Waiting - 21

208 25 2
                                    

Siwon POV

Sudah dua hari ini sikap Yoona berubah drastis, entah karena efek samping dari kehamilan nya entah karena ia memang sudah berubah, akhir-akhir ini Yoona lebih sensitif, ia bahkan tidak bicara dengan ku jika aku tidak memulai nya lebih dulu.

Ne, saat ini Yoona tengah mengandung, usianya baru satu minggu. Mungkin karena dia tengah hamil maka dari itu sikap nya berubah dari biasanya.

Apalagi sekarang Darren jarang pulang, ia lebih sering bersama aboeji.

Apa aku salah telah menjadikan Yuri sebagai sekretaris ku? Lagi pula dia sudah menjadi bagian dari keluarga ku, tidak mungkin aku menolak nya bekerja, walaupun dia pernah berbuat kesalahan tetapi itu tidak membuat aku harus membencinya, bukankah Yoona sendiri yang pernah mengatakan padaku, jangan pernah membenci orang yang benar-benar ingin berubah menjadi lebih baik, dan bagiku Yuri memang sudah berubah.

Pagi ini sebelum pergi ke kantor, aku menghampiri Yoona yang sedang memasak di dapur, aku memeluk nya dari belakang.

"Sayang, maaf jika oppa pernah membuat mu kesal, jangan mendiami oppa seperti ini lagi" bisik ku dan dia hanya diam. "Maafkan oppa sayang,,"

Aku merasakan tubuh nya mulai bergerak, ternyata ia memutar tubuh nya ke belakang dan menghadap ke arah ku.

"Memangnya kesalahan apa yang oppa buat sehingga oppa harus meminta maaf padaku, hm?" tanya nya dan aku menggenggam kedua tangan nya.

"Masalah Yuri, maaf jika oppa sudah meminta nya untuk menemani mu, oppa janji ini tidak akan terulang lagi"

"Oppa, kamu percaya padaku jika aku mengatakan sesuatu?"

"Apa itu sayang?"

"Yuri bukan wanita yang baik oppa, dia tidak serius untuk berubah, dia hanya berpura-pura"

Mendengar hal itu seketika membuat ku terdiam dan spontan melepaskan tangan Yoona.

Aku tidak membela Yuri, hanya saja aku merasa ada yang aneh dengan Yoona, mengapa dia menjadi wanita pendendam seperti ini? Dia benar-benar bukan Yoona yang aku kenal.

"Dia sengaja baik di depan mu agar kamu mau mengasihani nya oppa" lanjut nya.

"Yoona, apa kehamilan mu ini membuat kamu harus menjadi wanita pendendam? Bukankah Yuri dan eomma nya sudah meminta maaf padamu atas kesalahan yang telah mereka lakukan? Bukankah dulu kamu sendiri yang pernah mengatakan pada oppa, jika seseorang benar-benar tulus ingin berubah menjadi yang lebih baik maka kita harus memaafkan nya, lalu mengapa kamu malah menjadi seperti ini"

"Oppa, itu memang benar, tetapi sekarang ceritanya berbeda, Yuri dan eomma nya tidak tulus untuk berubah, mereka masih saja licik"

"Oppa kecewa Yoong, mengapa pikiran mu sangat kotor, Yuri adalah saudara tiri mu, mengapa kamu malah menuduh nya seperti itu?"

"Kamu tidak percaya padaku, oppa?" tanya nya dengan nada rendah, dan aku terdiam, aku tidak tahu harus percaya atau tidak. Lagi pula setelah aku lihat-lihat, Yuri memang sudah berubah, dia bahkan rela menemani Yoona semalam.

"Baik jika kamu tidak percaya padaku, tetapi setidaknya kamu harus berjaga jarak dengan nya, aku hanya takut kamu tergoda oleh nya"

Aku menatap Yoona dengan kesal, bagaimana mungkin aku akan tergoda oleh saudara tiri nya sendiri?

"Jangan kekanak-kanakan, jangan pernah samakan oppa dengan pria lainya"

"Sekarang kamu mengatakan tidak, tetapi bagaimana jika kedepannya---"

"Oppa sudah telat ke kantor, kamu jangan lupa makan siang" aku sengaja memotong ucapan Yoona dan langsung meninggalkan nya, kepala ku terasa panas jika Yoona terus berpikiran negatif padaku.

WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang