[8] Hari Pertama di Penjara

595 179 124
                                    

●●●

Olympus menatap pakaian di depannya, berwarna oren dengan nomor di bagian dadanya. Baju yang akan dia kenakan selama di penjara benar-benar membuatnya berat, sialnya nomor di pakaiannya bertuliskan 0812 yang di mana itu adalah tanggal lahirnya yaitu 8 Desember.

Di atas meja terlihat sebuah layar bertuliskan jadwal-jadwal selama di penjara, dahi Olympus menyempit melihat tulisan di jadwal tersebut.

"Sekolah? Sekolah di penjara? Luar biasa, seragam yang di gunakan adalah seragam narapidana." Ujar Olympus sambil berjalan ke arah kamar mandi.

Ia mengganti pakaiannya dan keluar dari kamar mandi, ia menatap dirinya yang sudah tidak lagi bisa berpikir tentang bagaimana hidupnya selama di penjara. Meski para sipir mengatakan ini seperti asrama, penjara tetap lah penjara dan tidak akan berubah meski penyebutannya berbeda-beda.

Setelah selesai berganti pakaian, Olympus di bawa ke ruang makan, di sana terlihatlah bagaimana kehidupan penjara anak. Di sisi kanan terlihat mereka yang sepertinya tidak berkubu, berbaur dengan siapa saja sedangkan sisi kiri terlihat mereka yang duduk berkelompok.

"Bertemanlah dengan siapa saja." Ujar penjaga dan kemudian meninggalkan Olympus sendiri.

Pria bermarga Park itu mencoba beradaptasi dengan lingkungan baru ini, mengambil makanan sendiri dengan porsi yang sudah di sesuaikan. Kentang rebus yang di bagi menjadi dua dan sayuran seadanya, dua lembar daging tipis dan air putih, itu menu yang Olympus dapatkan saat makan di penjara.

Saat hendak duduk, Olympus menemukan satu tempat kosong yang di sampingnya terdapat empat orang yang sedang berbincang satu sama lain.

Dengan santainya Olympus duduk dan memakan makanannya, pria yang duduk di sebelah Olympus menoleh sambil memainkan tusuk gigi di bibirnya.

"Hei, orang baru. Apa masalahmu?" Tanyanya dengan suara berat.

Olympus menoleh, rasanya ia sudah berlaku sewajar mungkin namun mengapa masih saja ada yang mengintrogasinya dan menganggap dirinya adalah ancaman. "Masalah?" Tanya Olympus yang tak paham maksud pertanyaan itu.

Seorang pria di depan pria tadi tertawa, "Dari wajahnya aku rasa ia mencuri." Ujarnya masih dengan tawa yang sama, teman-temannya ikut tertawa.

Pria berkacamata di ujung pun ikut meledek Olympus dari jauh, "Tapi dia tampan, aku rasa dia melecehkan anak gadis seperti Noel. Pria tampan selalu berhasil menjebak gadis-gadis. Berarti menjijikan sekali." Ujarnya yang di iyakan oleh teman-temannya.

Olympus kini paham maksud pertanyaan pria tadi, ia bertanya kejahatan apa yang ia lakukan sehingga membuat dirinya berada di dalam penjara ini. Melihat tawa pria-pria itu, rasanya mereka sedang merendahkan Olympus.

"Ku rasa dia benar-benar melecehkan perempuan. Hei, rendahan, tolong cucikan piringku setelah ini." Ujar pria berkacamata itu sambil tertawa.

Dengan tawa yang sama Olympus meletakkan sendoknya dan meminum airnya sambil melipat kedua tangannya, "Bukan, aku tidak melecehkan perempuan, atau memperkosa mereka, atau bahkan menghamili mereka. Rendah sekali." Jawabnya penuh penekanan.

Olympus pun menggeser makanannya agar lebih dekat dengan pria-pria itu, "Kalian tahu salah satu Juru Kunci meninggal dua minggu yang lalu, bukan? Sudah dengar?" Tanya Olympus.

Pria di sebelah Olympus itu melirik heran, "Tentu saja kami pun tahu, itu berita menghebohkan seluruh Mars." Jawabnya tidak senang.

"Ku dengar pembunuhnya seorang remaja, dan ia akan berada di Rutan Remaja setelah sidang putusan sementara. Akan tiba dalam waktu dekat." Ujar yang lain.

[3] Olympus : The Last Chance (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang