chapter 11

143 20 3
                                    















































































°°°






Sebelum kecelakaan.

17.17 pm (KST)

"Ketua, apakah Kau mau pulang?" tanya Jaegum setelah melihat Seola yang baru saja tiba didapur bersih, lengkap dengan tas selempang yang bertengker disebelah bahunya.

Seola menolehkan kepalanya, "Argh. Iyah, Aku akan pulang. Badanku terasa tidak enak, tidak apa-apa kan?"

"Tidak apa-apa dong, Ketua." balas Jaegum. "mau Aku antar pulang?" tanyanya kemudian yang membuat Seola terdiam sebentar.

Bagaimana, ya? Boleh juga sih, Aku malas memesan taxi online.

Kepala Seola mengangguk setuju setelah berfikir tadi, "Boleh."

"Baiklah, ayo." ajak Jaegum cukup bersemangat, ia sampai merangkul bahu Seola saat berjalan keluar dari dapur bersih.

Jiryeon yang sedang mengelap piring pun sedikit berekspresi, wajahnya terlihat muram tapi samar.

"Pakai ini, Ketua." Jaegum memberikan helm pada Seola ketika mereka sudah berada diparkiran resto, tepat didepan motor Jaegum.

Seola tersenyum, ia pun langsung memakai helm itu.

"Argh, itu tak bisa dikunci. Aku lupa membeli helm baru," katanya sebari tersenyum malu ketika melihat Seola yang berusaha mengunci helm itu.

"Ouh. Yasudah tidak apa-apalah." balas Seola dengan santainya.

Jaegum sudah terduduk diatas motor,  kini giliran Seola yang akan menaiki motor itu.

"Hati-hati, Ketua." ujarnya dengan sangat perhatian.

"Ne," jawab Seola saat dirinya sudah terduduk pada jok penumpan motor itu. Kedua tangan Seola memegangi bahu Jaegum, ia takut terjatuh.

"Sudah?"

"Hmm,"

Brum!
Motor pun melaju, begitulah yang terdengar saat motor itu melaju.

Dijalan.

Keadaannya cukup stabil. Tak banyak kendaraan yang berkendara disana, sebab belum waktunya jam pulang kerja dan juga sekolah. Maka hanya bus biasa saja yang berlalu lalang, sisanya mobil dan motor.

Jaegum fokus berkendara, ia ingin Seola selamat sampai rumahnya.

Ditengah perjalanan Jaegum sedikit bercerita pada Seola, membuat yeoja itu harus mendekatkan kepalanya pada bahu Jaegum—sebab tak terlalu terdengar, karena angin yang berlawanan.

"Aku sangat senang waktu itu, tak terbayangkan jika Ketua ikut." ujar Jaegum dengan tatapan yang fokus kedepan, tapi sekali-kali melihat pada kaca spion motor untuk melihat sang ketua.

My Cold CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang