•
•
•
•
•
•
•
°°°
Yoongi duduk dihadapan gadis itu, seharusnya ia duduk di kursi kepala. Namun, karena ada sang appa jadi ia harus duduk dikursi itu. Eomma nya pula, mengapa harus pindah tempat duduk. Katanya tidak nyaman duduk disitu, alibi yang sangat basi.
Yoongi menelik gadis dan pria disampingnya itu. Siapa mereka?? Apakah salah satu kolega Appa? Ahh, entahlah.
Pria tua itu melepaskan kacamata yang ia pakai, menyimpannya diatas meja. Kini ia menatap wajah Yoongi dan gadis yang sedari tadi merundukkan pandangannya itu bergantian.
Cocok, semua sudah memasuki kriteria untuk menjadi menantu baru keluarga besar itu.
"Terimakasih atas kehadirannya, Kim Seokjin." Pria tua itu berucap, ia memulai percakapan yang sedari tadi sunyi.
Seokjin menganggukkan kepalanya perlahan lengkap dengan senyum diwajahnya itu. "Ah, tidak. Saya yang harusnya berterimakasih pada Bapak."
Pak Min tersenyum mendengar jawaban yang Seokjin lontarkan.
"Okei, to the point saja. Yoongi-a..." perkataan pak Min terhenti, matanya menatap serius kearah Yoongi yang sedari tadi merunduk.
Hal itu yang membuat pandangan Yoongi kini mengarah pada wajah samg appa yang terlihat serius itu.
"3 hari lagi, Kau akan menikah dengannya!" Lanjut pria tua itu terdengar tegas, ia menunjuk kearah gadis yang berada dihadapannya.
Yoongi kaget bukan main dengan perkataan yang terlontar dari mulut sang appa. Apa-apaan ini? Yoongi sudah besar, dia bisa cari wanita pendamping hidupnya sendiri bukan?
Perjodohan? Argh, kuno sekali."Mwo?!" Jawab Yoongi kaget, wajah datarnya itu berubah seketika. Matanya melihat bergantian kearah ibu dan ayahnya itu.
Gadis itu hanya terdiam sebari tangannya dipegang erat oleh sang kakak. Seokjin menyunggingkan senyumnya mendengar itu.
"Apakah perjodohan itu harus Aku terima, Oppa?" tanya Seola yang membuat Seokjin mengangguk setelah mendengar pertanyaannya itu.
"tapi..," Seokjin pun segera menutup mulut Seola dengan jari telunjuknya itu lalu gelengan kepala pun perlahan mulai tampak.
Yasudahlah, tak ada yang harus Seola perdebatkan lagi. Mungkin ini sudah menjadi takdir hidupnya.
Alasan yang sangat aneh dan tak masuk akal menurutnya.
Seokjin harus pergi ke luar negri untuk mengurusi pekerjaannya disana dan Dia meninggalkan Seola di Korea karena alasan tak bisa mengajaknya. Alasannya, karena di Korea Seola sudah memiliki pekerjaan dan karier yang bagus dan jika ditinggalkan akan sedikit disayangkan.
Seola pun pasrah.
Karena mengingat hanya Seokjin lah keluarga yang ia punya saat ini, hanya Seokjin.
Ia pun pergi menuju kamarnya untuk segera beristirahat dan bersiap untul memulai hari esok yang pasti akan sangat melelahkan.
Keesokkan harinya.
Yoongi terdiam melihat kearah layar laptop yang berada dihadapannya itu. Kemudian ia menutup laptopnya dengan kasar sebari menyenderkan punggungnya pada senderan kursi putar miliknya setelahnya. Menutup matanya sejenak, memikirkan apa yang sang appa katakan kemarin hari membuatnya tak fokus dalam bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold CEO
FanfictionGimana jadinya kalau Kau dijodohkan dengan seorang pria yang memiliki sifat dingin dan lumayan cuek? Mempunyai harta yang berlimpah, tetapi sifatnya seperti itu. Huft, Min Yoongi, seorang CEO perusahaan besar di Korea itu terpaksa menikahi gadis pil...