Selamat membaca!
"Yang.."
"Hm?"
"Kalau dalam waktu dekat ini aku ngelamar kamu, kamu siap ga?"
"Emang kamu udah yakin sama aku?"
"Yakin banget lah. Ngapain sih aku harus ragu lagi."
"Hm.. Aku sih siap aja, Tapi.. bukannya syarat dari papah kamu kita harus selesain kuliah kita dulu?"
"Itu urusan gampang. Nanti aku omongin lagi sama mama, papahku. Lagian kita cuma mau tunangan dulu yang."
"Yaudah, kalau gitu aku serahin semuanya ke mamah, papah kamu."
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
"Woy!! Bengong aja! Mikirin apa sih?"
"Dewi ih! Ngagetin aja sih!"
Dewi ketawa, "lagian lo malah cosplay jadi patung, mikirin apa sih? Ah, gue tau nih! Pasti lo lagi gugup karena hari ini, hari pertama lo kerja. Ya kan? Udah gak usah gugup santai aja. Daffa tuh orangnya santuy kok."
"Daffa siapa?"
Arleta dan Dewi langsung gelagapan ketika Chandra, Bayu, dan Sean tiba-tiba datang ke meja kantinnya.
"Oh, itu.. cowok yang lagi Deket sama Dewi. Dewi lagi curhat soal gebetannya ke aku. Ya kan Dew?"
Dewi ngangguk aja.
"Ohh.."
"Yaelah Chan, masih aja lo curiga sama cewek lo. Udah mau tunangan juga!" Sean.
"Gue cuma nanya doang elaah!"
"Oiyaa yang, nanti kayanya aku bakal pulang malem deh. Abis ngampus aku mau ke rumah, mau ngomong sama mama, papahku."
"Widiiih gercep nih boss!" Sahut Bayu.
"Takut di embat sama gue, makanya cepat di klaim duluan." Sahut Sean.
"Iyalah harus gercep. Kalau aja bokap gak ngasih syarat-syaratan, Arleta udah jadi bini gue sekarang terus kita udah punya 9 anak."
"Banyak banget buset! Lo kata Arleta kucing!" Bayu.
"Yang ih!"
Chandra cuma cengengesan sambil merangkul Arleta.
"Kamu nanti gak apa-apa kan di Apart sendirian?"
"Gak apa-apa kok. Kalau gitu, abis ini aku langsung pulang ya sama Dewi. Eh, gak langsung pulang sih. Aku mau hangout sebentar sama Dewi. Boleh kan?"
"Iya boleh sayangku. Tapi jangan malem-malem ya."
Arleta mengangguk.
'Maaf Chan aku udah bohong sama kamu. Tapi aku bohong karena ada alasannya. Aku berharap kamu gak marah sama aku.' batinnya.
🌿🌿🌿
Di Cafe, tempat Arleta kerja.
Daffa terus mengawasi Arleta yang tengah sibuk melayani para pelanggan. Sesekali ia juga ikut membantu para karyawan yang lain.
"Kembaliannya lima belas ribu ya kak, terimakasih sudah berkunjung ke Cafe kami."
Kedua sudut bibir Daffa menaik saat melihat Arleta tersenyum pada pelanggan tersebut. "Cantik." Gumamnya kecil.
"selamat malam, selamat datang di cafe kami. Silahkan kak mau pesan apa?"
Daffa terus memperhatikan setiap gerak gerik Arleta. Melihat semangat Arleta dan interaksinya dengan pelanggannya Membuatnya tak percaya dengan omongan Dewi tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Or Leave?
Fanfictionmenetap atau pergi? adalah dua pilihan yang sangat sulit untuk Arleta pilih. "Sorry, I hurt you but please don't leave me." Warning! •21+ •bahasa baku & non baku •Ada sedikit kata kasar🙏 •banyak typo bertebaran 🙏 Oktober 2021