Bab 13 - Bukan rayuan gombal

148 12 0
                                    

Juan tak berkedip saat melihat Rani mengenakan kebaya modern berwarna silver berpayet yang menampilkan transparansi kulit langsatnya. Ditambah dengan padu padan kain batik dengan warna senada dan sepatu high heels transparan, yang menambah kesan seksi dan elegan.

“Yuk jalan?” ajak Rani yang sudah siap berangkat ke acara pernikahan Renata.

Sementara Juan masih belum beranjak karena terpukau dengan penampilan Rani.

Sepanjang perjalanan menuju tempat akad nikah akan dilaksanakan. Juan tak terlalu banyak bicara. Ia terlalu sibuk menenangkan hatinya yang terus bergemuruh karena kecantikan paripurna dari bidadari pujaan hatinya.

Untuk pertama kalinya Rani menggandeng tangan Juan. Tentu saja hal ini membuat Juan salah tingkah. Keduanya berjalan menuju gedung dan mulai menempati tempat duduk yang sudah disediakan.

“SAH!”

Akad telah terucap, kini Renata telah resmi menjadi seorang istri dari pria yang bernama Harris Melviano, seorang chief engineer di salah satu kilang minyak milik negara.

Tiba saatnya bagi mempelai wanita masuk ke ruangan akad dan menandatangani berkas – berkas serta meminta restu pada orang tua masing – masing pengantin.

Renata terlihat anggun saat memakai pakaian adat khas Betawi, sesuai asal daerah kelahirannya.

Melihat sahabatnya telah menikah, tanpa terasa Rani menitikkan air mata penuh haru. Ia tidak menyangka bahwa Renata telah lebih dulu menemukan belahan jiwanya.

“Selamat ya, Ren. Gue ikut bahagia karena sahabat Gue sudah nggak jomblo lagi. Semoga pernikahan Lo langgeng dan selalu dalam limpahan berkah dari Tuhan,” kata Rani ketika Renata menghampirinya.
Renata memeluk erat tubuh Rani.

“Thank’s ya Ran, Lo memang sahabat terbaik Gue,” pungkas Renata semakin mengeratkan pelukannya.

“Selamat ya Ren,” kata Juan menyalami Renata dan Suaminya.

“Thank you Juan. Lo buruan nyusul sama Rani. Jangan kelamaan,” ujar Renata memberikan kedipan sebelah mata sebagai kode buat Juan bahwa Ia menyetujui hubungannya dengan Rani.

Juan hanya nyengir tak menanggapi ucapan Renata. Ia terlalu malu untuk memberikan respon atas perkataan Renata.

Sementara Rani malah mencubit gemas lengan Renata yang sekarang telah menghampiri kerabatnya yang lain.

Sebuah persembahan tari Jaipong yang berasal dari Jawa barat, daerah asal ibunya Renata dan tari topeng yang berasal dari Jakarta, daerah asal Babe Dulloh pun di hadirkan untuk menghibur tamu undangan yang hadir.

Rani menikmati pesta dengan penuh suka cita. Ia mencicipi hidangan yang tersaji dengan hati senang. Sesekali Ia menawari Juan untuk mencoba berbagai macam kudapan, namun Juan tidak terlalu lapar malam ini. Melihat Rani yang terlihat begitu cantik saja, Ia sudah merasa kenyang.

“Kamu kelihatan bahagia banget, Ran. Aku senang melihatnya,” kata Juan sambil memperhatikan Rani yang duduk di sebelahnya.

“Aku bahagia banget karena sahabatku sudah menikah dan akan memulai kehidupan barunya sebagai seorang istri,” ucap Rani yang mimik wajahnya tiba – tiba berubah sedikit sendu.

“Kenapa tiba – tiba murung?” tanya Juan bingung.

“Aku hanya kepikiran, sepertinya Kami tidak akan sebebas dulu karena Renata harus mengutamakan Suaminya,” jawab Rani.

“Renata memang sudah menikah, Ran. Tapi bukan berarti persahabatan Kalian terputus kan?” ujar Juan.

“Bukan begitu maksudku,” pungkas Rani.

Jodoh Pilihan EyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang