinga Anna.

Anna mendengus jenuh. "Sudahlah, bangun Luc."

"I'm so sorry..." Katanya lagi. Lucas terus mengulangi kalimat itu hingga kali ketiga saat Anna berkata.

"Aku sudah memaafkanmu." Ujar Anna pelan. Mungkin hampir tidak terdengar jika saja Lucas tidak mempunyai indra pendengaran yang tajam.

Lalu didetik selanjutnya Anna kembali tersentak ketika dia merasakan lingkup pinggangnya menghangat seperti seseorang yang tengah memeluknya. Dan benar saja saat dirinya kembali meluruskan pandangan kebawah, Lucas terlihat sedang memeluk pinggangnya sambil tetap bersimpuh. Wajah pria itu sejajar dengan perutnya. Menghantarkan gelenyar aneh yang membuatnya terpaku. Lalu ia merasakan basah di sekitaran perutnya.

"Luc..." Anna menyentuh kedua bahu Lucas, berniat ingin membuat pria itu berdiri namun Lucas bergegas menggeleng, menandakan dia tidak mau.

"I am sorry if i hurt you, Anna. I'm really sorry. Semua penyebab kekacauan ini karena diriku. You are gone because of me. You are bleeding because of me and i didn't know that." Bisik Lucas. Suaranya lirih dan terpendam karena dia memeluk perut Anna sangat erat seakan takut kehilangan.

"Luc..."

"Aku sangat egois bukan, Ann? Aku buta selama ini untuk tidak melihat bahwa kau juga terluka. A-aku tidak tahu bahwa kau tersakiti separah ini. I'm a fool man, didn't i?" Lucas terus berbisik. Tidak memberikan kesempatan Anna untuk berbicara. Dan Anna rasa, dia pun tidak ingin menjawab sepatah kata pun. Anna rasa sepertinya dia butuh Lucas yang seperti ini. Anna butuh Lucas yang menyadari bahwa Lucas pun menyakiti Anna, bahkan lebih parah dari Anna menyakiti pria itu. Anna itu hancur sekarang. Bahkan untuk dirangkai kembali kepingannya pun sudah tidak bisa dan Anna pun tidak ingin kembali disusun oleh siapa pun.

"Aku harus apa untuk memperbaiki ini semua? Katakan Anna apa yang harus aku lakukan? Kau mau aku melakukan apa? Ini sangat menyakitiku saat sadar bahwa kau terluka karena aku."

Anna memejamkan mata sejanak. Menarik napas panjang lalu dihembuskan. Memikirkan apakah langkah selanjutnya akan ia sesali nantinya? Apakah jawaban yang akan ia berikan merupakan keputusan terbaik untuk mereka berdua?

"Luc..." Anna memanggil. Ia mendorong pundak Lucas pelan, bermaksud untuk menjauhkan wajah pria itu dari perutnya. Dan yang ia lihat adalah wajah sendu dan mata yang merah sehabis menangis. Tatapan pria itu kepadanya terlihat berisikan rasa sakit dan juga penyesalan. Dan untuk hal itu, Anna merasa tidak nyaman melihatnya.

Apakah Anna masih mencintai Lucas?

Anna tidak tahu pasti jawabannya Karena yang ia tahu pasti untuk keadaan mereka saat ini adalah...

"Aku tidak bisa, Luc." Jawabnya. Ia menyusuri wajah Lucas dengan jari jemarinya. Beberapa garis halus mulai menghiasi wajah tampan pria itu. Wajah yang dulu sangat ia gemari. Wajah yang dulu tidak pernah bosan ia pandangi. Namun sekarang ketika melihatnya hanya ada rasa sakit yang timbul. Tidak ada letupan kebahagiaan seperti yang dulu ia rasakan. Karena hanya ada sesak di dada yang terasa.

Namun walaupun begitu Anna tersenyum kecil dan sendu lalu kembali melanjutkan. "Saat ini kita sudah terlalu hancur untuk diperbaiki. Aku rasa sekalipun kau orangnya, tidak bisa menyembuhkan keadaan sekarang. Aku ingin bebas, Lucas. Bebas dari rasa sakit yang saat ini membelengguku. Aku ingin sembuh. Dan kau bukan obatnya."

*****
To Be Continue




Side Of New York | #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang