[13] Under The Rain

517 168 74
                                    

●●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●●●

Nanna melepas masker dan sarung tangannya. Ini adalah kali pertama ia melakukan operasi di luar tempat kerjanya, yaitu di Kalderania. Para dokter di Kalderania banyak meregang nyawa karena sebagian besar dokter di kota itu ada di Gedung Rahasia dan mereka tewas setelah peluncuran misil beberapa bulan lalu.

Dan berakhirlah Nanna harus melakukan operasi di kota ini, meskipun baru mengenal beberapa jam namun rekannya di ruang operasi sangat koperatif dan saling mengerti satu sama lain sehingga operasi bisa berjalan dengan lancar.

Pukul 3 sore dan Nanna harus pulang sebelum malam karena hujan deras bisa saja menghambat perjalanannya. Setelah berpamitan dengan rekan kerjanya kini Nanna menuju ke kota Alnizer, namun baju saja hendak meninggalkan rumah sakit mobil cepatnya mati kehabisan daya.

"Oh, ya bagus Nanna Immelda. Kau lupa mengisi daya mobilmu." Ujar Nanna sambil menuruni mobilnya yang mati total, ia mengecek bagian belakang mobilnya untuk mencari pengisi baterai dan kabel yang di gunakan untuk mengisi daya mobil.

Namun nihil, tak ada di dalam sana. "Sial, tertinggal di rumah sakit Demos." Ujarnya frustasi, sambil di guyur hujan Nanna mencari ponselnya untuk mencari bantuan.

Saat hendak menelfon, air hujan di atas kepala Nana tiba-tiba terhalang sesuatu. Sebuah payung tembus pandang menghalangi air hujan yang jatuh di atas kepala Nanna, sosok pria tinggi dengan badan tegap itu memegangi payung sambil menatap penuh tanya ke arah Nanna.

"Senang sekali basah-basahan di bawah hujan." Ujar Pria itu sambil menyodorkan payung kepada Nanna. Siapa lagi jika bukan sosok Mate Siem yang selalu ada saja saat Nana punya kesulitan.

Nanna mengenggam payung itu sambil terkekeh. "Dayanya habis, dan aku lupa membawa pengisi dayanya. Sepertinya lengkap sudah penderitaanku hari ini." Ujar Nana sambil memukul mobilnya pelan.

Meskipun Nanna adalah sosok yang nyaris tapi ia tetap punya satu kekurangan yaitu pelupa, persis seperti Jane. Mate menatap langit yang semakin tidak bersahabat.

"Kau ingin pulang ke Alnizer?" Tanya Mate yang di jawab anggukan oleh Nanna. "Kusarankan lebih baik untuk tinggal di sini semalam, badai petir akan datang dalam waktu dekat. Jika ingin mengisi daya pun akan sulit, lalu kereta cepat juga pasti berhenti. Jika kau mau kau bisa menginap di rumahku dan Jhane." Usul Mate.

Nanna menatap pria itu beberapa saat sebelum akhirnya menyadari bahwa tawaran itu cukup membuatnya termenung. Tapi memikirkan resiko dari badai petir di Mars yang sulit untuk di prediksi, maka masuk akal dengan tawaran Mate untuk tinggal.

"Baiklah."

***

Jhake dan Jhane tengah bermain adu kemistri dengan dua orang kembar sepasang yang sama seperti keduanya, Gea dan Geo.

"Aku dan Geo kembar selama 16 tahun. Kemistri kami pastilah luar biasa." Ujar Gea menyombongkan dirinya.

Jhane mengerutkan dahinya. "Lantas kau pikir aku dan Jhake tidak kembar selama 16 tahun? Kami bahkan sudah 17 tahun!" Ujar Jane tidak terima.

[3] Olympus : The Last Chance (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang