Bab 12 - Balas dendam

168 10 0
                                    

Pak Gunawan dan Juan berlari ke arah suara dan mendapati kaca jendela di balkon sudah pecah. Mereka tak habis pikir, siapa orang iseng yang berani melakukan hal nekat seperti ini di kawasan yang cukup ketat pengamanannya.

“Sebaiknya Kita melaporkan kejadian ini kepada security, Om,” kata Juan kemudian pergi ke pos keamanan bersama Pak Gunawan.

“Tadi memang ada seorang laki – laki datang kesini, Pak. Ketika Saya tanya, katanya Dia kenal sama Mbak Rani. Makanya Saya biarkan Dia masuk,” ujar satpam yang bertugas.

“Kenal dengan Rani?” tanya Pak Gunawan penasaran.

“Bisa Kita lihat rekaman CCTV di area sekitar sini Pak?” tanya Juan kepada security.

“Boleh Pak. Sebentar Saya cek dulu,” jawab security sambil membuka file rekaman dan menunjukkannya pada Juan dan Pak Gunawan.

“Coba stop disini Pak,” kata Juan meminta security menghentikan video yang menunjukkan seorang laki – laki yang sedang mondar – mandir di sekitaran apartemen kemudian mengarahkan sebuah pistol ke arah unit apartemen Rani.

“Tolong perbesar gambarnya,” pinta Juan yang kemudian disetujui oleh security.

“Bagas?” kata Juan dan Pak Gunawan bersamaan.

“Ini nggak bisa dibiarkan, Om. Tindakan Bagas sudah benar – benar keterlaluan,” kata Juan mulai emosi.

“Kita laporkan saja ke kantor polisi. Om tidak mau kalau sampai Rani celaka hanya karena manusia brengsek itu,” kata Pak Gunawan dengan wajah merah padam.

“Pak, Kami minta salinan rekaman ini untuk bukti laporan di kantor polisi,” kata Juan sambil memberikan flashdisk kepada security dan menyalin videonya.

“Mari Saya antar untuk membuat laporan, Om,” kata Juan kemudian pergi menuju kantor polisi bersama Pak Gunawan.

Dalam perjalanan, baik Pak Gunawan maupun Juan tidak saling bicara. Mereka larut dalam pikiran masing – masing. Sesampainya di kantor polisi, Mereka langsung menuju ke ruang pengaduan dan membeberkan bukti – bukti yang Mereka dapatkan dari pos security.

“Baik Pak, Kami akan segera melakukan pengejaran terhadap pelaku,” kata komandan polisi yang kemudian mengerahkan tim buser untuk segera mengejar Bagas yang terakhir terpantau CCTV menuju ke arah Jawa Tengah melalui jalur darat.

Juan mengantar Pak Gunawan kembali ke apartemen. Rani dan Bu Widya tampak masih kebingungan dengan kejadian yang baru saja menimpa Mereka.

“Ada apa, Pah? Kenapa perginya lama sekali?” tanya Rani penasaran.

“Kamu tenang saja, polisi sedang melakukan pengejaran terhadap Bagas. Dia yang melakukan semua ini,” kata Pak Gunawan.

“Bagas?” kata Bu Widya.

“Iya tante. Sepertinya Dia sudah mengawasi Rani sejak kejadian kemarin dan baru mulai melancarkan aksinya tadi. Sepertinya Dia ingin balas dendam kepada Saya dan Rani,” jelas Juan.

“Bisa – bisanya Dia melakukan hal seperti itu. Padahal Dia yang jahat kepada Rani, tapi malah Dia yang ingin balas dendam,” kata Bu Widya.

“Namanya bocah kurang ajar, Mah. Syukur lah polisi sedang memburunya,” pungkas Pak Gunawan.

“Untung ada Mama Papa disini, kalau nggak, Rani pasti akan sangat ketakutan dan kebingungan,” ujar Rani.

“Makasih ya Juan, lagi – lagi Kamu ada disaat Aku butuh bantuan,” imbuh Rani.

***

Pagi itu apartemen Rani kedatangan beberapa polisi yang mengabarkan tentang Bagas yang telah tertangkap.

Jodoh Pilihan EyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang