[32] Probity Night

490 160 96
                                    

●●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●●●

Dua orang satpam tengah bergantian berjaga di gedung Pengadilan Keagungan Tanah Merah menggunakan kursi terbang mengelilingi setiap sudut gedung mulai dari bagian atas, bawah, depan dan belakang.

Namun salah satu satpam berdiri dari kursinya saat ia melihat begitu banyak kerumunan yang berjalan menuju gedung tersebut. Ia pun menghidupkan alarm di setiap pagar menggunakan drone kecil yang mengeluarkan suara.

Dari atap gedung di tembakan cahaya biru yang kemudian meledak di udara menutupi gedung pengadilan dengan hologram biru muda tembus pandang sebagai perisai pelindungi menjaga gedung dari bahaya dan amuk massa.

Sementara kerumunan terus mendekat tanpa takut, bahkan saat para polisi berjaga di depan pengadilan mereka tetap maju bersama-sama.

Malam itu semua warga tak hanya warga Alnizer melainkan seluruh kota di tanah merah itu bergerak ke tengah kota mereka, melaksanakan protes dan penghormatan secara simbolis kepada Olympus karena kecurangan yang di lakukan oleh pemerintah hingga memberatkan hukumannya menjadi 500 hari.

Tepat di garis batas para polisi memasang palang yang dialiri listrik guna menjaga massa tidak menerobos masuk.

Amorea merupakan kaki tangan Gela dan Gaib pun berdiri di atas piringan terbang dan berbicara lewat alat pengeras suara di telinganya.

"Di tempat ini, keadilan adalah junjungan tertinggi di negara ini. Tapi keadilan ini, apakah tetap hidup? Mengapa mereka bisa di sebut hidup di saat para pencuri membeli racun untuk mematikannya?" Amorea meninggikan piringan terbangnya.

"Mars punya putera puteri terbaik bangsa, masa depan tanah merah ada di telapak tangan insan hebat negeri ini. Tapi apa yang kita harapkan saat bibit terbaik kita, dimatikan, dihancurkan dan dilemparkan kebohongan bertubi-tubi? Seperti menuang pestisida di atas ladang sendiri." Ujar Amorea mencoba membangkitkan semangat para massa yang berkumpul meski pun di tengah gelap malam.

Jep! Para polisi dan penjaga di luar mau pun di dalam gedung kebingungan saat lampu di Gedung Pengadilan tiba-tiba saja mati dan tidak berfungsi.

Amorea menatap ke arah gedung dan menunjukkanya lurus, "malam ini, keadilan sudah mati." Suara gemuruh dan beberapa tepuk tangan terdengar.

"Bukan hanya Alnizer yang bergerak malam ini, tetapi Mandala, Lekontunus, Sonawira dan juga Kalderania, membuktikan bahwa kami tidak akan dibodohi oleh kejahatan, tidak takut pada kecurangan dan kami tidak takut dengan kematian!"

Semua orang bersorak sorai dan mengepalkan tangannya di udara. Kanan dan kiri Amorea dan gedung-gedung lain di setiap sudut kota menyiarkan keadaan empat kota lain yang sedang melakukan hal yang sama di setiap kotanya.

Kota Mandala yang di pimpin oleh Kyku dan Edgar berkumpul di dekat sumber mata air mereka yang di sebut The Lake of Hope, dengan kehadiran penjaga mereka yaitu Phoenix, The Gratefull Bird.

[3] Olympus : The Last Chance (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang