Thirteen (SOL)

46 4 7
                                    

Selamat membaca!

Pagi harinya.

"Good morning, ganteng." Sapa Dewi saat Chandra sudah membuka matanya.

Chandra tersenyum mendapati Dewi yang masih di dalam dekapannya, sedang tersenyum menyapanya.

"Good morning, cantik." Balasnya dengan suara berat dan serak. Senyumnya melebar saat menatap tubuh polos Dewi yang kini penuh dengan tanda merah buatannya.

Semalam Dewi benar-benar membuatnya gila. Seks bersama Dewi adalah hal yang paling menakjubkan. Baru kali ini ia dapat merasakan hal seperti itu, Sebelumnya ia tak pernah mendapati rasa takjub itu jika melakukan seks dengan wanita lain, termasuk mantannya sendiri.

"Sedang memikirkan apa sayang?"

"Sedang memikirkan malam panas kita, semalam."

Dewi terkekeh mendengarnya, "ada apa sama malam panas kita?"

"Ya, cuma gak nyangka aja, ternyata seks dengan lo, gue dapat merasakan hal yang menakjubkan. Sebelumnya gue belum pernah mendapati hal se special itu dari cewek-cewek yang gue tidurin."

"Termasuk Mabel?"

Chandra bergumam.

Dewi tertawa menang, kemudian ia bangun dan terlepas dari dekapan Chandra.

"Ada satu hal lagi yang paling special. Yang semalam belum seberapa." Bisiknya.

"Apa?"

"Mau gue tunjukkin? Semalam lo gak izinin gue buat ngelawan, jadi rasanya hal menakjubkan yang lo bilang tadi gue rasa ada yang kurang."

"Oya? Kalau gitu tunjukkin ke gue sekarang. Gue mau liat." Kata Chandra, terdengar menantang.

Dewi tersenyum nakal, lalu menyibakkan selimutnya dan mulai merangkak ke atas tubuh Chandra. "With pleasure, my dear." Ucapnya dengan suara menggoda.

🌿🌿🌿

Arleta baru saja bangun dari tidurnya.

Matanya langsung membulat ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi.

"Astaga! Aku hampir telat!" Monolognya sambil berlari ke kamar mandi.

Setelah acara mandinya selesai, ia langsung memakai baju yang sudah ia siapkan dari semalam.

Saat lagi merias wajahnya, ia sempat menatap ranjangnya, tepatnya tempatnya Chandra.

'Ohiya, Chandra kemana ya? Semalam dia pulang kan? Kok dia gak bangunin aku sih?' batin Arleta, yang teringat keberadaan kekasihnya.

Arleta keluar dari kamarnya, tadinya ia pikir Chandra lagi ada di dapur atau di meja makan. Tapi setelah di lihat, ternyata engga ada.

"Chandra kemana? Apa semalam dia gak pulang? Atau dia udah jalan duluan ya?" Monolognya.

Sambil jalan keluar unit, Arleta mencoba hubungi Chandra.

Sedangkan di lain tempat,

Drrrttt dddrrtt

"enghhh aaahhh aaahh mmpphh" Dewi terus menggoyangkan pinggulnya dengan cara menaik turun.

"Ouuuhh dhhheew aahh kamuhh nikhhhamathh sayangghhh." Racau Chandra. Sambil mainin dua gundukkan milik Dewi yang ngegantung di depannya, sesekali ia memberi kecupan dan menyedotnya.

"Aahhh aahh mmpphh." Desah Dewi sambil ngedongakin kepalanya.

"enghhh sayangghhh."

"Aaahh fuck!"

Stay Or Leave?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang